Analisis Pengendalian CCP Analisis kinerja perspektif pelanggan

kritis dan tindakan koreksi untuk mengatasi penyimpangan tersebut Pierson 1992. Berdasarkan hasil evaluasi, PT X telah melaksanakan HACCP dengan baik akan tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki sehingga kinerja HACCP pada PT X dapat lebih maksimal pelaksanaan. Konsep perbaikan kinerja HACCP pada PT X akan dijelaskan pada proses penyusunan target dan tindakan perbaikan.

4.2.3.2 Analisis Pengendalian CCP

Berdasarkan hasil analisis bahaya selama produksi tuna loin di PT X, ternyata tahapan yang menjadi CCP Critical Control Point adalah pada tahap penerimaan bahan baku. Pada tahapan penerimaan bahan baku yang menjadi bahaya potensial dan perlu dilakukan pengendalian di tahap selanjutnya yaitu bahaya meningkatnya kadar histamin pada daging ikan tuna. Pengecekan kadar histamin dilakukan pada tahap sortasi mutu setelah daging ikan didinginkan pada ruang chilling. Hal ini dikarenakan pada tahapan sortasi mutu akan ditentukan jenis produk yang akan dibuat berdasarkan kualitas daging. Pengujian histamin dilakukan pada tahapan sortasi mutu retouching. Hal ini dikarenakan untuk menghemat biaya pengujian dan juga agar hasil pengujian histamin masih sesuai dengan permintaan pelanggan buyer. PT X memiliki batas maksimal kandungan histamin pada proses retouching yaitu sebesar 10 ppm. Berikut ini akan dijelaskan pengendalian bahaya histamin pada PT X yang meliputi analisis evaluasi kadar histamin pada tahap retouching dan juga evaluasi suhu cold storage selama penyimpanan produk tuna loin. 1 Evaluasi kadar histamin pada tahap sortasi mutu retouching Histamin termasuk ke dalam bahaya keamanan pangan, karena itu ditetapkan suatu standar sebagai batas toleransi maksimum bagi histamin yang terkandung pada daging ikan. Pada tahap penerimaan bahan baku, kadar histamin yang diijinkan adalah sebesar 10 ppm, sedangkan uji histamin secara internal di PT X dilakukan dengan menggunakan histamine assay kit. Deskripsi data yang menggambarkan beberapa karakteristik kandungan histamin ikan tuna adalah data-data pengujian histamin produk tuna loin yang akan diekspor, dalam hal ini data-data yang digunakan bukanlah data pengujian histamin pada penerimaan bahan baku melainkan data-data pengujian tuna loin setelah proses sortasi mutu retouching. Pihak perusahaan tidak melakukan uji histamin pada tahap penerimaan bahan baku karena hasil pengecekan kadar histamin pada tahap akhir masih di bawah standar perusahaan yaitu 10 ppm, sehingga untuk menghemat biaya, pihak perusahaan tidak melakukan uji histamin di awal proses produksi. Data yang digunakan adalah data dalam kurun waktu Mei-Juli 2010 yang merupakan data evaluasi dan kurun waktu Agustus-September 2010 adalah data verifiksi yang dapat dilihat pada Tabel 10, sementara data kandungan histamin selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Nilai evaluasi dan verifikasi terhadap kemampuan dan stabilitas proses untuk menghasilkan bahan baku tuna dengan kadar histamin kurang dari 10 ppm ditunjukkan pada Tabel 10, sedangkan peta kontrolnya ditunjukkan pada Gambar 8 dan Gambar 9. Kadar histamin tuna loin pada tahap retouching selama bulan Mei sampai Juni 2010 yang dievaluasi memiliki nilai rata-rata proses 2,729 ppm dan nilai batas kontrol atas proses upper control limit -UCL 6,813 ppm yang berada di bawah nilai batas spesifik atas upper specific limit-USL yang ditentukan yaitu 10 ppm. Hal ini ditunjukkan juga oleh peta kontrol pada Gambar 8, dimana pada peta kontrol tersebut garis batas kontrol atas proses UCL dan garis rata-rata proses X-bar berada di bawah garis batas