Usaha Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial

66 3. Fungsi Pengembangan Development Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung atau tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat.

2.7.1 Usaha Kesejahteraan Sosial

Usaha kesejahteraan sosial atau social welfare service pada umumnya hanya disebut sebagai pelayanan sosial atau social service. Cassidy seperti dikutip oleh Friedlander 1980 mengatakan “sebagai kegiatan-kegiatan terorganisasi yang terutama dan secara langsung berhubungan dengan pemeliharaan, perlindungan, dan penyempurnaan sumer-sumber manusia, dan kegiatan ini meliputi usaha-usaha asistensi sosial, asuransi sosial, kesejahteraan anak, pencegahan kriminalitas, kesehatan mental, kesehatan masyarakat, pendidikan, rekreasi, perlindungan buruh dan perumahan. Dalam UU No. 06 Tahun 1974 pasal 2 ayat 2 disebutkan bahwa “ Usaha Kesejahtraan sosial adalah semua upaya, program, dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial. Sementara UU No. 11 Tahun 2009 dinyatakan usaha kesejahteraan sosial itu merupakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yaitu yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang 67 meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Dalam usaha kesejahteraan sosial, pekerjaan sosial memegang peranan sentral yaitu sebagai “metha-institution” Siporin dalam Fahrudin, 2012:16. Hal ini berarti bahwa dalam usaha kesejahteraan sosial, baik yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat,baik langsung maupun tidak langsung, maka profesi pekerjaan sosial merupakan profesi utama di dalamnya. Dalam pekerjaan sosial, pemberdayaan dirumuskan sebagai proses yang melibatkan pekerja sosial dalam sejumlah kegiatan dengan dengan klien atau sistem klien yang bertujuan untuk mengurangi ketidakberdayaan yang timbul karena penilaian negatif yang didasarkan atas keanggotaan dalam suatu kelompok yang dicap jelek Barbara Solomon dalam Robbins et al., 1998. Pemberdayaan meliputi identifikasi atas hambatan-hambatan atau kekuatan yang menyebabkan ketidakberdayaan ataupun pengembangan dan implementasi strategi-strategi khusus untuk mengatasi hambatan-hambatan ini. Pemberdayaan mempunyai dimensi objektif dan subjektif. Aspek subjektif dari pemberdayaan adalah self-efficacy yang menunjukkan keyakinan bahwa seseorang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dan untuk mengatur peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Bandura dalam Robbins et al., 1998. Self-efficacy harus dihubungkan dengan pengembangan kesadaran yang kritis yang membantu mengidentifikasi struktur kekuatan yang kritis yang membantu mengidentifikasi struktur 68 kekuatan yang menekankan dan menghasilkan tindakan yang ditujukan untuk mengubah kondisi-kondisi sosial yang menekan atau menyebabkan ketidakberdayaaan. Program Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu usaha kesejahteraan sosial. Pemberdayaan masyarakat dengan berbagai aktivitas yang mengikutinya tidak menempatkan masyarakat sebagai penerima program dan bantuan, lalu dicemooh dan disindir karena dikatakan mempunyai mental subsidi dan terlalu bergantung kepada belas kasihan pihak yang berkuasa. Sebaliknya, konsep pemberdayaan masyarakat justru menempatkan secara sentral, dan kepentingan masyarakat senantiasa menjadi variabel utama dalam proses penyusunan unit-unit aktivitas yang akan dilaksanakan. Beberapa program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan pemerintah antara lain yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM-Mandiri, Program Bantuan Langsung Tunai, Pemberdayaan Masyarakat melalui Progran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Program Asuransi Kesejahteraan Sosial Askesos, Program Keluarga Harapan PKH, Program Beras Untuk Rakyat Miskin Raskin, Kredit Usaha Rakyat KUR, dan juga Progam Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni. Progam Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak merupakan salah satu program Kementrian Sosial yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan perumahan yang layak huni bagi keluarga fakir miskin dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan pemukiman keluarga miskin. 69

2.8 Hasil Penelitian Yang Pernah Dilakukan Tentang Efektivitas