95
20102011 tercatat sebanyak 5.445 orang yaitu 2.811 murid laki-laki dan 2.634 murid perempuan, sementara jumlah guru sebanyak 526 orang antara lain guru
PNS sebanyak 143 orang dan 383 orang guru berstatus honorer dengan rasio perbandingan antara murid dan guru sebesar 10. Selain SLTP yang tersebar di
seluruh wilayah Kabupaten Nias Barat, terdapat 1 unit sekolah Madrasah Tsanawiyah MTs swasta yang terletak di Kecamatan Sirombu dengan jumlah
murid laki-laki sebanyak 23 orang dan murid perempuan 23 orang, jumlah guru sebanyak 14 orang.
Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA di Kabupaten Nias Barat terdapat 23 sekolah SLTA yaitu SMA sebanyak 12 sekolah dan SMK sebanyak 11
sekolah baik negeri maupun swasta. Banyaknya murid SLTA seluruhnya baik negeri maupun swasta adalah 3.695 orang dengan jumlah murid laki-laki
sebanyak 1.959 orang dan murid perempuan sebanyak 1.736 orang. Sementara jumlah guru sebanyak 451 orang yaitu 136 orang guru berstatus PNS dan 315
orang guru berstatus honorer dengan rasio perbandingan antara murid dan guru sebesar 8 Nias Barat Dalam Angka, 2012:65-66.
4.7 Kesehatan
Pada tahun 2011 jumlah sarana kesehatan pemerintah di Kabupaten Nias Barat yang terdiri dari 29 puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Posyandu
sebanyak 130 dan polindes sebanyak 2. Jumlah Pasangan Usia Subur PUS di Kabupaten Nias Barat tahun 2011 adalah 13.162. Angka tersebut meningkat dari
tahun sebelumnya yaitu sebanyak 12.807. Untuk melayani masyarakat peserta program keluarga berencana di Kabupaten Nias Barat tersedia 30 Klinik
96
KBPanca Wismadasa Wisma yang tersebar di seluruh kecamatan dan mencakup pada puskesmas dan puskesmas pembantu Nias Barat Dalam Angka, 2012:67-
68.
4.8 Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat Kabupaten Nias Barat adalah Islam, Protestan, dan Katolik dengan jumlah umat Islam sebanyak 2.290, Protestan
sebanyak 77.558, dan Katolik sebanyak 19.474, sedangkan untuk penganut agama Hindu, Budha, Konghucu dan kepercayaan lainnya tidak ada.
Jumlah rumah ibadah di Kabupaten Nias Barat yang tersebar diseluruh Kecamatan pada tahun 2011 adalah sebanyak 280 unit, yaitu Mesjid 8 unit, Surau
3 unit, Gereja Protestan 196 unit, Geraja Katolik 84 unit, dan terdapat 1 unit Wihara berdasarkan survei Potensi Desa Tahun 2011.
4.9 Kemiskinan
Jumlah keluarga menurut tahapan keluarga sejahtera di Kabupaten Nias Barat pada tahun 2011 adalah 9.796 keluarga tergolong pra sejahtera, 7.693
keluarga tergolong sejahtera I, 1.326 keluarga tergolong sejahtera II dan hanya 72 keluarga yang dikategorikan keluarga sejahtera III Nias Barat Dalam Angka,
2012:267.
4.10 Profil Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-
RTLH Kabupaten Nias Barat Tahun Anggaran 2014
97
Pada tahun 2014 Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak di Kabupaten Nias Barat dilaksanakan pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Lahomi,
Mandrehe, dan Lolofitu Moi. Tiga Kecamatan ini terpilih menjadi penerima bantuan pada tahap awal ini karena dianggap sebagai wajah dari Nias Barat itu sendiri dimana
tiga kecamatan ini menjadi kecamatan yang pertama dilalui menuju Kabupaten Nias Barat.
Berdasarkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat pada Tahun 2014 dijelaskan bahwa
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
adalah upaya memperbaiki kondisi rumah baik secara menyeluruh peremajaan maupun sebagian
pemugaranrenovasi sehingga tercipta kondisi rumah yang layak sebagai tempat tinggal. Adapun yang menjadi tujuan dan sasaran program ini adalah:
1. Tujuan a. Peningkatan jumlah fisik rumah yang layak huni bagi keluarga fakir
miskin; b. Adanya kenyamanan bertempat tinggal;
c. Meningkatkan harkat dan martabat keluarga fakir miskin; d. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk memberikan perlindungan,
bimbingan dan pendidikan bagi keluarga; e. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan pemukiman keluarga fakir
miskin;
2. Sasaran
98
Terlaksananya Kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS- RTLH bagi keluarga fakir miskin yang tempat tinggalnya termasuk kategori
rumah kumuh atau tidak layak untuk dihuni. Kriteria Kepala Keluarga Penerima Bantuan RS-RTLH adalah :
a. Memiliki KTPidentitas diri yang berlaku. b. Kepala Keluarga Anggota keluarga tidak mempunyai sumber mata
pencaharian atau mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan memperoleh
upah dibawah UMR. c. Kehidupan sehari-hari masih memerlukan bantuan pangan untuk penduduk
miskin seperti : Raskin. d. Tidak memiliki aset lain apabila dijual tidak cukup untuk membiayai
kebutuhan hidup anggota keluarga salama 3 tiga bulan kecuali tanah dan rumah ditempati.
e. Memiliki rumah diatas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan sertifikat atau girik atau surat keterangan kepemilikan dari kelurahandesa
atas status tanah. f. Rumah yang dimiliki dan ditempati adalah rumah tidak layak huni yang
tidak memenuhi syarat kesehatan, keamanan dan kenyamanan sosial, dengan kondisi sebagai berikut :
1 Tidak permanen dan atau rusak 2 Dinding dan atap dibuat dari bahan yang mudah rusak lapuk seperti :
papan, bambu yang dianyam daun rumbia, dan sebagainya.
99
3 Dinding dan atap sudah rusak sehingga membahayakan, mengganggu keselamatan penghuninya.
4 Lantai tanah semen dalam kondisi rusak. 5 Diutamakan rumah tidak memiliki fasilitas mandi, cuci dan kakus.
4.10.1 Sumber Dana
Dana bantuan stimulan untuk Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-RTLH diprogramkan dalam APBD Kabupaten Nias Barat
Tahun Anggaran 2014 yang dialokasikan pada pos anggaran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat. Dana operasional kegiatan Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-RTLH diprogramkankan dalam APBD Kabupaten Nias Barat Tahun Anggaran 2014 pada pos anggaran Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat, yang kegunaannya ; pendataan, administrasi, sosialisasi, monitoring, insentif TimPanitia, pelaporan dan lain-
lain yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
4.10.2 Prosedur Pengusulan
Penerima RS-RTLH Prosedur pengusulan penerima bantuan rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni adalah sebagai berikut :
1. Kepala Desa Kelurahan melakukan pendataan KK calon penerima. 2. Hasil pendataan rumah tidak layak huni tersebut dilampirkan data lokasi,
data calon penerima by name by address dan foto rumah, Kepala Desa mengirimkannya kepada Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten
Nias Barat, dengan surat pengantar dari camat dikecamatan wilayah rumah RS-RTLH menggunakan data base RTLH Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kabupaten Nias Barat.
100
3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi lapangan dan bila calon rumah yang akan
direhabilitasi sosial tidak memenuhi kriteria maka tim dapat mengalihkan survey ke rumah yang layak untuk direhabilitasi.
4. Berdasarkan hasil verifikasi administrasi dan verivikasi oleh Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja lapangan, Bupati Nias Barat mengeluarkan surat
keputusan tentang penetapan KK penerima bantuan RS-RTLH.Kabupaten Nias Barat Tahun 2014.
5. Nama penerima bantuan yang sudah ditetapkan dalam surat keputusan Bupati Nias Barat dalam rangka pemberdayaan sosial, tidak dapat diganti,
kecuali terdapat hal-hal yang menyimpangmelanggar ketentuan yang berlaku tentang perubahan nama dengan disertai bukti-bukti akurat,dan
dilakukan dengan keputusan Bupati Nias Barat.
