Kesimpulan Saran Analisis kinerja perusahaan tuna loin dengan pendekatan balanced scorecard untuk penyusunan strategi peningkatan keberhasilan haccp

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Analisis perusahaan tuna loin menggunakan konsep balanced scorecard digunakan sebagai dasar penyusunan strategi peningkatan keberhasilan implementasi HACCP, yang dapat memberikan gambaran solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan HACCP dalam bentuk perencanaan strategi yang mencakup aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan Hasil penyusunan dan pembobotan keempat perspektif balanced scorecard memperlihatkan bahwa sasaran strategis pada perspektif keuangan 33,33 adalah peningkatan profitabiltas 19,04 dan peningkatan penjualan 14,29 , sedangkan sasaran strategis pada perspektif pelanggan 19,44 adalah peningkatan kepuasan pelanggan 11,11 dan penguatan citra produk serta layanan 8,33 . Perspektif proses bisnis internal 27,78 memiliki satu sasaran strategis yaitu peningkatan kualitas produk 27,78 dengan dua indikator hasilnya yaitu implementasi HACCP 15,87 yang dibagi menjadi dua topik yaitu penilaian kelayakan dasar dan evaluasi HACCP, serta indikator hasil kedua yaitu pengendalian bahaya histamin pada produk tuna 11,91 . Sedangkan sasaran strategis pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 19,44 yaitu peningkatan kompetensi karyawan 9,72 dan peningkatan komitmen serta loyalitas 9,72 . Berdasarkan hasil pembobotan perspektif balanced scorecard memperlihatkan bahwa PT X lebih memprioritaskan strategi keuangan dibandingkan dengan strategi yang lainnya, sehingga pengembangan strategi peningkatan kinerja HACCP lebih diutamakan untuk memaksimalkan kinerja keuangannya.

