Latar Historis, Geografis dan Demografis Etnis Bugis dan Makassar

95 4 KEADAAN UMUM MASYARAKAT DAN LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Historis, Geografis dan Demografis Etnis Bugis dan Makassar

Etnis Bugis dan Makassar adalah etnis yang mendiami bagian terbesar dari jazirah selatan pulau Sulawesi. Jazirah itu adalah provinsi Sulawesi Selatan, yang terdiri dari 24 Kabupatenkota. Etnis Bugis, adalah etnis yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu yang masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi besar-besaran dari daratan Asia tepatnya Yunan. Nama Bugis berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan ugi menurut beberapa sumber di lokasi penelitian, merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana Kabupaten Wajo saat ini yaitu La Sattumpugi. Pengikut La Sattumpugi menamakan dirinya, dengan merujuk pada nama raja mereka. Mereka menyebut dirinya sebagai To Ugi atau ―orang- orang nya‖ atau pengikut dari La Sattumpugi. Menurut silsilah, La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia 34 . Berbeda dengan suku Bugis, nama Makassar bersumber dari nama Melayu untuk sebuah etnis yang mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi. Orang Makassar menyebutnya ―Mangkassara‖ berarti mereka yang bersifat terbuka. Etnis Makassar dikenal sebagai etnis yang berjiwa penakluk namun demokratis dalam memerintah, gemar berperang dan jaya di laut. Pada abad ke-14-17, dengan simbol Kerajaan Gowa, orang Makassar berhasil membentuk satu wilayah kerajaan yang luas dengan kekuatan armada laut yang besar, dan berhasil membentuk Imperium bernafaskan Islam, mulai dari keseluruhan pulau Sulawesi, Kalimantan bagian Timur, NTT, NTB, Maluku, Brunei, Papua dan Australia bagian utara. Mereka menjalin kerjasama dengan Bali, Malaka, Banten dan seluruh kerajaan lainnya 34 Menurut Pelras 2000; Nurhayati; 2005; Nirwan A. Arzuka 2000, I Lagaligo adalah epic terpanjang di dunia, bahkan mengalahkan Mahabrata dari India. I Lagaligo memiliki jumlah lembaran lebih dari 9000 halaman. Karya sastra I Lagaligo ini menceritakan perjalanan hidup Sawerigading Opunna Ware Yang dipertuan di Ware. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton. 96 dalam lingkup Nusantara maupun Internasional khususnya Portugis. Kerajaan ini juga menghadapi perang yang dahsyat dengan Belanda hingga kejatuhannya akibat adu domba Belanda terhadap Kerajaan taklukannya. Dalam perkembangannya, komunitas Bugis dan Makassar berkembang dan membentuk beberapa kerajaan lain. Masyarakat Bugis kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, pemerintahan otonom sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik dan besar antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa dan Sawitto Kabupaten Pinrang, Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk etnik Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Pare-pare, Barru, atau menempati wilayah utara provinsi Sulsel. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang. Sementara itu, daerah utama etnis Makassar adalah; kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Selayar. Daerah etnis Makassar berjejer di sepanjang garis bagian selatan Sulsel. Suku Bugis mendiami bagian utara, dan suku Makassar menempati wilayah selatan provinsi Sulawesi Selatan Sulsel. Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 45.519,24 km2 yang secara administrasi pemerintahan terbagi menjadi 21 Kabupaten dan 3 kota, dengan 296 Kecamatan dan 2.946 Desakelurahan. Penduduk Sulawesi Selatan berdasarkan data Biro Dekonsentrasi Bagian Kependudukan Pemprov. Sulawesi Selatan pada tahun 2009 berjumlah 7.874.439 jiwa, dengan persentase yang bersuku Bugis-Makassar sekitar 89 persen, yang tersebar di 24 Kabupatenkota. Persentase jumlah penduduk suku Bugis di Sulawesi Selatan adalah sekitar 62,5 dan suku Makassar sekitar 26,7.

4.2 Bentuk Perkampungan dan Mata Pencaharian