4.10.3 Kelompok Penerima Bantuan
Kepala keluarga penerima bantuan dengan difasilitasi oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat membentuk kelompok dengan
anggota berjumlah 5 lima sampai dengan 10 sepuluh KK, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat mengeluarkan Surat
Keputusan pengesahan kelompok tersebut. Tugas kelompok adalah : 1. Membentuk pengurus kelompok terdiri dari Ketua merangkap anggota,
Sekretaris merangkap anggota, Bendahara merangkap anggota dan anggota 2. Membuka rekening di Bank Pemerintah atas nama kelompok dengan
spesimen ditandatangani Ketua dan Bendahara 3. Melakukan penilaian bagian rumah yang akan direhabilitasi
101
4. Menetapkan toko bangunan yang akan menjamin penyediaan barang 5. Mengusulkan pelaksana yang ahli dalam bidang bangunan tukang
6. Mengajukan usulan kebutuhan perbaikan rumah beserta dana yang diperlukan maksimal sebesar Rp.14.000.000,- empat belas juta rupiah
setiap rumah, kepada Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat
7. Membantu tukang yang telah ditunjuk untuk mengerjakan perbaikan rumah secara gotong royong dalam satu kelompok
8. Kelompok bertanggungjawab menyelesaikan pekerjaanvolume RS-RTLH 9. Setelah uang diterima, Ketua dan Bendahara membuat dan
menandatangani tanda terima uang bantuan dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat sejumlah yang tercantum dalam rekening
dengan diketahui Kepala DesaKelurahan setempat diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias
Barat contoh format lampiran VI 10. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan RS-
RTLH kepada Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat dengan melampirkan bukti-bukti kwintansi pengeluaran dan surat
pernyataan telah selesainya pekerjaan yang diketahui Kepala DesaLurah contoh format lampiran VII.
4.10.4 Penyaluran, Pencairan Dan Penggunaan Dana
A. Penyaluran
1. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat mengajukan kepada Bupati Nias Barat Cq. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan
102
Aset Daerah Kabupaten Nias Barat SPP-LS untuk menerbitkan SP2D Penggunaan Dana Kegiatan RS-RLTH melalui rekening bank Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat; 2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan mengajukan NPD kepada Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat Cq. Bendahara Pengeluaran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat berdasarkan DPA Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat; dan 3. Bendahara Pengeluaran menstransfer uang ke rekening kelompok sesuai
usulan kelompok, yang disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PPTK dan diketahui oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kabupaten Nias Barat.
B. Proses Pencairan
a. Dana RS-RTLH yang sudah masuk dalam rekening kelompok dapat dicairkan dengan terlebih dahulu kelompok mengajukan usulan
penggunaan dana yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok dan Bendahara dengan rekomendasi Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kabupaten Nias Barat b. Usulan tersebut menjadi dasar pencairan di bank tempat rekening kelompok
penerima c. Dana bantuan yang telah dicairkan dibelanjakan sesuai dengan usulan dan
peruntukannya d. Bukti pembelianpembelanjaan menjadi bahan dalam penyusunan laporan
kegiatan kelompok.
103
C. Penggunaan Dana
1. Jumlah Dana RS-RTLH setiap unit rumah Rp.15.000.000,- dengan proporsi penggunaan adalah pembelian bahan bangunan, biaya angkut,
upah tenaga kerja termasuk di dalamnya pajak-pajak; dan 2. Seluruh pajak dan penerima negara bukan pajak dalam pelaksanaan
kegiatan dana operasional di setorkan ke kas Negara oleh pihak Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat sesuai peraturan
perpajakan yang berlaku dengan bukti setoran pajak.
BAB V ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dibahas data-data yang diperoleh dari lapangan, data tersebut diperoleh dari hasil pendielitian melalui observasi, wawancara dan
melalui kuesioner. Analisis data adalah proses menjadikan data memberikan pesan kepada pembaca. Melalui analisis data, maka data yang diperoleh tidak lagi
diam, melainkan “berbicara”. Analisis data menjadikan data itu mengeluarkan maknanya, sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data itu, melainkan
juga mengetahui apa yang ada dibalik data itu. Pada bab ini penulis mencoba menganalisis data-data yang diperoleh
dari hasil kuesioner yang diajukan kepada para responden yaitu masyarakat
104
penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat yang jumlah keseluruhannya terdiri dari 50 kepala keluarga. 12 orang
berada di Kecamatan Lahomi, 27 orang di Kecamatan Mandrehe, dan 11 orang di Kecamatan Lolofitu Moi. Data yang dianalisis pada bab ini adalah:
1. Analisis karakteristik responden 2. Analisis keefektifan pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni di Kabupaten Nias Barat dilihat dari pemahaman terhadap program, ketetapan sasaran program, ketetapan waktu pelaksanaan, tercapainya
tujuan, dan perubahan nyata.
5.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini menyangkut umur, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga.
Adapun frekuensi jwaban responden dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur No.
Usia Frekuensi
Persen
105
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 25-30
31-36 37-42
43-48 49-54
55-60 61-66
67-71 72-77
2 11
13 4
4 9
5 1
1 4
22 26
8 8
18 10
2 2
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan data dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa responden berada pada rentang usia 25-77 tahun dan mayoritas berada pada usia produktif. Usia
produktif adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun dan dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi usia responden paling banyak yaitu usia 37-42 tahun.
Ketentuan untuk menjadi penerima bantuan sosial Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni tidaklah berpatokan pada usia produktif atau tidak, tetapi dilihat dari
pemenuhan kriteria penerima bantuan. Jika dilihat secara umum memang di Kabupaten Nias Barat masih sangat
banyak rumah yang tidak layak huni dan sangat perlu untuk di rehabilitasi. Namun dari hasil wawancara dengan tim pelaksana Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni di Kabupaten Nias Barat yaitu Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang diwakili oleh Sekretaris dinas tersebut menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria khusus yang
106
digunakan untuk menentukan penerima bantuan sosial ini yaitu dengan memperhatikan penghasilan dan juga usia produktif anggota keluarga.
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarakn Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi
Persen
1. 2.
Laki-laki Perempuan
47 3
94 6
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.2, dapat diketahui bahwa responden 94 adalah laki-laki dan 6 adalah perempuan. Dari data tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa mayoritas kepala keluarga penerima bantuan Rehabilitasi Sosial rumah Tidak Layak Huni masih dipegang oleh laki-laki atau suami. Beberapa
diantaranya adalah orangtua tunggal. Demikian juga dengan responden perempuan yang hanya terdiri dari tiga orang saja yang dimana satu diantaranya belum menikah
dan tinggal dengan saudaranya.
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Agama
No. Agama
Frekuensi Persen
107
1. 2.
3. 4.
5. Islam
Kristen Protestan Kristen Katolik
Hindu Budha
39 11
78 22
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.3, dapat diketahui bahwa 78 responden beragama Kristen Protestan dan 22 beragama Kristen Katolik. Hal ini juga
didasarkan pada hasil survei BPS pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Nias Barat beragama Kristen Protestan, kemudian
disusul oleh agama Kristen Katolik, dan agama Islam. Frekuensi masyarakat yang beragama Islam di tiga Kecamatan lokasi
penelitian didapati 0 karena masyarakat yang beragama Islam mayoritas bermukim di Kecamatan Sirombu. Untuk agama Hindu dan Budha frekuensinya juga 0 karena di
Kabupaten Nias Barat tidak terdapat masyarakat yang menganut agama ini. Meskipun masih tergolong Kabupaten baru, namun keberagaman agama yang terdapat di
Kabupaten Nias Barat sudah sejak lama ada dan masyarakatnya hidup dalam kedamaian dan saling menghargai
5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa
Berdasarkan hasil kuesioner, karakteristik responden berdasarkan suku bangsa menunjukkan bahwa keseluruhan responden adalah Suku Nias dan merupakan
masyarakat yang sudah bermukim secara turun menurun di Kabupaten Nias Barat.
108
5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No.
Pendidikan Terakhir
Frekuensi Persen
1. 2.
