5 Fiksi Ilmiah, yaitu film yang berhubungan dengan teknologi
dan kekuatan di luar jangkauan teknlogi masa kini yang artificial.
6 Horror, yaitu film yang berhubungan dengan dimensi
spiritual atau sisi gelap manusia. 7
Komedi, yaitu jenis film yang tujuannya menghibur dan memancing tawa penonton.
8 Kriminal dan Gangster, yaitu film yang berhubungan dengan
aksi-aksi kriinal dengan mengambil kisah kehidupan tokoh kriminal besar yang diinspirasi dari kisah nyata.
9 Musikal, yaitu film yang mengkombinasikan unsur musik,
lagu, tari dansa, serta gerak koreografi. 10
Petualangan, yaitu film yang berkisah tentang perjalanan, eksplorasi, atau ekspedisi ke suatu wilayah asing yang belum
pernah tersentuh. 11
Perang, yaitu film yang mengangkat tema ketakutan serta teroe
yang ditimbulkan
oleh aksi
perang dengan
memperlihatkan kegigihan, dan perjuangan. 12
Western, yaitu film dengan tema seputar konflik antara pihak baik dan jahat berisi aksi tembak-menembak, aksi berkuda,
dan aksi duel.
4. Unsur-Unsur Pembentuk Film
18
Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling
berinteraksi dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Unsur naratif adalah bahan materi yang akan diolah, berhubungan dengan
aspek cerita atau tema film, terdiri dari unsur-unsur seperti: tokoh, masalah, lokasi, dan waktu. Sedangkan unsur sinematik adalah cara
gaya untuk mengolahnya. Sementara unsur sinematik atau gaya sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film.
Unsur sinematik terdiri dari empat elemen pokok, yakni: a
Mise-en-scene, yaitu segala hal yang berada di depan kamera. b
Sinematografi, yaitu perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil.
c Editing, yakni transisi sebuah gambar shot ke gambar shot
lainnya. d
Suara, yakni segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran.
Film juga mengandung unsur-unsur dramatik. Unsur dramatik dalam istilah lain disebut dramaturgi, yakni unsur-unsur yang
dibutuhkan untuk melahirkan gerak dramatik pada cerita atau pada pikiran penontonnya, antara lain: konflik, suspense, curiosity, dan
surprise. Konflik merupakan suatu pertentangan yang terjadi dalam sebuah film misalnya, pertentangan antar tokoh. Suspense merupakan
18
Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008, cet. 1, h. 1-2.
ketegangan yang dapat menggiring penonton ikut berdebar menantikan adegan selanjutnya. Curiosity merupakan rasa ingin tahu atau penasaran
penonto terhadap jalannya cerita sehinga penonton terus mengikuti alur film sampai selesai. Surprise adalah kejutan. Kejutan ini biasanya
digunakan pada alur film yang sulit ditebak.
19
5. Struktur Film
20
Esensi dari struktur film terletak pada pengaturan berbagai unit cerita atau ide sedemikian rupasehingga mudah dipahami. Struktur
adalah blueprint; kerangka desain yang menyatukan berbagai unsur film dan merepresentasikan jalan pikiran dari pembuat film. Struktur
terdapat dalam semua bentuk karya seni. Pada film ia mengikat aksi action dan ide menjadi satu kesatuan yang utuh.
Struktur yang baik adalah struktur yang sederhana tapi penuh relief. Struktur yang sederhana berhubungan dengan kontinyuitas fisik,
yaitu: anak dilahirkan, hidup sebagai orang dewasa, kemudian mati. Ini mengandaikan adanya permulaan, pengembangan dan akhir. Variasi
dari urutan ini banyak sekali, misalnya suatu akhir dapat dijadikan permulaan dalam hal kilas balik flashback umpamanya.
19
Elizabeth Lutters, Kunci Sukses menulis Skenario, Jakarta: Grasindo.2004, cet. 3, h.100-103.
20
D.A. Peransi, FilmMediaSeni, Jakarta: FFTV-IKJ Press,2005, cet. 1, h. 8-16.
Penyusunan pikiran dan perasaan si seniman film ditentukan oleh faktor-faktor:
a. Keutuhan: Semua unsur dalam film mesti bertalian dengan
subyek utamanya, harus menjaga bagian dari keseluruhan. Arti dan maknanya ditentukan pertaliannya dengan keseluruhan karya.
b. Ketergabungan: Unsur atau unit yang satu harus memiliki
hubungan dengan unit atauunsur berikutnya, sedemikian rupa sehingga hubungan itu bukan saja logis akan tetapi juga hubungan
yang membangun. Ini berarti bahwa urutan unsur ini harus menunjukkan perkembangan yang menuju suatu kesimpulan.
Faktor ketergabungan ini tergantung lagi pada sebab, akibat dan kemungkinan.
c. Tekaan: Berhubungan dengan atau menentukan posisi dari unit-
unit pertama dan sampingan, hubungan yang satu terhadap yang lain. Tekanan menentukan juga proporsi dari unit-unit itu
sehingga menjadi jelas nilai dari berbagai unit tersebut. d.
Interes: Berhubungan dengan “isi” dari setiap unit. Pilihan ini yang tepat untuk menjadikan unit-unit itu saling berhubungan
dengan jalinan subordinat dan menjadfi suatu kesatuan karya yang utuh.