Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan
Hal tersebut dapat dipastikan bahwa bukan saja proses dari pelayanan pegawai tata usaha yang bermasalah tetapi dari siswanya juga menghambat kinerja pegawai tata
usaha. Menjadikan pelayanan yang berkualitas SMK Bina Rahayu dapat
menerapkan kelima dimensi sebagai acuan untuk memberikan pelayanan secara tepat dan memuaskan.
Menurut penulis, pegawai tata usaha di SMK Bina Rahayu memerlukan kelima dimensi tersbut sebagai meningkatkan kinerja mereka dalam melayani
warga sekolah. Setiap instansi maupun lembaga pendidikan sakalipun menerapkan hal tersebut sebagai penilaianevaluasi atas kinerja yang pegawai tata usaha telah
lakukan. Sehingga dapat mengetahui kinerja yang masih buruk atau yang sudah baik.
Dengan adanya kelima dimensi tersebut diharapkan dapat membantu dalam melakukan pelayanan secara handal, tepat waktu, disiplin, meningkatkan
kemampuan dibidang ketatausahaan, dapat dipercaya, komunikasi yang baik dan fasilitas dan saran yang lengkap. Hal tersebut yang menjadikan harapan dan
kebutuhan dari konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan keinginan, dan memberikan kepuasan atas pelayanan yang baik. Kelima dimensi ini tidak dapat
terpisahkan dari pelayanan pegawai tata usaha di SMK Bina Rahayu karena sangat menunjang terlaksananya program keadministrasian.
Adapun alat ukur kualitas pelayanan di SMK Bina Rahayu Sawangan, Menurut Parasuraman mengemukakan lima dimensi kualitas jasa, dan penulis
menjabarkan sesuai dengan hasil observasi, wawancara, studi dokumen dan kuesioner.
Kelima dimensi
tersebut adalah
reliability kehandalan,
responsiveness daya tanggap, assurance jaminan, empathy empati dan tangibles bukti fisik, dijelaskan sebagai berikut:
8
8
Farida Jasfar, Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, hlm. 51