3. 4.
SD SMP
SMA Lainnya
20 18
12 40
36 24
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.4, dapat diketahui bahwa 40 responden memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar SD, 36 SMP, dan SMA 24. Dengan jelas
terlihat bahwa mayoritas responden hanya mampu menyelesaikan sekolah pada jenjang Sekolah Dasar SD dan tidak berhasil menuntaskan program pemerintah
wajib belajar 9 Tahun. Hal ini sejalan juga dengan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahrga dan Kebudayaan Kabupaten Nias Barat yang
menjelaskan bahwa Angka Partisipasi Sekolah di Nias Barat paling dominan berada pada rentang usia 7-12 tahun dimana usia ini berada pada jenjang Sekolah
Dasar dan mengalami penurunan pada tahun 2011. Hasil wawancara dengan responden ketika ditanyakan alasan mengenai
rendahnya tingkat pendidikan yang ditempuh, kesimpulan yang didapat adalah karena keterbatasan ekonomi dan ketidaksanggupan untuk mengikuti kegiatan
109
belajar disekolah serta karena tuntutan pekerjaan sehari-hari. Namun saat ini secara umum responden sudah sangat mengerti arti pentingnya pendidikan
sehingga banyak dari responden menyekolahkan anak mereka hingga ke jenjang perguruan tinggi dan berharap anak mereka bisa memperbaiki dan mengangkat
tingkat sosial mereka. Responden juga menjelaskan bahwa selain bantuan Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni, beberapa diantara mereka juga menerima bantuan Program Keluarga Harapan yang sangat membantu mereka untuk menyekolahkan
anak dan menunjang kesehatan keluarga.
5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil kuesioner, karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa 100 responden bekerja sebagai petani. Dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan responden diketahui bahwa seluruh responden bekerja sebagai petani karet. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah
dan sumber daya manusia yang masih sangat kurang sehingga mereka tidak memiliki sumber penghasilan lainnya. Namun terdapat beberapa keluarga
responden juga yang memiliki hewan ternak peliharaan yang dapat digunakan sebagai sumber penghasilan tambahan untuk suatu kebutuhan yang sangat
mendesak.
5.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
110
No. Jumlah Anggota
Keluarga Orang Frekuensi
Persen
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 1
2 3
4 5
≥ 6 4
5 9
5 27
8 10
18 10
54 Jumlah
50 100
Sumber: Kuesioner, 2015 Berdasarkan Tabel 5.5, dapat diketahui bahwa responden memiliki
jumlah yang anggota keluarga yang berbeda-beda. Tingkat kecenderungan responden memiliki anggota keluarga yang banyak, tinggi jumlahnya. Hal ini
terlihat dari tabel diatas bahwa 54 responden memiliki anggota keluarga 6 atau lebih dari 6 orang. Kondisi ini menjelaskan bahwa tidak lebih dari 8 saja
responden yang menerapkan program Keluarga Berencana atau KB dengan 2 anak saja sudah cukup.
Pemerintah Kabupaten Nias Barat sebenarnya telah menyiapkan fasilitas untuk melayani masyarakat dalam menerapkan progam KB dengan menyediakan 30
klinik KBPanca WismaDasa Wisma yang tersebar di seluruh kecamatan dan mencakup pada puskesmas dan puskesmas pembantu pustu.
Program ini masih belum terlaksana dengan baik karena responden masih memiliki kepercayaan bahwa banyak anak banyak rezeki,
111
sehingga merupakan hal yang lumrah apabila tingkat kecenderungan memiliki anak yang banyak cukup tinggi jumlahnya. Bagi yang menerapkan program
Keluarga Berencana, alasan mereka adalah pertimbangan masa depan untuk membiayai masa depan anak-anaknya. Penerapan Program Keluarga Berencana
sebenarnya bisa ditingkatkan dengan cara memberikan sosialisasi yang berkesinambungan dan pemahaman tentang Program Keluarga Berencana kepada
masyarakat Kabupaten Nias Barat terlebih kepada pasangan usia subur sehingga masyarakat bisa lebih mengerti bahwa dengan mengikuti Program Keluarga
Berencana hidup mereka bisa lebih terarah dan terencana untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih baik.
5.2 Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat
Uraian tentang efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni oleh Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat disajikan dalam bentuk indikator meliputi:
1. Pemahaman program 2. Ketepatan sasaran program
3. Ketepatan waktu pelaksanaan
112
4. Tercapainya tujuan 5. Perubahan nyata
5.2.1 Pemahaman Program
5.2.1.1 Sumber Pengetahuan Program
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Pengetahuan
Program No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Dinas Sosial
TemanTetangga Media Cetak
43 7
- 86
14 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.6, dapat diketahui bahwa responden 86 mendapatkan informasi tentang adanya progam bantuan sosial ini dari Dinas
Sosial sebagai tim pelaksana program ini dan hanya 14 yang mendapatkan informasi dari teman ataupun tetangganya. Hal ini memang sudah menjadi
tanggungjawab kepada tim pelaksana untuk mensosialisasikan program bantuan sosial ini.
Dari hasil wawancara dengan responden dijelaskan bahwa tim dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat mendatangi rumah mereka
untuk melakukan survey melihat kondisi rumah responden dan menjelaskan tentang adanya program bantuan sosial ini. Hal ini juga dibenarkan oleh Sekretaris
113
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat dimana timnya memang langsung turun ke lapangan untuk memberikan informasi kepada masyarakat
tentang Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni. Namun beberapa responden yang mendapat informasi dari teman ataupun tetangga menjelaskan
bahwa mereka pada awalnya direkomendasikan oleh Kepala Desa kemudian Kepala Desa menjelaskan kepada mereka dan tim dari Dinsos akan melihat
terlebih dahulu kondisi rumah tersebut apakah layak menerima bantuan atau tidak. Kuantifikasi Skala Likert tentang sumber pengetahuan responden
adalah dengan jumlah nilai dari jawaban responden yakni 43, nilai tersebut dibagi dengan jumlah responden yang berjumlah 50. Nilai Skala Likert tentang sumber
pengetahuan responden mengenai adanya program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah 0,94.
5.2.1.2 Tanggapan Responden Atas Informasi Yang Disampaikan
Tabel 5.7 Distribusi Tanggapan Responden Atas Informasi Yang Disampaikan
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Paham
Kurang paham Tidak paham
38 12
- 76
24 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
114
Berdasarkan Tabel 5.7,dapat diketahui bahwa tanggapan responden atas informasi yang disampaikan mengenai program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni yakni sebanyak 38 orang 76 responden mengatakan memahami program tersebut, sebanyak 12 orang 12 mengatakan kurang
memahami. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, kurangnya pemahaman tentang informasi yang disampaikan disebabkan karena informasi
yang didapatkan tidak langsung dari Dinas Sosial tetapi dari Kepala Desa yang merekomendasikan mereka sehingga ada beberapa hal yang kurang dipahami.
Namun seiring dengan berjalannya program dan kunjungan tim dari Dinas Sosial langsung ke rumah responden membuat responden semakin memahami tentang
program bantuan sosial ini. Kuantifikasi Skala Likert tentang tanggapan responden atas informasi
yang disampaikan mengenai Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni adalah dengan jumlah nilai dari jawaban responden yakni 38 dibagi dengan
jumlah responden yang berjumlah 50 orang. Nilai Skala Likert tentang tanggapan responden atas informasi yang disampaikan mengenai program Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah 0,76.
5.2.1.3 Pemahaman Responden Mengenai Tujuan Program Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Tujuan Program No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
Mengetahui Cukup Mengetahui
22 26
44 52
115
3. Tidak Mengetahui
2 4
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.8, dapat diketahui bahwa pemahaman responden mengenai tujuan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni yakni sebanyak 22 orang 44 mengatakan mengetahui tujuan program tersebut, sebanyak 26 orang 52 mengatakan cukup mengetahui, dan sebanyak
2 orang 4 mengatakan tidak mengetahui tujuan program tersebut. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden lebih dominan kepada jawaban cukup
mengetahui. Dari hasil wawancara dengan responden yang mereka maksud cukup mengetahui adalah dalam hal ini adalah mereka memang mengetahui tujuan dari
program ini yakni untuk memperbaiki rumah-rumah yang tidak layak huni namun bagaimana kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat miskin mereka kurang
memahami hal tersebut. Hal ini seharusnya menjadi hal yang penting yang harus diketahui oleh penerima bantuan sosial ini agar tujuan pemerintah untuk program
ini benar-benar tercapai dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin.
