terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya nakan membentuk life skill
kecakapan hidup. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl
Serulah manusia kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
7
Dengan berpedoman pada makna ayat Al- Qur’an tersebut ada dua pendekatan
yang dipakai untuk menyeru atau mengajak orang lain agar taat dan patuh terhadap perintah Allah yakni 1 hikmah,dan 2 mauizhah nasehat. Sedangkan
teknik yang dipakai adalah salah satunya dengan melaukkan diskusi secara tertib dan baik.
8
Banyak metode pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas dan dianggap sangat inovatif. Strategi atau pendekatan apapun yang diterapkan, yang paling
penting adalah bagaimana metode pembelajaran tersebut dapat menarik dan memotivasi siswa untuk giat belajar, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Oleh karena itu, Metodologi dalam proses pembelajaran, sangat mutlak dibutuhkan. Berbagai metode pembelajaran saat ini sudah mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Tidak hanya diterapkan untuk pendidikan umum, tapi juga pendidikan Islam. Selain itu, metode pembelajaran baru tidak
hanya berpusat pada pendidik tapi juga dapat mengaktifkan siswa agar bisa
7
M Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers,2002, Cet I, h 5.
8
Ibid.h.5
belajar secara mandiri, kreatif dan kompeten
.
Untuk memperoleh hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq yang optimal maka perlu
diterapkannya salah satu strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif
ini memiliki bermacam-macam metode salah satunya adalah metode Index Card Match.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis bermaksud membahas da
lam skripsi ini, dengan judul “ Pengaruh Penerapan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa di MTs Islamiyah Ciputat
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terkait dengan penerapan metode Index Card Match di
sekolah yaitu: 1.
Kurangnya perhatian guru terhadap pentingnya penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran
2. Lemahnya motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada lemahnya
hasil belajar siswa 3.
Hasil belajar siswa masih relatif rendah khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq
4. Kejenuhan yang dialami oleh siswa pada metode pembelajaran yang
konvensional
C. Pembatasan Masalah
1. Penerapan metode Index Card Match pada mata pelajaran Aqidah
Akhlaq kelas VIII di MTs Islamiyah Ciputat
2. Hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq dengan
metode Index Card Match.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang akan dijadikan penelitian adalah sebagai
berikut: 1.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode Index Card Match dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah
akhlaq di MTs Islamiyah Ciputat?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq
dengan menerapkan metode Index Card Match? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan oleh guru PAI dalam
Pendidikan Agama Islam 2.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa jika diberikan metode Index Card Match pada mata pelajaran aqidah akhlaq
Manfaat Penelitian 1.
Pengembangan ilmu pengetahuan, terutama bagi penulis sendiri dalam penggunaan metode Index Card Match ini pada pelajaran aqidah akhlaq
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi para pendidik di MTs
Islamiyah Ciputat untuk senantiasa meningkatkan kemampuan untuk menguasai penggunaan metode-metode pembelajaran agar siswa yang
dibimbingnya dapat dikelola dengan baik. 3.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode Index Card Match ini di MTs Islamiyah Ciputat
7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah semua efek yang dapat
dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda.
9
Menurut Na sution “hasil belajar merupakan
sesuatu yang akan dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu.
10
Sedangkan Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar adalah “Kemampuan- kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.
11
Menurut Syaiful Bahri Djamarah “ hasil belajar pada hakikatnya adalah
“perubahan” yang terjadi didalam diri seorang setelah berakhirnya aktivitas
9
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers, 2010, h.16.
10
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: PT Bumi Akasara, 2006, Cet IV, h.61.
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. XIII, hlm. 22.
belajar ”.
12
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan keterampilan terrhadap mata pelajaran yang
dibuktikan melalui tes. Adapun men
urut Arikunto, “hasil belajar adalah hasil setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang
dapat diamati dan diukur.
13
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Siswa a. Faktor Internal
1. Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan
sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar, siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada dibawah siswa-
siswa yang tidak kekurtangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak
mudah dalam mebnerima pelajaran. Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh
pada proses dan hasil belajar. Misalnya, seseorang yang minum-minuman keras akan kesulitan untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol
kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan hasil belajar.
12
Syaiful Bahri Djamarah,dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,2002,h.20.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar EvaluasiPendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1993, h.133.