Penafsiran Interpretasi Relasi Simbol, Kuasa,

74

2.3.3 Penafsiran Interpretasi

Seperti Mead, Blumer juga menjelaskan arti pentingnya melibatkan pengalaman subjektif atau perilaku yang tersembunyi. Kemampuan menangkap bagian interaksi sosial ini seharusnya dilakukan para sosiolog ketika mereka memahami perilaku yang terobservasi dalam penjelasan ilmiah tentang interaksi manusia. Pendapat ini sama dengan mengatakan bahwa interaksionisme simbolik meletakkan pemahaman mengenai sesuatu dari cara pandang aktor. Sama seperti Mead, untuk menjelaskan kehidupan sosial, Blumer menggunakan konsep yang sangat sederhana, yaitu interpretasi. Jika behaviorisme melihat proses sosial dengan mengikuti hukum: stimulus-respon, maka interaksionisme simbolik lebih dari sekadar itu. Misalnya, A bertindak. B merasakan tindakan A, kemudian memastikan makna dan mencari untuk memastikan maksud itu. B akan melakukan tindakan mengikuti makna atau penafsiran atas tindakan A. A juga akan menanggapi pada makna yang ia lihat dari tanggapan B. Jadi, kalau stimulus saja, ia tidak bisa menjelaskan tindakan B atau tanggapan A pada sesuatu. Interaksionisme simbolik melihat bahwa dalam interpretasi proses tanda diri self-indication sangat diperlukan. Pada proses ini, individu-individu meninggalkan stimuli tertentu pada mereka dan kemudian menafsirkan penampilan stimuli untuk mereka itu. Terkait dengan ini, Margaret Poloma menyatakan bahwa self-indication merupakan proses komunikasi yang sedang berjalan di mana individu mengetahui sesuatu, menilainya, memberi makna, dan memutuskan bertindak atas nama makna itu. Blumer 1975, menyatakan bahwa hubungan sosial tidak jarang yang mengambil makna di dalamnya. Interaksi bermakna aktor saling mengambil catatan, saling mengkomunikasikan, dan saling menginterpretasi sepanjang interaksi tersebut terus berjalan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa hampir semua bentuk interaksi sosial adalah simbolik. Proses interaksi simbolik berarti membuat keputusan dan langsung berkaitan dengan aliran tindakan yang terus menerus atau tidak pernah berhenti. Blumer menyatakan, Interaksionisme simbolik meliputi interpretasi atau memastikan arti tindakan-tindakan atau perkataan orang lain serta definisi atau menyampaikan petunjuk pada orang lain seperti bagaimana ia berlaku. 75 Perkumpulan manusia terdiri atas proses seperti interpretasi dan definisi. Lewat proses ini, para partisipan menjadikan tindakan mereka pada aktivitas yang tidak pernah henti satu dengan lain dan memberi petunjuk orang lain itu untuk melakukan seperti yang dikehendaki. Dengan melihat definisi tersebut, Blumer tidak berbicara dalam konteks makro, tetapi cukup membatasi pada organisasi manusia atau semacam kelompok. Berarti, hubungan sosial bersifat kompleks, dan apabila kita ingin mengerti akibat dari tindakan manusia, maka akan menjadi lebih kompleks pula. Dengan mengutip gagasan Mead, Charon menyatakan lebih lanjut bahwa, ketika manusia melakukan hubungan sosial tidak hanya mengembangkan bahasa-bahasa atau simbol yang dimaknai secara bersama-sama. Tetapi, juga mengambil peran role taking dari orang lain dengan tujuan untuk memahami dan komunikasi. Ketika aktor menyatakan bahwa ia bisa menyesuaikan dengan orang lain, kita akan semakin mengerti bahwa aktor tersebut telah mengambil peran secara tetap. Orang lain benar-benar menjadi bagian dari dirinya dalam lingkungannya Charon, 1979: 142. Individu akan menjadikan dirinya dilihat sebagaimana orang lain melihat dirinya itu Cuff Payne, 1979: 90. Gagasan Blumer yang tidak kalah penting adalah tentang tiga hal lain, yakni: arti penting makna pada tindakan sosial, sumber-sumber makna, dan peran makna dalam penafsiran. Dari tiga premis tersebut, bisa di pecah dalam tiga penjelasan, yaitu: manusia bertindak atas sesuatu pada dasar makna yang dimiliki benda tersebut. Dari sini dinyatakan bahwa kesadaran merupakan elemen kunci dari tindakan bermakna. Apa pun yang berhubungan dengan kesadaran merupakan sesuatu yang individu sedang memberi petunjuk untuk irama, seperti detak jam, ketukan pintu, wajah teman, teguran dari teman, dan sebuah pengakuan bahwa ia misalnya; pemalu, pemberani dan kejam. Untuk menandai sesuatu dalam melepaskan diri dari rekayasa, selain melindungi, agar bisa memberikan sebuah makna. Pada banyak tindakan yang tidak terhitung apakah minor seperti berdandan untuk dirinya atau mayor seperti mengorganisasi diri demi karir profesional-individu sedang menunjuk objek yang berbeda untuk dirinya, memberikan makna objek-objek itu, menilai kesesuaiannya pada tindakan mereka, dan membuat kesimpulan pada dasar penilaian. Ini yang dimaksudkan 76 sebagai penafsiran atau tindakan pada dasar simbol. Contoh yang dikemukakan Wallace dan Wolf bisa menggambarkan ini. Dalam studi tentang suasana kematian the situation of dying, peneliti mengamati strategi-strategi perawat untuk menghindari pikiran berikutnya tentang suasana kematian. Juga, menghindari shift malam yang mana banyak pasien meninggal. Mereka mengambil waktu liburan atau jatuh sakit pada peristiwa yang krusial.

2.3.4 Wacana, Idiologi dan Hegemoni