Kuantifikasi Skala Likert tentang pemahaman responden mengenai tujuan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni yakni dengan
jumlah nilai jawaban responden sebanyak 20 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden yakni 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan pemahaman responden
tentang tujuan program adalah 0,4
5.2.1.4 Pengetahuan Mengenai Syarat Menjadi Penerima Bantuan
116
Tabel 5.9 Distribusi Respoden Berdasarkan Pengetahuan Syarat
Menjadi Penerima Bantuan No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Tahu
Kurang tahu Tidak tahu
39 11
- 78
22 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.9, dapat diketahui bahwa sebanyak 39 orang 78 responden mengetahui syarat-syarat menjadi penerima bantuan
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, dan sebanyak 11 orang 22
menjawab kurang mengetahui syarat-syarat menjadi penerima bantuan sosial ini. Syarat-syarat untuk menjadi penerima bantuan sosial ini tentu sudah dijelaskan
oleh pihak Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat sebagai tim pelakasana program ini sehingga responden dominan mengetahui syarat-
syaratnya. Syarat yang diajukan oleh tim pelaksana disesuaikan dengan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah pusat dalam hal ini yaitu
Kementrian Sosial. Dari hasil wawancara dengan responden, beberapa dari mereka kurang mengetahui syarat-syarat menjadi penerima bantuan karena pada
awal mereka mendapat penjelasan tentang syarat-syarat tersebut mereka tidak mengetahui darimana harus mendapatkan beberapa berkas yang harus dilengkapi
namun hal ini bisa diatasi dengan adanya bantuan dari Dinas Sosial dan mereka juga aktif bertanya kepada penerima bantuan lainnya.
117
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan pengetahuan responden tentang syarat menjadi penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
adalah dengan membagi jumlah nilai jawaban responden yakni 39 dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan pengetahuan
responden mengenai syarat-syarat menjadi penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah 0,78.
5.2.1.5 Kemudahan Pemenuhan Syarat Menjadi Penerima Bantuan
Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kemudahan Pemenuhan
Syarat Menjadi Penerima Bantuan No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Mudah
Cukup mudah Sulit
37 13
- 74
26 -
Jumlah 50
100
118
Sumber: Kuesioner, 2015 Berdasarkan Tabel 5.10, dapat diketahui bahwa sebanyak 37 orang 74
responden menjawab mudah dalam pemenuhan syarat menjadi penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, dan sebanyak 13 orang 26
menjawab cukup mudah. Dari hasil wawancara dengan responden dikatakan bahwa kemudahan yang diberikan oleh tim dari Dinas Sosial antara lain dengan
membantu mereka memberikan format Surat Permohonan Bantuan Stimulan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, Surat Keterangan Miskin, dan Surat
Pernyataan dari Kepala Desa yang menjelaskan bahwasannya penerima bantuan tersebut memang benar memiliki rumah tidak layak huni. Hal ini diakui responden
sangat membantu mereka dalam pemenuhan syarat menjadi penerima bantuan sosial ini sehingga proses yang dibutuhkan tidak menghabiskan waktu yang cukup
lama. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kemudahan pemenuhan syarat
menjadi penerima bantuan RS-RTLH adalah dengan membangi jumlah nilai jawaban yakni 37 dengan jumlah responden yaitu 50 orang. Nilai Skala Likert
berdasarkan kemudahan pemenuhan syarat menjadi penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat adalah 0,74.
5.2.1.6 Pengetahuan Sasaran Program
Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sasaran Program
No. Kategori
Frekuensi Persen
119
1. 2.
3. Mengetahui
Cukup mengetahui Tidak mengetahui
26 21
3 52
42 6
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.11, dapat diketahui bahwa sebanyak 26 orang 52 responden menjawab mengetahui sasaran program, sebanyak 21 orang 42
menjawab cukup mengetahui, dan 3 orang 6 menjawab tidak mengetahui. Perbedaan persentase ini tentu memiliki alasan yang jelas. Dari hasil wawancara
dengan responden yang menjawab mengetahui dijelaskan bahwa sasaran program bantuan ini diutamakan kepada masyarakat yang memiliki rumah tidak layak huni
dan tiga kecamatan yang dipilih untuk menerima bantuan pada tahap awal ini yakni Kecamatan Lahomi, Lolofitu Moi, dan Mandrehe diprioritaskan karena
daerah ini dilintasi oleh jalan provinsi menuju Nias Barat sehingga bisa dikatakan merupakan wajah dari Nias Barat itu sendiri sehingga perlu di lakukan
rehabilitasi rumah-rumah tidak layak huni. Sedangkan responden yang menjawab cukup mengetahui menjelaskan bahwa sasaran program tersebut adalah untuk
memperbaiki rumah-rumah masyarakat yang tidak layak huni agar nyaman untuk ditempati, dan responden yang menjawab tidak mengetahui menjelaskan bahwa
mereka hanya mengetahui bahwa akan ada bantuan untuk perbaikan rumah mereka sedangkan sasaran lain dari program tersebut mereka tidak mengetahui.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan pengetahuan responden terhadap sasaran program yakni denga membagi jumlah nilai jawaban responden yakni 23
dengan jumlah keseluruhan responden yakni 50 orang. Nilai Skala Likert
120
berdasarkan pengetahuan responden terhadap sasaran program RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat tergolong positif dengan jumlah rata-rata 0,46.
5.2.1.7 Sosialisasi Program dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten
Nias Barat Tabel 5.12
Distribusi Responden Mengenai Sosialisasi Program dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Ada
Kadang-kadang ada Tidak ada
46 4
- 92
8 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 46 orang 92 menjawab bahwa ada sosialisasi yang dilakukan oleh
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat sebagai pelaksana kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Di Kabupaten Nias Barat Tahun
2014. Sosialisasi dilakukan pada saat melakukan survey ke lapangan untuk melihat kondisi rumah yang direkomendasikan oleh Kepala Desa. Sosialisasi
dilaksanakan dalam rangka memperoleh kesamaan pemahaman dan gerak langkah setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan RS-RTLH. Pelaksanaan
sosialisasi dilaksanakanan mulai tingkat kabupaten oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat dengan instansi terkait dengan melibatkan Camat dan
121
Kepala Desa lokasi penerima manfaat. Dalam sosialisasi yang dilaksanakan juga dijelaskan kepada masyarakat jika rumah yang direkomendasikan oleh Kepala
Desa tidak sesuai dengan kriteria maka akan dialihkan ke rumah lain yang lebih layak untuk direhabilitasi. Dari hasil verifikasi administrasi dan verifikasi ke
lapangan maka nama-nama penerima bantuan akan ditetapkan oleh Bupati Nias Barat. Beberapa responden yang menjawab kadang-kadang ada menjelaskan
bahwa sosialisasi memang telah dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja namun terkadang ketika tim dari Dinas Sosial datang untuk memberikan informasi
responden tidak berada dirumah dan Kepala Desa yang akan melanjutkan informasi tersebut kepada responden.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan sosialisasi program RS-RTLH oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat yakni jumlah nilai jawaban
responden sebanyak 46 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden yakni 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan sosialisasi program RS-RTLH oleh Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat adalah positif dengan jumlah rata- rata 0,9
5.2.2 Ketepatan Sasaran Program
5.2.2.1 Pendataan Sebagai Keluarga Miskin
Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pendataan Sebagai Keluarga Miskin
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Pernah
Belum pernah Tidak tahu
28 22
- 56
44 -
122
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.13, dapat diketahui bahwa sebanyak 28 orang 56 responden menjawab pernah di data sebagai keluarga miskin, dan sebanyak
22 orang 44 responden menjawab belum pernah didata sebagai keluarga miskin. Penerima bantuan sosial RS-RTLH ini memang diprioritaskan kepada
kepala keluarga yang memang termasuk dalam keluarga miskin dan membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk merehabilitasi rumah mereka yang
dinilai tidak layak huni. Di dalam kriteria penerima bantuan memang tidak terdapat syarat yang mengatakan harus terdaftar sebagai keluarga miskin tetapi
disana dijelaskan bahwa penerima bantuan dalam kehidupan sehari-hari masih memerlukan bantuan pangan untuk penduduk miskin seperti beras miskin
raskin. Dari hasil wawancara dengan responden dijelaskan bahwa mereka
pernah didata sebagai keluarga miskin karena pernah mendapat bantuan beras miskin dari pemerintah dan juga ada yang mendapat bantuan dari Program
Keluarga Harapan. Responden yang menjawab belum pernah didata sebagai keluarga miskin mengatakan bahwa petugas dari pemerintahan memang pernah
datang ke rumah mereka untuk dimintai data keluarga namun mereka tidak diberi penjelasan untuk apa data itu apakah untuk pendataan keluarga miskin atau bukan.