5.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menganalisis kinerja perusahaan pengolahan tuna loin dengan pendekatan Total Performance Scorecard sehingga mampu menghubungkan scorecard perorangan dan scorecard perusahaan demi penyusunan perbaikan kinerja HACCP yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ababouch L. 2006. Detention and Rejections of Fish Seafood at Borders of Major Importing Countries. Food and Agriculture Organization. Italy. Anderson GC. 1992. Managing Performance Appraisal System. UK : Strathclyde Business School. Anthony AA, Banker RD, Kaplan RS, Young SM. 1997. Management Accounting, Prentice-Hall Inc, New Jersey. Arifin L. 2009. Akselerasi Ekspor Produk Perikanan Indonesia melalui Penerapan Standar. Prisiding PPI Standardisasi. Makasar. Arnold, SH Brown, WD.1998. Histamine? toxicity from fish products. Advances in Food Reserch 21 : 845-850. [BSN]. Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-4104.1-2006. Persyaratan Mutu dan Keamanan Pangan Tuna Loin Beku. Jakarta : Dewan Standarisasi Nasional. Bateman RC, Eldrige DB, Wade S Mowdy ED 1994. Copper chelation assay for histamine in tuna. Food Science 22 6 : 323-327. Beker DA. 1993. Application of modeling in HACCP plan development. Food Microbiology 25 : 251-261. Bernadine. 2004. Pentingnya penerapan balanced scorecard dalam proses strategis bisnis. Jurnal manajemen strategis. 4 : 14-21 Beulens JC, Jones W. 2003. Issue in demand for quality and trade. Montreal, Canada : International Aqricultural Trade Research Consortinum. Breyfogle FW. 2003. Implementing Six Sigma. New York : John Wiley Sons. [CAC] Codex Alimentarius Commission. 2003. Recommended International Code of Practice General Prinsiples of Food Hygiene Rev.4. Food and Agriculture Organization. Rome, Italy. [CDC] Center for Disease Kontrol and Prevention. 2007. Public health service USA Ilness-insiden. www.cdc.gov diseaseinfofoodborneinfection.htm 23 Januari 2011. Dahyar MA. 2009. Evaluasi Efektivitas pengendalian Resiko Bahaya Histamin pada Titik Kendali Kritis Critical Kontrol Point-CCP Proses Pengolahan Tuna Loin Beku dengan Metode Lean Six Sigma.[Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Periran. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. David FR. 2006. Manajemen Strategis : Konsep, Edisi kesepuluh. Jakarta: Indeks Pustaka. [Ditjen PPHP] Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. 2007. Peraturan No. PER. 011DJ P2HP2007 tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Jakarta : Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. [FDA] Food and Drug Association. 2001. Fish and Fisheries Products Hazards OASIS for Indonesia. http:www.fda.govoraoasisora_oasis_ref.html 29 Oktober 2010. [FDA] Food and Drug Association. 2009. Refusal Actions by FDA as Recorded in OASIS for Indonesia. http:www.fda.govoraoasisora_oasis_ref.html 29 April 2008. Gasperz V. 2002. Metode Analisis untuk Peningkatan Kualitas. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Gaspersz V. 2006. Lean Six Sigma. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Gilling S, Taylor EA, Kane K, Taylor JZ. 2001. Successful hazard analysis critical kontrol point implementation in the United Kingdom : understanding the barriers through the use of a behavioral adherence model. Food Protection, 64 5 : 710-715. Gumbus, A. dan Lyons, B. 2002. The balanced scorecard at Philips electronics strategic. Finance. Hendricks et.al. 2004. A Balanced Scorecard Approach to Enterprise Systems Performance Measurement. Kaplan RS, Norton DP. 2000. Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Penerjemah Peter R.Yossi. Erlangga: Jakarta. Kaplan, R.S. dan Norton, D.R. 2005. The balanced scoreccard : measures that drive performance. Harvard Business Review, 83 7 : 172-180. Kardarron. 2007. Gambar ikan tuna.www. landbigfish.com. 16 Maret 2010. Keer M, Lawicki P, Aguirre S, Rayner C. 2002. Effect of Storage Condition on Histamine Formation in Fresh and Canned Tuna. Werribee : Public Health Division of Victoria Government. Lehane L, Olley J. 2000. Histamine fish poisoning revisited. Food Microbiology 58 : 1-37. Malmi T. 2001. Balanced scorecard in finnish companies: A research note. Management Accounting Research 12 : 207–220 Martinsons, M., Davison, R., Tse, D. 2003. The balanced scorecard: a foundation for the strategic management of information systems. Decision Support Systems 25: 71–88. Martines T, Vera AM, Murcia MA. 2010. Improving the control of food production in catering establishment with particular reference to the safety of salads. Food Kontrol. 11: 437-445. Mattson, Beth, 1999. Executives learn how to keep score : Balanced Scorecard gets all employees focusing on vision. http:ianalliot.com. 12 Juli 2010. Mead PS, Slutsker L, Dietz V, et al. 2003. Centers for disease control and prevention, “food-related illness and death in the united states,” Emerging Infectious Diseases. 16 5 : 607-25. Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Ghalia Indonesia : Bogor. Mortimore S, Wallace C. 1995. HACCP : A Practical Approach. Chapman and Hall, London. Moskin J. 2004. Smoke. http:www.nytimes.com 23 September 2010. Mc Clelland DC. 1993. The Concept of Competence dalam Moeheriono, 2009, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Ghalia Indonesia. Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat: Jakarta O’Connor NG, Feng E. 2005. Using the balanced scorecard to manage intangible assets in a sino-foreign joint venture” Australiasn Accounting Review 15 2 : 22-29. Oliver AM. 2005. Structural equation modeling of paired-comparison and ranking data. American Phychological Association. University of Barcelona and Instituto de Empresa. 10 3 : 285-304. Pierson MD, Corlett DA. 1992. HACCP : Principle and Applications. Chapman and Hall Publ. New York. Panisello PJ, Quantick CQ. 2001. Technical barriers to hazard analysis critical control point HACCP. Food Control 12 : 165-173. [Pusbindiklatren] Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana. 2007. Kompetensi Tenaga Perencana Pemerinah dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah. http:www.bappenas.go.id [20 Februari 2010]. Rampersad KH. 2005. Total performance scorecard : the way to personal integrity and organizational effectiveness. Measuring Bussiness Excellence. 9 3 : 23. Rampersad KH. 2006. Total Performance Scorecard. Konsep Manajemen Baru Mencapai Kinerja dengan Integritas. