mengharmonisasikan perbedaan nilai. Nilai rata-rata pada indikator ini di kelas eksperimen sebesar 87,63 sedangkan di kelas kontrol sebesar 81,63.
j. Karakterisasi characterization
– A5
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih
mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Dan Kemampuan mengendalikan perilaku
berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan sosial. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja
sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok.
70
Nilai rata-rata pada indikator ini di kelas eksperimen sebesar 79,6 sedangkan di kelas kontrol sebesar 71,4.
Hasil penilaian keterampilan berpikir kritis dan ranah afektif di kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di kelas kontrol sebab di kelas
eksperimen menggunakan Model Examples Non Examples dengan media kartu bergambar. Penerapan Model Examples Non Examples merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Model ini bertujuan mendorong peserta didik untuk belajar berpikir
kritis untuk memecahkan permasalahan-permsalahan yang mermuat dalam contoh- contoh gambar yang disajikan.
71
Penggunaan media gambar dirancang agar peserta
70
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h.54-56
71
M. Wakhid al Qodri, dkk. Penerapan Media Physicusic Dalam Model Exemples Non Exemples Untuk Meningkatkan Minat dan Pemahanan Konsep Pada Pembelajaran Hokum
Newton Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran. jurnal unnes: Semarang h. 65
didik dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar. Dengan demikian, model ini menekankan
pada konteks analisis peserta didik. Gambar yang digunakan dalam model ini dapat ditampilkan melalui OHP, atau yang paling sederhana.
Model pembelajaran Examples Non Examples berbantu media gambar dapat berjalan dengan baik. Beberapa kelebihan model pembelajaran ini yakni: 1 peserta
didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, 2 peserta didik lebih berani untuk mengemukakan pendapat, dan 3 menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar.
Model pembelajaran ceramah dan diskusi merupakan pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol. Model pembelajaran yang mengedepankan materi dari
guru yang menjelaskan materi dan diskusi ini cenderung monoton. Hal ini terlihat ketika proses diskusi berlangsung banyak peserta didik yang mengobrol dengan
teman yang lain. Kendala kedua adalah beberapa peserta didik tidak begitu memahami materi yang mereka diskusikan. Beberapa peserta didik yang paham dari
penjelasan pengajar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, namun bagi siswa yang kurang paham cenderung diam dan malu untuk bertanya. Usaha yang
dilakukan peneliti untuk mengatasi kendala-kendala tersebut yakni dengan memberikan arahan dan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing siswa agar ikut
aktif dalam pembelajaran.