spesifikasi atas USL. Sedangkan data histamin tuna loin selama bulan Agustus-September 2010 memiliki nilai rata- rata proses 1,723 ppm dan nilai batas kontrol atas UCL 4,026 ppm yang berada di bawah batas spesifik atas USL yang ditentukan sebesar 10 ppm. Hal ini ditunjukkan juga oleh peta kontrol pada Gambar 9, dimana pada peta kontrol tersebut garis batas control atas proses UCL dan garis rata-rata proses X-bar berada di bawah garis batas spesifikasi atas USL. Tabel 10 Hasil perhitungan data evaluasi dan data hasil pemantauan verifikasi kadar histamin pada tahap sortasi mutu retouching di PT X No Keterangan Data Evaluasi Data Verifikasi 1 Jumlah data 89 31 2 Rata-rata 2,73 ppm 1,72 ppm 3 Standar deviasi 1,98 ppm 1,45 ppm 4 Nilai minimum 0,30 ppm 0,30 ppm 5 Nilai maksimum 8,70 ppm 6,00 ppm 6 Upper specific limit USL 10,0 ppm 10,0 ppm 7 Rata-rata proses X Bar 2,73 ppm 1,72 ppm 8 Standar deviasi maksimum proses S maks 2,72 ppm 1,54 ppm 9 Upper control limit UCL 6,81 ppm 4,03 ppm 10 Kapabilitas proses Cpm 0,89 1,79 11 Defect per million opportunities DPMO 175,62 50 12 Sigma 2,67 5,39 Gambar 8 Peta kontrol kadar histamin ikan tuna pada tahap retoucing selama bulan Mei-Juli 2010. Keterangan : Histamin USL UCL X-bar 2 4 6 8 10 12 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 histam in ppm Gambar 9 Peta kontrol kadar histamin ikan tuna pada tahap retouching selama kurun waktu Agustus-September 2010. Keterangan : Kondisi kadar histamin pada proses sortasi mutu retouching perusahaan masih sesuai dengan kondisi proses yang diharapkan oleh GMP pada HACCP perusahaan. Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa ada 2 data dari 89 data atau sekitar 2,247 kadar histamin pada daging tuna berada di antara garis UCL dan USL. Sedangkan berdasarkan Gambar 9, terdapat tiga data yang berada di atas garis UCL. Hal ini menunjukkan bahwa proses masih berada di batas kendali yang ditentukan. Batas atas USL untuk histamin pada sortasi mutu retouching PT X masih di bawah standar histamin yang ditentuka oleh US-FDA yaitu sebesar 20 ppm. Batasan kadar histamin yang sudah membahayakan kesehatan konsumen jika dikonsumsi adalah sebesar 50 ppm, Keer et al 2002. Nilai Defect per million opportunities DPMO proses saat evaluasi dan verifikasi sebesar 175,622 dan 50. Berarti pada satu juta kali produksi terdapat 175,622 dan 50 kemungkinan perusahaan menerima bahan baku ikan tuna yang kadar histaminnya melebihi kadar histamin 10 ppm. Berdasarkan nilai tersebut, pereduksian variasi proses penerimaan bahan baku harus segera dilakukan berdasarkan faktor-faktor penyebab masalah yang diidentifikasi agar perusahaan Histamin USL UCL X-bar 2 4 6 8 10 12 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 histam in ppm tidak mengalami kerugian baik masalah keamanaan pangan maupun finansial. Menurut Larson 2003 biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperbaiki sistem yang ada akan lebih efisien dibandingkan biaya yang dikeluarkan jika terdapat produk cacat. Dengan metode lean six sigma diharapkan perusahaan mendapatkan kapabilitas proses 6,0 sigma sehingga hanya terdapat 3,4 produk cacat per sejuta kali produksi. 