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Riley LW, Remis RS, Helgerson SD, McGee HB, Wells JG, Davis BR, Hebert RJ, Olcott ES, Johnson LM, Hargrett NT,Blake PA, and Cohen ML. 1983. Hemorrhagic colitis associated with a rare Escherichia coli serotype. N Engl J Med 308 : 681–685. Rushdy AA, Stuart JM, Ward LR, Bruce J, Bailey JR. 1998. National outbreak of Salmonella senftenberg associated with infant food. Epidemiology Inspection 20 :120-125 Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I II. Jakarta : Bina Cipta. Snyder OP, Juneja VK. 2000. Hazard Appraisal HACCP Involvement of Regulation Bodies. In : Encyclopedia of Food Microbiology. Vol.2. Academic Press, London. Sumner J, Ross T, Ababouch L.2004. Application of Risk Assessment in the Fish Industry. Roma : Food and Agriculture Organization of The Unites Nation. Sugiono 1999. Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke-16. Penerbit Alfabeta : Bandung. Sperber WH. 2005. HACCP and transparency. Food Control 16: 505-509. Sperber WH. 2005. HACCP does not work from farm to table. Food Control 16 : 511-514. Tunggal W. 2001. Memahami Konsep Balanced Scorecard. Harvarindo : Jakarta. Thaheer H. 2005. Sistem Manajemen HACCP. Jakarta : Buku Aksara. Thompson JG. 2005 Revelance Regained, Total Quality Management and the Role of Management Accounting. Critical Perspektives On Accounting. Vol.5.2005, pp.259-267. Taylor SL, Guthertz L, Leatherwood M, Lieber ER. 1979. Histamine production by Klebsiella pneumoniae and an incident of scombroid fish poisoning. Enviromental Microbiology 37 : 274-278. Taylor E. 2000. HACCP in small companies : benefit or burdens? Food Kontrol 12 : 217-222. Umar .1997. Riset Sumberdaya Manusia dalam Ogranisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Wallace AC, Sperber W, Mortimore S. 2011. Food Safety for the 21 st Century : Managing HACCP and Food Safety Throughout the Global Supply Chain. Singapore : British Library. Widiastuti I. Analisis Mutu Ikan Tuna Selama Lepas Tangkap pada Perbedaan Preparasi dan Waktu Penyimpanan. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Instirut Pertanian Bogor. Worsfold D, Griffith CJ. 2003. Widening HACCP implementation in the catering industry. Food Service Technology 3 :113-122. [WHO] 1995. Application of risk analysis to food standards NACMCF National Advisory Committee on Microbiological issues. In : Report of the Joint FAOWHO Expert Consultation, Criteria for Foods, 1998. Hazard analysis and critical kontrol 13-17 March 1995. WHO, Geneva. [WHO] 1997. Office for the South East Asia Region, “Health situation in the South East Asia Region 1994-1997”, pp. 213-214. [WHO] 1999. Pan American Health Association, 13th Inter American meeting, at the ministerial level, on health and agriculture “Proposed Plan of Action of the Pan American Institute for Food Protection and Zoonoses INPPAZ, 2004-2005”, RIMSA 135, 17 March 2003, [hereafter “Proposed Plan of Action of INPPAZ ], 24 Oktober 2010. Yahya IK. 2010. Keterikatan Kinerja dan Kompetensi Berdasarkan Human Resource Scorecard dengan Keberhasilan Implementasi HACCP pada Proses Pengolahan Tuna Loin Beku Studi Kasus. [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Yoshinaga H, Shiomi K, Kikuchi T, Okozumi M. 1982. A pungent compound produce in the meat of frozen yellowfin tuna and marlin. Japanese society of Scientific fisheries 48 5 : 685-689. Lampiran 1 Kuesioner penyusunan kerangka balanced scorecard yang mengacu pada Rampersad 2006 ¾ Pertanyaan-Pertanyaan inti yang digunakan dalam menyusun misi dan visi organisasi 1. Apa visi masa depan PT X? 2. Apa yang ingin kita capai dalam jangka panjang? 3. Apa misi PT X? 4. Apa alasan keberadaan perusahaan ini? 5. Apa tujuan utama perusahaan ini didirikan? 6. Apa strategi jangka panjang yang ingin dikembangkan oleh perusahaan ini? 7. Siapa saja pemegang saham perusahaan ini? 8. Bagaimana rapat umum pemegang saham perusahaan ini? ¾ Sasaran strategi keempat perspektif balanced scorecard berdasarkan Kaplan dan Norton 2001, Mulyadi 2001, Rampersad 2006. Berikut ini adalah tolak ukur kinerja pada keempat perspektif balanced scorecard yang disesuaikan dengan kondisi pada PT X Perspektif Tolak Ukur kinerja Tujuan Strategis Tolak Ukur Kinerja Sesuai Tidak sesuai Keuangan Hasil keuangan yang baik dan kemungkinan perolehan keuntungan yang meningkat Memaksimalkan nilai pemegang saham Pertumbuha n penjualan √ Keuntungan lebih besar ROI √ Nilai pemegang saham Saham yang dibeli dalam hubungan dengan penjualan √ Pelanggan Pangsa dominan di pasar global Pangsa pasar lebih besar Pangsa pasar lebih besar √ Kepuasan pelanggan Tingkat kepuasan pelanggan yang meningkat dalam hal produk, jasa, dan karyawan Tingkat kepuasan pelanggan √ Pelayanan berkualitas tinggi Tingkat kepercayaan pelanggan yang Tingkat keluhan pelanggan √ tinggi terhadap produk yang kami berikan Tingkat kesetiaan pelanggan √ Penguatan citra produk dan layanan Tingkat pengenalan terhadap public yang lebih baik terhadap perusahaan Tingkat kepercayaan pelanggan √ Kualitas layanan √ Sistem informasi √ Internal Keamanan dalam memproduksi produk Tingkat keamanan dan kualitas produk yang meningkat Penggunaan sistem jaminan keamanan pangan √ Pengendalia n bahaya pada produk √ Pengetahuan dan Pembelajaran Lingkungan kerja yang termotivasi Peningkatan tingkat kepuasan karyawan Penilaian tingkat kepuasan kerja √ Daya saing berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan Peningkatan tingkat kompetensi karyawan Penilaian tingkat kompetensi karyawan √ Peningkatan tingkat komitmen serta loyalitas Penilaian tingkat retensi karyawan √ Lampiran 2 Penilaian Kelayakan Dasar No Aspek Yang Dinilai Dasar Hukum OK Mn My Sr Kr 1 Lay-out Design Arsitektur 1.1 Area perusahaan memadai untuk melakukan pekerjaan dalam kondisi saniter dan higienis KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 2 √ X X 1.2 Area perusahaan terdapat di daerah industri yang telah disetujui Idem √ X 1.3 Area bersih terpisah dari area kotor idem √ X X 1.4 Lay out dapat mencegah kontaminasi idem √ X X 2 Lokasi dan Lingkungan 2.1 Penyimpanan dan penanganan sampah, limbah dan peralatan sesuai persyaratan KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 9 √ X 2.2 Sistem pembuangan airsaluran sesuai persyaratan idem √ X 2.3 Kontrol untuk mencegah serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya tersedia KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 11 √ X 3 Ruang Penerimaan 3.1 Ruang penerimaan bersih dan mudah diperbaiki. KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 3 √ X 3.2 Lantai, dinding, langit-langit terbuat dari bahan yang mudah dibesihkan idem √ X 3.3 Tersedia cukup air bersih yang sesuai dengan ketentuan SK Menkes 90702 √ X 3.4 Saluran pembuangan tepat dan bersih KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 9 v X 3.5 Ruang penerimaan tertutup dari lingkungan luar KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 1.b √ X X 4 Ruang Penanganan dan Pengolahan