Mereka juga sebelumnya belum pernah mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan pendataan sebagai keluarga
miskin penerima bantuan RS-RTLH adalah dengan membagi jumlah nilai jawaban responden yakni sebanyak 28 dengan jumlah keseluruhan responden
123
yakni 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan pendataan sebagai keluarga miskin penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat adalah 0,56 dan tergolong
efektif.
5.2.2.2 Ketepatan Menjadi Penerima Bantuan
Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Menjadi Penerima
Bantuan No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Ya, sangat tepat
Cukup tepat Tidak tepat
34 16
- 68
32 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.14, dapat diketahui bahwa sebanyak 34 orang 68 responden menjawab mereka sangat tepat untuk menerima bantuan sosial
RS-RTLH, dan sebanyak 16 orang 32 menjawab cukup tepat. Penentuan penerima bantuan memang ditetapkan oleh Bupati Nias Barat dengan
mempertimbangkan hasil verifikasi administrasi dan verifikasi lapangan dari tim pelaksana sehingga penerima bantuan memang tepat sasaran dan sangat
membutuhkan bantuan sosial ini. Dari hasil observasi yang dilakukan langsung ke lapangan maka peneliti dapat menjelaskan bahwa kondisi rumah responden
sebelum direhabilitasi memang sangat memprihatinkan dan layak untu direhabilitasi.
124
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan ketepatan menjadi penerima bantuan RS-RTLH yakni dengan jumlah nilai jawaban dari responden sebanyak
34 dibagi dengan jumlah seluruh responden yakni 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan ketepatan menjadi penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten Nias
Barat adalah 0,68 dan tergolong efektif.
5.2.2.3 Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari Tabel 5.15
Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Tidak mampu
Kadang-kadang mampu Mampu
34 15
1 68
30 2
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.15, dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Berdasarkan
kuesioner dan wawancara terhadap beberapa responden yang mempunyai pendapat ini alasannya adalah harga karet mentah yang menjadi penghasilan
utama mereka sangat menurun drastis yaitu hanya dihargai Rp.6000kg dan cuaca yang tidak mendukung sehingga pendapatan mereka menurun dan berdampak
pada ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alasan lain juga dikemukakan responden ketidakmampuan ini
disebabkan karena anggota keluarga yang cukup banyak serta pemenuhan
125
kebutuhan sekolah anak mereka juga. Responden yang menjawab kadang-kadang mampu memberi penjelasan bahwa ketika hasil karet mereka banyak maka
pendapatan mereka mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan jika hasilnya sedikit maka kebutuhan sehari-hari susah untuk dipenuhi. Sedangkan
responden yang menjawab mampu adalah responden yang anggota keluarganya tidak banyak sehingga pendapatan dari hasil penjualan karet mentah masih bisa
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kemampuan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari yakni dengan jumlah nilai jawaban responden sebanyak 33 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden yakni 50 orang. Nilai Skala Likert
berdasarkan kemampuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari responden penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat adalah 0,66.
5.2.2.4 Kepemilikan Aset Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Aset No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Tidak ada
Kadang-kadang Ada
13 3
34 26
6 68
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
126
Berdasarkan Tabel 5.16, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 34 orang 68 memiliki aset lain. Dari hasil wawancara dengan
responden aset tersebut adalah tanah dan kebun karet mereka. Sedangkan responden yang menjawab kadang-kadang menjelaskan bahwa aset itu berupa
kebun karet sewaan dari orang lain yang sewaktu-waktu bisa diusahakan kembali oleh pemiliknya. Jika dilihat dari kriteria atau syarat penerima bantuan sebenarnya
dijelaskan bahwa penerima bantuan seharusnya tidak memiliki aset lain apabila dijual tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup anggota keluarga selama 3
bulan kecuali tanah dan rumah yang ditempati. Dari hasil wawancara dengan tim pelaksana Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat yaitu Dinas Sosial dan Tenaga Kerja pihaknya menjelaskan bahwa mayoritas penerima bantuan sosial ini
memiliki aset berupa tanah ataupun kebun karet karena itu merupakan warisan turun temurun dari orangtua mereka dan menjadi sumber pendapatan mereka
sehingga sangat sulit untuk mendapatkan keluarga yang tidak memiliki tanah ataupun kebun karet. Pihak Dinas Sosial juga menambahkan walaupun mereka
memiliki aset tersebut tetapi mereka masih tergolong keluarga miskin dan sangat membutuhkan bantuan untuk rehabilitasi rumah.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kepemilikan aset yakni dengan membagi jumlah nilai jawaban responden yaitu -21 dibagi dengan jumlah
keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kepemilikan aset penerima bantuan program RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat
adalah -0,4.
127
5.2.2.5 Bukti Atas Kepemilikan Rumah Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Bukti Atas Kepemilikan Rumah No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Ya,ada
Tidak ada Dalam pengurusan
25 21
4 50
42 8
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.17, dapat diketahui bahwa sebanyak 25 orang 50 responden menjawab memiliki bukti atas kepemilikan rumah mereka yaitu
sertifikat dan surat kepemilikan dari desa atas status tanah mereka. Dari hasil wawancara dengan responden yang menjawab tidak memiliki bukti atas
kepemilikan rumah didapat penjelasan bahwa tanah yang dimana rumah mereka berdiri merupakan tanah warisan dari orangtua dahulu sehingga tidak ada surat-
surat resmi dari pemerintah tetapi kepemilikan mereka diakui oleh warga setempat sehingga mereka tetap bisa menjadi penerima bantuan RS-RTLH. Dari data
tersebut juga terdapat responden yang masih dalam proses pengurusan bukti atas kepemilikan rumahnya.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan bukti atas kepemilikan rumah yakni dengan membagi jumlah nilai jawaban responden yaitu 21 dengan
jumlah keseluruhan responden yaitu 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan
128
bukti atas kepemilikan rumah penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat adalah 0,42 dan tergolong efektif.
5.2.2.6 Status Kepemilikan Rumah
Berdasarkan hasil dari kuesioner dapat diketahui bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 50 orang 100 menyatakan bahwa
memiliki status kepemilikan milik sendiri atas rumah yang mereka tempati. Hal ini sesuai dengan kriteria atau syarat yang ditentukan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat sebagai tim pelaksana. Kuantifikasi jumlah nilai jawaban
responden berdasarkan status kepemilikan rumah yakni dengan jumlah dari jawaban responden sebanyak 50 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden
yakni sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan status kepemilikan rumah untuk penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di
Kabupaten Nias Barat adalah efektif dengan jumlah rata-rata 1.