2 Evaluasi suhu cold storage Hasil perhitungan data evaluasi diperoleh dari data rekaman record keeping pemeriksaan suhu tempat penyimpanan produk jadi cold storage ikan tuna selama bulan Mei-Juli 2010, sedangkan data verifikasinya antara bulan Agustus-September 2010. Data evaluasi dan verifikasi suhu cold storage penyimpanan produk tuna loin dapat dilihat pada Tabel 11. Grafik analisis suhu cold storage bulan Mei-Juli 2010 dapat dilihat pada Gambar 10, sedangkan grafik suhu cold storage bulan Agustus sampai September 2010 dapat dilihat pada Gambar 11. Tabel 11 Hasil perhitungan data evaluasi dan verifikasi suhu cold storage PT X No Keterangan Data Evaluasi Data Verifikasi 1 Jumlah data 88 51 2 Rata-rata -23,34 C -23,33 C 3 Standar deviasi 1,52 1,96 4 Nilai minimum -26,00 C -26,00 C 5 Nilai maksimum -20,00 C -20,00 C 6 Upper specific limit USL -21,00 C -21,00 C 7 Rata-rata proses X Bar -23,34 C -23,33 C 8 Standar deviasi maksimum proses S maks 0,79 0,87 9 Upper control limit UCL -24,52 C -22,02 C 10 Kapabilitas proses Cpm 0,99 0,89 11 Defect per million opportunities DPMO 62.130,5 154.268,2 12 Sigma 2,98 2,67 Berdasarkan hasil perhitungan data evaluasi pemeriksaan suhu cold storage selama bulan Mei sampai Juli 2010, memperlihatkan bahwa suhu cold storage memiliki rata-rata proses X-bar - 23,34 C dan nilai batas kontrol atas UCL -24,52 C, yang mana nilai tersebut berada di bawah nilai batas spesifik atas USL yang ditentukan yaitu sebesar -21 C. Hasil perhitungan data verifikasi suhu cold storage selama bulan Agustus sampai September 2010 memperlihatkan nilai rata-rata proses X-bar -23,33 C dan nilai batas kontrol atas UCL -22,02 C yang mana nilai tersebut juga berada di bawah nilai batas spesifik atas USL yang ditentukan yaitu sebesar -21 C. Hal ini menunjukan bahwa suhu cold storage pada bulan Mei sampai September 2010 masih berada pada batas kendali sehingga proses masih sesuai dengan batasan spesifik atas yang diinginkan yaitu sebesar -21 C. Grafik analisis suhu cold storage bulan Mei sampai Juli 2010 dapat dilihat pada Gambar 10, sedangkan grafik suhu cold storage bulan Agustus sampai September 2010 dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 10 Peta kontrol suhu cold storage selama bulan Mei-Juli 2010. Keterangan Suhu USL UCL X-bar ‐26 ‐25 ‐24 ‐23 ‐22 ‐21 ‐20 ‐19 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 Suhu C Gambar 11 Peta kontrol suhu cold storage selama bulan Agustus-September 2010 Berdasarkan Gambar 10, terdapat dua data yang melebihi batas kontrol atas UCL, dan ada 43 data atau sekitar 48,86 data suhu cold storage yang berada di antara garis USL dan UCL. Sedangkan berdasarkan Gambar 11, terdapat 2 data atau sekitar 3,92 data yang berada di atas garis kontrol atas UCL, dan ada sekitar 21 data atau sekitar 41,17 data yang berada di antara garis USL dan UCL. Hal ini menunjukkan bahwa proses penyimpanan beku selama bulan Agustus sampai September berada di luar kendali sehingga proses tidak mencapai suhu penyimpanan yang diinginkan yaitu -21 C. Bila banyak titik berada di luar batas kendali berarti disebabkan oleh variasi khusus pada proses, karena itu perusahaan harus segera melakukan tindakan perbaikan yang dapat menghilangkan penyebab khusus tersebut Breyfogle 2003. Nilai Cpm untuk data evaluasi suhu cold storage pada bulan Mei-Juli adalah 0,993; sedangkan nilai Cpm data verifikasi suhu cold storage pada bulan Agustus-September adalah 0,889. Rendahnya nilai Cpm sebanding dengan besarnya nilai DPMO proses yaitu 62.130,5 dan 154.268,2 yang artinya tiap satu juta kali kesempatan produksi berpeluang terjadi 62.130,5 dan 154.268,2 Keterangan : Suhu USL UCL X-bar ‐26 ‐25 ‐24 ‐23 ‐22 ‐21 ‐20 ‐19 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 Suhu C kemungkinan kegagalan proses yang tidak sesuai dengan batas kontrol suhu cold storage yaitu sebesar -21 C. Nilai sigma untuk pencapaian proses suhu cold storage selama bulan Mei-Juli adalah sebesar 2,98, sedangkan nilai sigma untuk proses suhu cold storage selama bulan Agustus-September adalah sebesar 2,67.

4.2.4 Analisis kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan