72
Berdasarkan  spirit  dan  etik  yang  dianut  oleh  orang-orang  Bugis  dan Makassar, dikaitkan dengan perilaku politik, ekonomi dan budayanya, Bugis dan
Makassar  dianggap  terlalu  luas  dan  besar  untuk  dinilai  hanya  memiliki  karakter dan  identitas  tunggal.  Dengan  kata  lain,  etnis  Bugis  dan  Makassar  memiliki
banyak  perilaku  politik,  ekonomi  dan  budaya  yang  berbeda-beda  antara  satu komunitas  atau  kelompok  tertentu.  Secara  sederhana,  nampak  perbedaan  yang
sangat  jelas  antara  perilaku  politik,  ekonomi,  dan  budaya  orang  Bugis  Bone, Soppeng  dan  Wajo  BOSOWA  dengan  orang  Bugis  yang  menetap  di  jazirah
Luwu  Raya  Luwu,  Palopo,  Luwu  Utara,  Luwu  Timur,  demikian  juga  kalau dibandingkan  dengan  perilaku  orang  Bugis  yang  berdomisili  pada  wilayah
Ajatapareng Sidrap, Pinrang, Pare, Barru.    Etnis Makassar
kemungkinan memiliki kecenderungan yang sangat berbeda dengan etnis Bugis. Karena secara
demografis kedua etnis ini memiliki ciri dan karakter yang berbeda. Identifikasi  perilaku  diperlukan  untuk  tidak  mencampuradukkan  entitas-
entitas  yang  memiliki  karakter  dan  kecenderungan  ekonomi,  politik  dan  budaya yang berbeda. Dengan  cara ini akan ditemukan  pola-pola komunitas masyarakat
merespon  setiap  perubahan  yang  ada,  terutama  bagaimana  mereka  merespon perilaku pemimpin dan elitnya.
2.3.2  Simbol
Seperti  objek  sosial  lain,  simbol  digunakan  dan  didefinisikan  sesuai penggunaan  dalam  interaksi  sosial.  Simbol  mewakili  apa  pun  yang  individu
setujui.  Secara  definitif,  Shibutani  menyatakan  pengertian  tentang  simbol  yang lebih khusus  sebagai: any objects,  mode of  conduct,  or word toward which men
act  as  if  it  were  something  else.  Whatever  the  symbol  stand  for  constitute  the meaning
Shibutani dalam Joel M. Charon, 1989: 39. Dari kutipan di atas, bisa dikatakan bahwa sesuatu  merupakan simbol  jika
ada sesuatu yang lain yang terdapat di dalamnya. Ini berarti ada makna lain yang tidak  hanya  dipahami  secara  langsung,  tetapi  membutuhkan  proses  interpretasi.
Demikian  juga,  simbol  harus  memiliki  makna-makna  yang  merupakan representasi  sesuatu.  Jika  sesuatu  tidak  mewakili  apa  pun  atau  hanya  memiliki
73
satu makna saja, ia tidak bisa dikatakan sebagai  simbol. Misalnya,  warna merah mewakili makna berani atau warna biru mewakili makna keagungan.
Kita  memasak  atau  makan  sate  ayam  betina,  maka  pada  konteks  ini,  bisa dikatakan  bahwa  ayam  betina  yang  dimaksud  bukan  simbol.  Jadi,  benar-benar
ayam  sebagai  binatang.  Tetapi,  seekor  ayam  betina  akan  menjadi  simbol  kalau sekelompok  mahasiswa  datang  dan  berdemonstrasi  ke  Kantor  Kejaksaan  dan
menghadiahi seekor ayam betina kepada kepala kantor kejaksaan tersebut. Simbol  bersifat  luas,  sehingga  yang  dimaksudkan  di  sini  tidak  hanya
dihubungkan dengan warna semata, tetapi juga bisa ditampakkan pada bentuk lain yang bersifat beragam, seperti bahasa language, bahasa tubuh body language,
ekspresi muka facial expression, keras-lemahnya suara loud-weak of voice, dan budaya  custom.  Mead  menyatakan  bahwa  mengkaji  simbol  dalam  kehidupan
manusia menjadi penting, karena disebabkan makna meaning yang ditunjukkan. Bentuk-bentuk  seperti  objek,  gagasan,  keyakinan,  orang,  nilai-nilai,  dan  kondisi
sesuatu,  semuanya  bisa  diakui  keberadaannya  oleh  manusia,  disebabkan  makna- makna yang dimiliki dan terdapat di dalamnya.
Apa  makna  itu?  Bagaimana  makna  bisa  tidak  sama  antara  satu  individu dengan  individu  lain?  Bagaimana  makna  bertahan?  Bagaimana  makna
ditransformasikan, hilang, dan didapatkan kembali? Menurut Mead, salah satu bentuk unik dari pikiran manusia human mind
adalah penggunaan simbol-simbol untuk menunjuk objek-objek dalam lingkungan. Mead menyatakan bahwa mind adalah tindakan yang menggunakan simbol-simbol
dan mengarahkan simbol-simbol tersebut menuju self. Sama dengan elemen yang dijelaskan sebelumnya, bahwa mind bersifat sosial. la hidup di luar individu, tetapi
juga dimasukkan individu dalam dirinya. Secara jelas, Mead mendefinisikan mind sebagai:
‖dengan mind, simbol-simbol yang beragam bisa dimanipulasi. Aktivitas yang dimainkan mind bisa berupa komunikasi dengan orang lain, tetapi bisa juga
merupakan  percakapan  dengan  self, dengan  diri  kita,  atau  dengan  simbol-simbol yang  kita  pahami  atau  akan  kita  manipulasi.  Mengapa  mind  menjadi  sangat
penting, sebab ia bisa langgeng atau tidak berdasarkan interaksi sosial yang selalu dialami oleh individu.
‖
74
2.3.3  Penafsiran Interpretasi