Konotasi Renjani begitu hati-hati membimbing Dewa
saat berjalan-jalan di pematang sawah. Di sini, secara tidak langsung, ia mengajarkan Dewa
pengetahuan tentang alam dan berinteraksi langsung dengan alam.
Melihat fenomena metamorfosis kupu- kupu, pikiran kita akan menemukan cakrawala
baru tentang proses luar-biasanya. Berproses dari ulat yang menjadi kepompong, dan
akhirnya berubah menjadi kupu-kupu. Ulat adalah binatang yang menjijikan. Ulat akan
mencari jalan keluar menuju hidup yang lebih baik dan tentunya bisa berinteraksi dengan
makhluk lain. Seekor ulat berani untuk menahan makan dan tidur untuk berubah total
wujudnya, demi cita-citanya yang tidak mungkin terwujud. Tetapi dengan keyakinan,
keteguhan dan rasa optimisnya, ulat akhirnya sukses melakukan revolusi dalam dirinya, dan
berhasil menjadi makhluk yang banyak dikagumi orang, yaitu kupu-kupu.
4. Scene 10:
Scene selanjutnya memperlihatkan saat Mbak Wid duduk disalah satu kursi sambil memainkan kartu tarotnya. Bila sedang tidak bertugas
sebagai dokter kepala, dirumah asuh tersebut, penampilan Mbak Wid sangat berbeda. Ia selalu mengenakan baju berwarna hitam. Rambutnya
terurai, garis matanya dibingkai celak hitam, bibirnya bergincu merah anggur. Ia juga mengenakan satu stel perhiasan perak yang bertahtakan
batu-batuan. Terlihat Renjani sedang menyuapi nasi tim kepada Dewa yang sedang duduk dihadapan Mbak Wid.
Visual DialogSuara
Type of shot
Renjani: “Anak
pintar…makannya habis. Anak ibu memang pintar.
Dan hanya
nak-anak pintar
serperti kamu
Dewa, yang hanya boleh tinggal di sini.”
MbakWid: “Anak-anak yang
dibuang orang
tuanya. Anak-anak yang bikin malu keluarganya.
Anak-anak yang cacatnya dobel-dobel. Anak-anak
yang
umurnya tidak
lama” Renjani:” Ssst Mbak
Wid, ada Dewa.” MbakWid:”duu Renjani,
Renjani saya tahu kamu sangat sayang terhadap
Dewa. Tapi itu anak tidak tahu omongan kita.
Dia bukan saja jaringan otaknya yang rusak, tapi
juga
autistik. Kamu
sendirikan sudah tahu hasil testnya.”
Renjani:”Tapi hasil test itu
kan Cuma
Medium Close-up,
pada jarak
ini memperlihatkan
manusia dari dada ke atas.
Medium Close-up
memberitahu keadaan
fisiknya saja. Kita tidak pernah tahu bagaimana
p erasaan Dewa.”
Denotasi Renjani sedang menyuapi nasi tim kepada
Dewa yang duduk dihadapan Mbak wid. Mbak Wid sedang berbincang dengan Renjani.
Konotasi Renjani mempunyai sikap yang skeptis
terhadap ilmu
kedokteran, apalagi
itu menyangkut keadaan Dewa dan vonis yang
diberikan dokter kepada Dewa. Menurutnya, banyak yang belum diketahui dan banyak pula
yang masih terus dibuktikan, terutama yang menyangkut bidang kejiwaan manusia.
Mitos Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan
dalam masyarakat kita sering menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk
tindakan pengobatan. Hal ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir
dan menyembah dewa-dewi. Tidak menutup kemungkinan, di zaman
modern seperti ini pun masih ada masyarakat yang belun sepenuhnya percaya dan yakin dengan
dokter.
5. Scene 24:
Renjani membuka pintu dan melangkah memasuki kamarnya. Suatu keadaan yang tak lazim menarik perhatian Renjani saat memasuki
kamarnya. Ketika dilihat, pintu lemarinya terbuka lebar. Tumpukan baju yang biasa tersusun rapi kini berantakan. Tangan Renjani meraba-raba di
dalam lemari seakan sedang mencari sesuatu. Ia sedikit terperangah ketika melihat Dewa sedang membuka sebuah kotak kenangan milik Renjani. Di
sinilah awal perkembangan Dewa. Dewa mulai memberikan respon ketika Renjani menari ballet.
Visual DialogSuara
Type of shot
Renjani:”Kamu suka
sepatu ini.
Namanya sepatu ballet, ini punya
ibu. Dari
kecil ibu
bercita-cita menjadi
seorang penari ballet. Dan
akhirnya ibu
berhasil menjadi penari ballet. Dan sudah menari
dimana-mana. Tapi
akhirnya ibu
harus berhenti menari.”
Renjani:”ah nanti kalau kamu sudah besar ibu
akan ceritakan.”
-
- Close-up, jarak ini
memperlihatkan satu bagian tubuh
yang
mendetail saja,
misalkan hanya pada bagian
wajah atau tangan saja.
Long
Shot, di
mana tubuh
manusia tampak terlihat jelas dan
latar tempat subjek berada terlihat di
dalam frame. Long Shot
Close-up