5. Scene 24:
Renjani membuka pintu dan melangkah memasuki kamarnya. Suatu keadaan yang tak lazim menarik perhatian Renjani saat memasuki
kamarnya. Ketika dilihat, pintu lemarinya terbuka lebar. Tumpukan baju yang biasa tersusun rapi kini berantakan. Tangan Renjani meraba-raba di
dalam lemari seakan sedang mencari sesuatu. Ia sedikit terperangah ketika melihat Dewa sedang membuka sebuah kotak kenangan milik Renjani. Di
sinilah awal perkembangan Dewa. Dewa mulai memberikan respon ketika Renjani menari ballet.
Visual DialogSuara
Type of shot
Renjani:”Kamu suka
sepatu ini.
Namanya sepatu ballet, ini punya
ibu. Dari
kecil ibu
bercita-cita menjadi
seorang penari ballet. Dan
akhirnya ibu
berhasil menjadi penari ballet. Dan sudah menari
dimana-mana. Tapi
akhirnya ibu
harus berhenti menari.”
Renjani:”ah nanti kalau kamu sudah besar ibu
akan ceritakan.”
-
- Close-up, jarak ini
memperlihatkan satu bagian tubuh
yang
mendetail saja,
misalkan hanya pada bagian
wajah atau tangan saja.
Long
Shot, di
mana tubuh
manusia tampak terlihat jelas dan
latar tempat subjek berada terlihat di
dalam frame. Long Shot
Close-up
-
Renjani:” Dewa…Dewa…Dewa
suka ibu menari ya, ah…ibu sayang sekali
sama kamu Dewa.” Medium Close-up,
pada jarak
ini memperlihatkan
manusia dari dada ke atas.
Long Shot
Denotasi Renjani melihat Dewa yang saat itu berada
dikamarnya. Lemari pakaian yang biasanya rapi, kini terlihat berantakan. Sebuah kotak
kenangan Renjani terlihat berada disamping Dewa,
dan isi
dalam kotak
tersebut berhamburan.
Pandangan mata Renjani terus melihat Dewa yang saat itu memegang erat sepatu
balletnya. Tiba-tiba ia memperoleh sebuah gagasan. Ia menari diiringi musik. Ternyata
tarian dan musik tersebut direspon oleh Dewa. Konotasi
Musik dan
tarian dapat
membantu perkembangan seorang anak, khususnya anak
autis. Tujuan dari terapi tari adalah bukan dilihat
dari segi keindahannya, tapi justru ditekankan
penggunaan media ini untuk menstimulasi anak. Selain itu penggunaan alat-alat dalam
tarian seperti bola, hola hoop, dsb, sekaligus juga memberi stimulasi sensori terutama
visual ke anak. Sedangkan terapi musik, adapun tujuannya bahwa melalui musik kita
bisa “berkomunikasi” antara klien-terapis. Sekali
lagi tidak
dilihat dari
segi kein
dahannya, namun lebih kepada „join attention
‟ dan „collaborativecoordinative action
‟ antara anak-terapis. Hal ini terutama untuk
pengembangan komunikasi
non- verbal
68
. Mitos
Tidak semua dokter atau rumah terapi yang menangani
anak-anak semacam
Dewa, menggunakan tehnik terapi musik dan tari.
Terapi semacam ini pun ternyata belum sangat
efektif dapat
membantu perkembanagan anak seperti Dewa.
6. Scene 25:
Seperti biasa, Mbak Wid sedang duduk dengan tumpukan kartu tarotnya. Di hadapannya duduk Dewa dengan posisi biasanya pula.
68
Nuruz Zaman, “Beberapa Pendapat Tentang Musik Dan Tarian Untuk Terapi Anak,” artikel ini diakses pada 14 Juli 2011dari nuruz-zaman.blogspot.com...beberapa-pendapat-tentang-
musik
....