Scene 10: Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos dalam Film Biola Tak Berdawai

5. Scene 24:

Renjani membuka pintu dan melangkah memasuki kamarnya. Suatu keadaan yang tak lazim menarik perhatian Renjani saat memasuki kamarnya. Ketika dilihat, pintu lemarinya terbuka lebar. Tumpukan baju yang biasa tersusun rapi kini berantakan. Tangan Renjani meraba-raba di dalam lemari seakan sedang mencari sesuatu. Ia sedikit terperangah ketika melihat Dewa sedang membuka sebuah kotak kenangan milik Renjani. Di sinilah awal perkembangan Dewa. Dewa mulai memberikan respon ketika Renjani menari ballet. Visual DialogSuara Type of shot Renjani:”Kamu suka sepatu ini. Namanya sepatu ballet, ini punya ibu. Dari kecil ibu bercita-cita menjadi seorang penari ballet. Dan akhirnya ibu berhasil menjadi penari ballet. Dan sudah menari dimana-mana. Tapi akhirnya ibu harus berhenti menari.” Renjani:”ah nanti kalau kamu sudah besar ibu akan ceritakan.” - - Close-up, jarak ini memperlihatkan satu bagian tubuh yang mendetail saja, misalkan hanya pada bagian wajah atau tangan saja. Long Shot, di mana tubuh manusia tampak terlihat jelas dan latar tempat subjek berada terlihat di dalam frame. Long Shot Close-up - Renjani:” Dewa…Dewa…Dewa suka ibu menari ya, ah…ibu sayang sekali sama kamu Dewa.” Medium Close-up, pada jarak ini memperlihatkan manusia dari dada ke atas. Long Shot Denotasi Renjani melihat Dewa yang saat itu berada dikamarnya. Lemari pakaian yang biasanya rapi, kini terlihat berantakan. Sebuah kotak kenangan Renjani terlihat berada disamping Dewa, dan isi dalam kotak tersebut berhamburan. Pandangan mata Renjani terus melihat Dewa yang saat itu memegang erat sepatu balletnya. Tiba-tiba ia memperoleh sebuah gagasan. Ia menari diiringi musik. Ternyata tarian dan musik tersebut direspon oleh Dewa. Konotasi Musik dan tarian dapat membantu perkembangan seorang anak, khususnya anak autis. Tujuan dari terapi tari adalah bukan dilihat dari segi keindahannya, tapi justru ditekankan penggunaan media ini untuk menstimulasi anak. Selain itu penggunaan alat-alat dalam tarian seperti bola, hola hoop, dsb, sekaligus juga memberi stimulasi sensori terutama visual ke anak. Sedangkan terapi musik, adapun tujuannya bahwa melalui musik kita bisa “berkomunikasi” antara klien-terapis. Sekali lagi tidak dilihat dari segi kein dahannya, namun lebih kepada „join attention ‟ dan „collaborativecoordinative action ‟ antara anak-terapis. Hal ini terutama untuk pengembangan komunikasi non- verbal 68 . Mitos Tidak semua dokter atau rumah terapi yang menangani anak-anak semacam Dewa, menggunakan tehnik terapi musik dan tari. Terapi semacam ini pun ternyata belum sangat efektif dapat membantu perkembanagan anak seperti Dewa.

6. Scene 25:

Seperti biasa, Mbak Wid sedang duduk dengan tumpukan kartu tarotnya. Di hadapannya duduk Dewa dengan posisi biasanya pula. 68 Nuruz Zaman, “Beberapa Pendapat Tentang Musik Dan Tarian Untuk Terapi Anak,” artikel ini diakses pada 14 Juli 2011dari nuruz-zaman.blogspot.com...beberapa-pendapat-tentang- musik ....