Analisis Makna Judul Film Biola Tak Berdawai
tidak pernah mengeluarkan kata-kata apapun. Ia hanya bergeming dan terus menundukkan kepalanya
. Sehingga ia diibaratkan seperti biola tak berdawai, tidak bisa dimainkan dan tidak
bisa menghasilkan atau mengeluarkan nada-nada atau bunyi yang indah.
3. Mitos
Film ini menegaskan mitos, bahwa manusia memerlukan komunikasi dalam kehidupan. Karena manusia adalah makhluk sosial,
baik itu komunikasi verbal maupun non verbal sangat dibutuhkan. Sama halnya dengan Biola Tak Berdawai, jika tidak bisa
dimainkan dan menghasilkan bunyi yang indah, biola tersebut tidak dapat dikatakan sebagai alat musik. Karena fungsi dari alat musik itu
salah satunya harus dapat menghasilkan nada-nada atau bunyi yang indah.
Biola merupakan salah satu jenis alat musik berdawai. Dawainya jika digesek akan menghasilkan nada-nada yang sangat indah. Namun,
bagaimana dengan biola yang tidak memiliki dawai?, tentunya biola tersebut tidak bisa dimainkan dan tidak bisa menghasilkan nada-nada
yang indah, bahkan bisa menjadi sampah. Biola tak berdawai ini hanya sebuah gambaran tentang peran yang dimainkan oleh Dewa, seorang
anak yang terlahir dengan kondisi tubuh yang tidak normal, jaringan otak yang rusak berat dan juga autisme. Jika kita bayangkan seorang
anak yang seperti ini, mungkin dibenak kita akan terpikir, buat apa anak ini diciptakan oleh Tuhan. Bukankah Tuhan menciptakan
Hamba-Nya agar bermanfaat untuk makhluk lainnya. Kalau seperti Dewa, apa manfaatnya?.
Masyarakat yang tinggal di pedalaman dan masih sangat tradisional, anak seperti Dewa ini bagi mereka adalah sebuah aib
keluarga karena menurut mereka hal ini merupakan kutukan dari sang Dewa atau Tuhan. Bahkan tidak jarang mereka yang mempunyai anak
atau keluarga seperti Dewa, kedua tangan dan kakinya di ikat dengan rantai agar ia tidak keluar rumah.
Semakin maju perkembangan teknologi dan informasi, semakin banyak orang-orang yang mendalami pengetahuan, khususnya tentang
ilmu kejiwaan. Hal ini untuk memecahkan masalah sebuah mitos yang sudah terlanjur melekat pada masyarakat. Kini, banyak bermunculan
dokter-dokter ahli jiwa, sekolah khusus anak-anak yang tidak normal yang disebut Sekolah Luar Biasa SLB, rumah terapi, dan masih
banyak lagi hal-hal yang menunjang perkembangan bagi anak-anak seperti Dewa.
Telah dijelaskan dalam Al- qur‟an surah Ali „Imron ayat 191:
ت سلا قلخ يف كفتي م ب ج ىلع اد عق م يق ها
ك ي ي لا لا ا ع قف ك حبساط با ه تقلخ م ب ض اا
Artinya: yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi seraya berkata:”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. Selain itu dijelaskan pula pada surah Al Anbiya‟ ayat 16:
يبعل يب م ض اا ء سلا قلخ م
Artinya: Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.
Inilah salah satu kuasa Allah SWT, menciptakan beraneka ragam makhluk hidup dan benda-benda lainnya. Setiap ciptaan-Nya tidak ada
yang sempurna, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing. Kelebihan yang dimiliki seseorang itu dapat menutupi
kekurangan orang lain, begitu pula sebaliknya. Allah menciptakan makhluk hidup yang beragam dan tidak
mungkin sia-sia. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, selalu memiliki ketergantungan hidup. Kita tidak menutup kemungkinan
untuk belajar mengenai alam. Salah satunya melihat fenomena metamorfosis kupu-kupu. Melihat fenomena metamorfosis kupu-kupu,
pikiran kita akan menemukan cakrawala baru tentang proses luar- biasanya. Berproses dari ulat yang menjadi kepompong, dan akhirnya
berubah menjadi kupu-kupu. Ulat adalah binatang yang menjijikan. Ulat akan mencari jalan keluar menuju hidup yang lebih baik dan
tentunya bisa berinteraksi dengan makhluk lain. Seekor ulat berani menahan makan dan tidur untuk berubah total wujudnya, demi cita-
citanya yang tidak mungkin terwujud. Tetapi dengan keyakinan, keteguhan dan rasa optimisnya, ulat akhirnya sukses melakukan
revolusi dalam dirinya, dan berhasil menjadi makhluk yang banyak dikagumi orang, yaitu kupu-kupu.
Jika belajar dari fenomena kupu-kupu tersebut, seorang manusia yang terlahir tidak sempurna dan sulit berinteraksi dengan sekitarnya,
pasti ia bisa menjadi seekor kupu-kupu, jika ia menganggap kekurangannya adalah sebuah kelebihan yang diberikan Allah SWT.
Tentunya lingkungannya juga sangat mempengaruhi keadaannya. Selama jantung mereka masih berdetak dan masih bernapas, mereka
butuh kasih sayang. Madzhab behavioris beranggapan bahwa perilaku manusia adalah
kombinasi antara kepribadiannya dan lingkungannya, tetapi mereka menegaskan bahwa lingkungan lebih kuat dari kepribadian.
Lingkungan memiliki peran yang lebih kuat dan besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Lingkungan yang baik akan
membentuk pribadi yang baik, sebaliknya, lingkungan yang kurang baik akan membentuk pribadi yang kurang adaptif.
66