5.2.2.7 Kondisi Rumah Sebelum Direhabilitasi Tabel 5.18
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Rumah Sebelum Direhabilitasi No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Rusak parah
Rusak Biasa saja
49 1
- 98
2 -
Jumlah 50
100
129
Sumber: Kuesioner, 2015 Berdasarkan Tabel 5.18 dapat diketahui bahwa mayoritas
responden yaitu sebanyak 49 orang 98 menjawab memiliki kondisi rumah yang rusak parah dan sangat membutuhkan bantuan untuk merehabilitasi rumah
mereka. Sedangkan responden yang menjawab rusak hanya satu orang saja dan dari hasil wawancara dengan responden dijelaskan bahwa rumah yang ditempati
memang mengalami kerusakan namun tidak parah walaupun sebenarnya sudah termasuk dalam indikator rumah tidak layak huni. Kriteria atau syarat yang
ditetapkan oleh tim pelaksana yaitu rumah yang dimiliki dan ditempati oleh penerima bantuan adalah rumah yang tidak layak huni yang tidak memiliki syarat
kesehatan, keamanan sosial, dengan kondisi tidak permanen danatau rusak. Kuantifikasi jumlah nilai jawaban responden tentang kondisi
rumah sebelum direhabilitasi adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni sebanyak 49 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden yang berjumlah
50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kondisi rumah sebelum direhabilitasi adalah efektif rusak parah dengan jumlah rata-rata 0,98.
5.2.2.8 Kondisi Atap Rumah Sebelum Direhabilitasi
Berdasarkan hasil dari kuesioner dapat diketahui bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 50 orang 100 menjawab atap rumah
mereka sebelum direhabilitasi terbuat dari daun rumbia yang mudah rusak dan lapuk sehingga sangat perlu untuk segera diganti dengan bahan yang lebih kuat.
Kondisi ini juga disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh tim pelaksana sehingga penerima bantuan sosial ini benar-benar tepat sasaran.
130
Kuantifikasi jumlah nilai jawaban responden berdasarkan kondisi atap rumah sebelum direhabilitasi yakni dengan jumlah nilai jawaban responden
dibagi dengan jumlah keseluruhan responden yakni 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kondisi atap rumah responden sebelum direhabilitasi adalah 1 dan
tergolong efektif.
5.2.2.9 Kondisi Lantai Rumah Sebelum Direhabilitasi Tabel 5.19
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Lantai Rumah Sebelum Direhabilitasi
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Tanah
Semen Marmer
31 19
- 62
38 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.19 dapat diketahui bahwa sebanyak 31 orang 62 responden menjawab lantai rumah mereka sebelum direhabilitasi terbuat
dari tanah, dan sebanyak 19 orang 38 responden menjawab lantai rumah mereka sebelum direhabilitasi terbuat dari semen. Dari hasil wawancara dengan
responden dijelaskan bahwa lantai rumah mereka yang terbuat dari semen sudah dalam kondisi rusak atau pecah-pecah sehingga harus segera diperbaiki agar tidak
menganggu kenyamanan seluruh anggota keluarga. Kriteria yang ditetapkan oleh tim pelaksana yaitu lantai rumah penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni terbuat dari tanah atau semen dalam kondisi rusak.
131
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kondisi lantai rumah sebelum direhabilitasi yakni dengan membagi jumlah nilai jawaban responden
yaitu 31 dengan jumlah keseluruhan responden yaitu 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kondisi lantai rumah penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten Nias
Barat adalah 0,62 dan tergolong efektif.
5.2.2.10 Kondisi Dinding Rumah Sebelum Direhabilitasi
Berdasarkan hasil dari kuesioner dapat diketahui bahwa keseluruhan dinding rumah responden sebanyak 50 orang 100 terbuat dari
papan. Hal ini sesuai dengan kriteria atau syarat yang ditetapkan oleh tim pelaksana bahwa dinding rumah penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni terbuat dari bahan yang mudah lapuk atau rusak seperti papan, ilalang, ataupun bambu yang dianyam.Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
keseluruhan responden memenuhi kriteria ini dan layak untuk menerima bantuan sosial RS-RTLH.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kondisi dinding rumah sebelum direhabilitasi yakni dengan membagi jumlah nilai jawaban responden
yaitu 50 dengan jumlah keseluruhan responden yaitu 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kondisi dinding rumah penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten
Nias Barat adalah 1 dan tergolong efektif.
5.2.2.11 Kondisi Fasilitas Kamar Mandi Tabel 5.20
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Fasilitas
132
Kamar Mandi No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Tidak Layak
Cukup layak Layak
41 9
- 82
18 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.20, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 41 orang 82 menjawab kondisi fasilitas kamar
mandi mereka tidak layak. Hal ini disebabkan karena kamar mandi yang mereka miliki terpisah dari rumah dan hanya mengandalkan air sumur dan air hujan. Dari
hasil observasi langsung yang dilakukan peneliti dapat menjelaskan bahwa kondisi kamar mandi responden memang sangat memprihatinkan dimana air yang
mereka gunakan sangat kotor dan saluran pembuangan juga tidak diatur dengan baik. Responden yang menjawab cukup layak juga menjelaskan bahwa kamar
mandi yang mereka miliki ada yang berada didalam rumah dan juga terpisah dari rumah sehingga cukup membantu mereka, namun mereka juga tetap mengalami
kesusahan mendapatkan air bersih ketika musim panas datang. Hal ini juga disesuaikan dengan kriteria yang ditetapkan oleh tim
pelaksana bahwa diutamakan rumah yang tidak memiliki fasilitas kamar mandi, cuci, dan kakus. Namun dari hasil observasi yang dilakukan mayoritas responden
belum memperbaiki fasilitas kamar mandi yang mereka miliki karena keterbatasan jumlah dana yang diberikan sehingga mereka lebih memprioritaskan untuk
perbaikan kondisi fisik rumah.
133
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kondisi fasilitas kamar mandi yakni dengan jumlah nilai jawaban responden yaitu 41 dibagi dengan
jumlah keseluruhan responden yakni 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kondisi fasilitas kamar mandi responden penerima bantuan RS-RTLH di
Kabupaten Nias Barat adalah 0,82 dan tergolong efektif.
5.2.3 Ketepatan Waktu Pelaksanaan Program
5.2.3.1 Kesesuaian Jadwal Pelaksanaan Program
Berdasarkan hasil dari kuesioner dapat diketahui bahwa keseluruhan responden sebanyak 50 orang 100 menjawab program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat dilaksanakan tepat waktu. Program ini berlangsung dimulai dari Bulan November
2014 hingga awal Februari 2015. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kesesuian jadwal
pelaksanaan program adalah dengan membagi jumlah nilai jawaban responden
134
yaitu 50 dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kesesuaian jadwal pelaksanaan program Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah efektif dengan jumlah rata-rata 1.
5.2.3.2 Proses Pencairan Dana
Berdasarkan hasil dari kuesioner dapat diketahui bahwa keseluruhan responden sebanyak 50 orang 100 menjawab proses pencairan dana
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat dilaksanakan tepat waktu. Dari hasil wawancara dengan responden dan tim
pelaksana dari Dinas Sosial diketahui bahwa pencairan dana pertama dilakukan pada Bulan November. Setelah pekerjaan rehabilitasi 50 sudah dilaksanakan
maka pencairan dana kedua dilakukan pada bulan Desember. Dana yang diberikan oleh pemerintah tersebut digunakan untuk pembelian bahan bangunan dan gaji
tukang yang bekerja selama proses rehabilitasi. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan proses pencairan dana adalah
dengan membagi jumlah nilai jawaban responden yaitu 50 dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan proses
pencairan dana program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah efektif dengan jumlah rata-rata 1.
5.2.3.3 Proses Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Tabel 5.21
Distribusi Responden Berdasarkan Proses Pelaksanaan
135
Rehabilitasi Rumah No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. 100 hari
100 hari 100 hari
7 16
27 14
32 54
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.2 ,dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 27 orang54 menjawab melaksanakan proses
rehabilitasi rumah lebih dari 100 hari 100, sebanyak 16 orang 32 menjawab kurang dari 100 hari, dan 7 orang 14 menjawab melaksanakan proses
rehabilitasi selama 100 hari. Dari hasil wawancara dengan responden dan pihak dari Dinas Sosial diketahui bahwa perbedaan jangka waktu pelaksanaan ini terjadi
karena perbedaan bagian-bagian rumah yang direhabilitasi. Jangka waktu yang sudah ditetapkan oleh tim pelaksana yaitu selambat-lambatnya 100 hari setelah
dana masuk ke rekening kelompok. Pemberian dispensasi waktu diberikan kepada mereka yang menambah dana untuk rehabilitasi rumah sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk bisa menyelesaikannya. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan jangka waktu pelaksanaan
rehabilitasi rumah yakni dengan jumlah nilai jawaban responden yaitu -20 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert
untuk jangka waktu pelaksanaan rehabilitasi rumah penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat adalah -0,4.