4.1 Lantai

4.1.1 Lantai terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan didesinfeksi KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 3 √ X X 4.1.2 Terbuat dari bahan yang kedap air, tidak beracun, tidak menyerap, tidak licin, tidak retak. KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 3 √ X X 4.1.3 Kemiringan lantai sesuai tidak menyebabkan lantai tergenang KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 3 √ X X

4.2 Dinding

4.2.1 Permukaan bagian dalam kedap air dan tidak menyerap KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 3 √ X 4.2.2 Permukaan dinding halus, tanpa retak, celah atau lubang serta mudah dibersihkan dan didesinfeksi idem √ X X X 4.2.3 Permukaan tahan lama dan kedap air idem √ X 4.2.4 Bebas dari penonjolan dan seluruh pipa dan kabel ditutup dengan baik idem √ X 4.2.5 Pertemuan antara lantai dan dinding serta dinding dan dinding mudah dibersihkan idem √ X X

4.3 Langit-langit Ceilings

4.3.1 Bebas dari retak dan celah KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 3 √ X X 4.3.2 Permukaannya halus dan mudah dicuci dan berwarna terang untuk menjamin kebersihannya idem √ X 4.3.3 Dirancang untuk mencegah akumulasi kotoran, mengurangi kondensasi dan pertumbuhan jamur dan pengelupasan. idem √ X X

4.4 Pintudoors

4.4.1 Terbuat dari bahan yang tahan lama, dan tahan korosi serta menutup secara otomatis KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 12 √ X X 4.4.2 Mudah dibersihkan dan dalam kondisi baik serta dilengkapi dengan alat pencegah lalat idem √ X X X 4.4.3 Lampu menggunakan pelindung dan aman √ X X

4.5 Ventilasiventilation

4.5.1 Ventilasi mencukupi KEP.01MEN 2007, BAB V, B, 3 √ X X X 4.5.2 Memungkinkan untuk menyaring uap air. idem √ X

4.6 Penerangan