136
5.2.3.4 Ketepatan Waktu Tukang Bekerja
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dengan responden diketahui bahwa keseluruhan responden yakni 50 orang 100 menjawab bahwa
tukang yang bekerja dirumah mereka selama proses rehabilitasi melaksanakan pekerjaannya tepat waktu. Jumlah tukang yang bekerja juga berbeda-beda
disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses rehabilitasi. Dalam program ini juga, penerima bantuan turut serta membantu dalam pelaksanaan rehabilitasi.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan ketepatan waktu tukang bekerja adalah dengan membagi jumlah nilai jawaban responden yakni 50 dengan
jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkana ketepatan waktu tukang bekerja dalam proses rehabilitasi rumah
penerima bantuan RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat adalah 1 dan tergolong efektif.
5.2.3.5 Jangka Waktu Pelaksanaan Program Tabel 5.22
Distribusi Responden Berdasarkan Jangka Waktu Pelaksanaan Program No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Memadai
Cukup memadai Tidak memadai
29 19
2 58
38 4
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
137
Berdasarkan Tabel 5.22 , dapat diketahui bahwa sebanyak 29 orang 58 responden menjawab waktu pelaksanaan program yang sudah ditetapkan
oleh tim pelaksana memadai, 19 orang 38 menjawab cukup memadai, dan 2 orang 4 menjawab tidak memadai. Dari hasil wawancara dengan responden
yang menjawab memadai dijelaskan bahwa meskipun proses rehabilitasi rumah mereka mayoritas dilaksanakan lebih dari 100 hari tetap sebenarnya waktu 100
hari yang ditentukan oleh tim pelaksana memadai jika bagian-bagian yang direhabilitasi hanya atap, dinding, lantai. Namun pada proses pelaksanaannya
penerima bantuan melakukan rehabilitasi fisik rumah diluar yang sudah ditentukan sehingga responden ada yang menjawab cukup memadai dan tidak
memadai waktu yang sudah ditetapkan oleh tim pelaksana. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan jangka waktu pelaksanaan
program adalah dengan membagi jumlah nilai jawaban responden yakni 27 dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert
berdasarkan jangka waktu pelaksanaan program RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat adalah 0,54 dan tergolong efektif.
5.2.3.6 Penyerahan Laporan Penyelesaian Pekerjaan Kegiatan Rehabilitasi Tabel 5.23
Distribusi Responden Berdasarkan Penyerahan Laporan Penyelesaian Pekerjaan Kegiatan Rehabilitasi
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
Tepat waktu Cukup tepat waktu
35 13
70 26
138
3. Tidak tepat waktu
2 4
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.23 , dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 35 orang 70 menjawab telah menyerahkan laporan
penyelesaian pekerjaan kegiatan rehabilitasi dengan tepat waktu. Pelaporan ditujukan kepada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat sebagai
tim pelaksana dengan memberikan Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan Kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2014 yang diwakili
oleh Ketua Kelompok penerima bantuan dan diketahui oleh Kepala Desa. Dari hasil wawancara dengan responden yang menjawab cukup tepat waktu dijelaskan
bahwa jadwal penyerahan laporan dari kelompok mereka tidak pas dengan waktu yang sudah ditentukan namun jangka waktunya tidak terlalu lama. Demikian juga
dengan responden yang menjawab tidak tepat waktu, hal ini terjadi karena keterlambatan waktu penyelesaian rehabilitasi rumah mereka.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan penyerahan laporan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi rumah adalah jumlah nilai jawaban responden
yakni 33 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden yaitu 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan penyerahan laporan penyelesaian kegiatan RS-RTLH tahun
2014 di Kabupaten Nias Barat adalah tepat waktu dengan jumlah rata-rata 0,66.
5.2.4 Tercapainya Tujuan
5.2.4.1 Kesesuaian Rencana Rehabilitasi
Tabel 5.24
139
Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Rencana Rehabilitasi No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Sesuai
Cukup sesuai Tidak sesuai
36 12
2 72
24 4
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.24, dapat diketahui bahwa sebanyak 36 orang 72 responden menjawab kondisi rumah mereka setelah direhabilitasi sesuai
dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya, sebanyak 12 orang 24 menjawab cukup sesuai, dan 2 orang 4 menjawab tidak sesuai. Dari hasil
wawancara dengan responden yang menjawab sesuai dijelaskan bahwa bagian fisik rumah mereka yang diperbaiki disesuaikan dengan prioritas yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu bagian atap, dinding, dan lantai. Sedangkan responden yang menjawab cukup sesuai menjelaskan bahwa ada beberapa bagian
fisik rumah yang diperbaiki diluar prioritas sehingga terjadi perbedaan sedikit dengan rencana sebelumnya. Demikian juga dengan responden yang menjawab
tidak sesuai diketahui bahwa hal ini terjadi karena mereka merubah secara total kondisi fisik rumah dengan menambah biaya untuk perbaikan tersebut.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kesesuaian rencana rehabilitasi adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni 34 dibagi dengan
jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kesuaian rencana rehabilitasi adalah efektif dengan jumlah rata-rata 0,68.
140
5.2.4.2 Kepuasan Hasil Rehabilitasi
Tabel 5.25 Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Hasil Rehabilitasi
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Puas
Cukup puas Tidak puas
30 18
2 60
36 4
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.25, dapat diketahui bahwa sebanyak 30 orang 60 responden menjawab puas dengan hasil rehabilitasi rumah mereka,
sedangkan 18 orang 36 responden menjawab cukup puas, dan 2 orang 4 menjawab tidak puas. Dari hasil wawancara dengan responden yang menjawab
cukup puas diketahui bahwa secara umum mereka senang dengan hasil rehabilitasi rumah mereka namun ada beberapa bagian fisik rumah yang
sebenarnya harus diperbaiki namun karena keterbatasan dana maka hal ini tidak dapat dilakukan. Demikian juga dengan responden yang menjawab tidak puas
mereka beralasan bahwa rumah yang sudah direhabilitasi belum selesai dengan sempurna dan terpaksa harus dihentikan karena keterbatasan dana yang ada.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kepuasan hasil rehabilitasi adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni 28 dibagi dengan jumlah
keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kepuasan hasil rehabilitasi rumah tidak layak huni di Kabupaten Nias Barat adalah
efektif dengan jumlah rata-rata 0,56.
141
5.2.4.3 Pengaruh Terhadap Semangat Kerja Tabel 5.26
Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Terhadap Semangat Kerja
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Ya
Kadang-kadang Tidak
44 5
1 88
10 2
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.26, dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 44 orang 88 menjawab terdapat pengaruh dengan semangat kerja
mereka setelah rumah mereka direhabilitasi. Dari hasil wawancara dengan responden dijelaskan bahwa kondisi rumah mereka yang sudah jauh lebih baik
membuat mereka bisa tinggal dengan nyaman dan meningkatkan semangat mereka untuk bekerja. Responden yang menjawab pengaruh terhadap semangat
kerja mereka dengan kondisi rumah yang sudah direhabilitasi hanya kadang- kadang ada disebabkan karena semangat kerja mereka lebih dominan muncul
karena tuntutan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Demikian juga dengan responden yang menjawab tidak ada pengaruh dengan semangat kerjanya karena
memang kondisi fisik yang sebenarnya tidak memungkinkan untuk bekerja lebih kuat.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan pengaruh terhadap semangat kerja adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni 43 dibagi dengan jumlah
142
keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan pengaruh terhadap semangat kerja setelah rumah responden direhabilitasi adalah
efektif dengan jumlah rata-rata 0,86.
5.2.4.4 Peningkatan Intensitas Berkumpul Keluarga Tabel 5.27
Distribusi Reponden Berdasarkan Peningkatan Intensitas Berkumpul Keluarga
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Ya
Kadang-kadang Tidak
37 13
- 74
26 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.27, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 37 orang 74 menjawab bahwa ada peningkatan intensitas berkumpul
dengan keluarga setelah rumah mereka direhabilitasi. Hal ini berkaitan dengan salah satu tujuan program RS-RTLH di Kabupaten Nias Barat yaitu meningkatnya
kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan fungsi keluarga untuk memberikan perlindungan, bimbingan, dan pendidikan keluarga. Dari hasil
wawancara dengan responden yang menjawab kadang-kadang diketahui bahwa waktu untuk berkumpul dengan keluarga memang ada tetapi tidak terlalu sering
karena setiap anggota keluarga memiliki kesibukan masing-masing sehingga kondisi rumah yang sudah direhabilitasi tidak begitu berpengaruh terhadap
intensitas berkumpul mereka.
143
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan peningkatan intensitas berkumpul keluarga adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni 37 dibagi dengan
jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan peningkatan intensitas berkumpul keluarga setelah rumah responden direhabilitasi
adalah efektif dengan jumlah rata-rata 0,74.
5.2.4.5 Kondisi Kesehatan Keluarga Tabel 5.28
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan Keluarga No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Sangat baik
Biasa saja Tidak baik
23 27
- 46
54 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.28, dapat diketahui bahwa sebanyak 23 orang 46 responden menjawab kondisi kesehatan keluarga sangat baik setelah rumah
144
mereka direhabilitasi. Mayoritas responden yaitu sebanyak 27 orang 54 menjawab bahwa kondisi kesehatan keluarga mereka biasa saja setelah rumah
direhabilitasi. Hal ini dikarenakan kondisi fisik anggota keluarga yang jarang terkena penyakit yang cukup serius sehingga sebelum rumah mereka direhabilitasi
ataupun sesudah kondisi kesehatan mereka tetap stabil. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kondisi kesehatan keluarga kelurga
adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni 23 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kondisi
kesehatan keluarga setelah rumah responden direhabilitasi adalah sangat baik dengan jumlah rata-rata 0,46.
5.2.4.6 Peningkatan Pendapatan Keluarga Tabel 5.29
Distribusi Responden Berdasarkan Peningkatan Pendapatan Keluarga
No. Kategori
Frekuensi Persen
1. 2.
3. Sangat Berpengaruh
Biasa saja Tidak Berpengaruh
10 35
5 20
70 10
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
145
Berdasarkan Tabel 5.29, dapat diketahui bahwa sebanyak 10 orang 20 responden yang menjawab kondisi rumah yang direhabilitasi sangat berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan keluarga, sebanyak 35 orang 70 menjawab biasa saja, dan 5 orang 10 menjawab tidak ada pengaruh terhadap pendapatan
keluarga. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab pendapatan keluarga biasa saja atau tetap walaupun rumah mereka sudah
direhabilitasi. Dari hasil wawancara yang dengan responden diketahui bahwa semangat kerja mereka memang meningkat namun penurunan harga karet mentah
yang menjadi sumber pendapatan mereka menurun drastis yaitu hanya dihargai Rp.6000kg. Harga jual yang sangat rendah tersebut berdampak pada penurunan
pendapatan keluarga. Responden mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan bantuan bibit tanaman lain yang bisa mereka usahakan agar bisa
menambah pendapatan keluarga. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan peningkatan pendapatan keluarga
adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni 5 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan
peningkatan pendapatan keluarga setelah rumah responden direhabilitasi kurang adalah biasa saja netral dengan jumlah rata-rata 0,1.
5.2.4.7 Hubungan Antara Penerima Bantuan Tabel 5.30
Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Antara Penerima Bantuan
No. Kategori
Frekuensi Persen
146
1. 2.
3. Sangat baik
Biasa saja Tidak baik
22 28
- 44
56 -
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.30, dapat diketahui bahwa sebanyak 22 orang 44 menjawab memiliki hubungan yang sangat baik dengan penerima bantuan
lainnya, dan sebanyak 28 orang 56 menjawab biasa saja. Hubungan yang sangat baik ini semakin terjalin karena seiring intensitas bertemu yang meningkat
dan sikap saling tolong menolong selama proses rehabilitasi. Hal ini juga merupakan salah satu tujuan dari program RS-RTLH yaitu berkembangnya
kegotong-royongan dan kesetiakawanan sosial. Responden yang menjawab biasa saja hal ini dikarenakan mayoritas responden sudah saling kenal dan tidak ada
perubahan yang signifikan dalam hubungan diantara mereka. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan hubungan antara penerima
bantuan adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni 22 dibagi dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan
hubungan antara penerima bantuan adalah efektif dengan jumlah rata-rata 0,44.
5.2.4.8 Kecukupan Dana Rehabilitasi Tabel 5.31
Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Dana Rehabilitasi No.
Kategori Frekuensi
Persen
147
1. 2.
3. Sangat memadai
Cukup memadai Tidak memadai
- 18
32 -
36 64
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.31, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 32 orang 64 menjawab dana yang diberikan pemerintah untuk
rehabilitasi tidak memadai, dan sebanyak 18 orang 36 menjawab cukup memadai. Dari hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa mereka
menjawab tidak memadai karena peningkatan harga barang bangunan di pasaran sehingga dana tersebut sangat kurang untuk memenuhi semua kebutuhan material
bahan bangunan. Sedangkan responden yang menjawab cukup memadai memberikan penjelasan bahwa jika rehabilitasi yang dilakukan hanya pada
bagian-bagian yang diprioritaskan dana tersebut cukup tetapi sebagian material seperti papan disediakan oleh responden sendiri. Tetapi mayoritas responden juga
menambahkan bahwa meskipun dana tersebut tidak memadai tetapi mereka bersyukur bisa mendapat bantuan sosial ini karena bantuan ini menjadi pendorong
bagi mereka untuk bisa melakukan rehabilitasi terhadap rumah mereka yang sebelumnya tidak layak huni.
Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan kecukupan dana rehabilitasi adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni -32 dibagi dengan jumlah
keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan kecukupan dana rehabilitasi adalah tidak efektif dengan jumlah rata-rata -0,64.
148
5.2.4.9 Ketepatan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Tabel 5.32
Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Program RS-RTLH No.
Kategori Frekuensi
Persen
1. 2.
3. Sangat tepat
Cukup tepat Tidak tepat
13 36
1 26
72 2
Jumlah 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.32, dapat diketahui bahwa sebanyak 13 orang 26 responden menjawab bahwa program ini sangat tepat untuk mengentaskan
kemiskinan di Nias Barat, sebanyak 36 orang 72 menjawab cukup tepat, dan 1 orang 2 menjawab tidak tepat. Dari hasil wawancara dengan responden yang
menjawab sangat tepat diketahui bahwa dengan adanya program ini rumah mereka bisa menjadi lebih layak huni sehingga mereka menjadi lebih nyaman
untuk menempatinya dan mampu mengangkat derajat sosialnya di dalam masyarakat. Demikian juga dengan responden yang menjawab cukup tepat,
mereka menjelaskan bahwa program ini memang cukup membantu mereka sebagai masyarakat miskin untuk bisa memiliki hunian yang lebih layak, namun
mereka membutuhkan adanya bantuan lain yang bisa meningkatkan pendapatan mereka. Responden yang menjawab tidak tepat karena dana bantuan yang
diberikan kurang mencukupi kebutuhan pembangunan. Kuantifikasi Skala Likert berdasarkan ketepatan program RS-
RTLH adalah dengan jumlah nilai jawaban responden yakni 12 dibagi dengan
149
jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Nilai Skala Likert berdasarkan ketepatan program RS-RTLH sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat
miskin adalah netral dengan jumlah rata-rata 0,24.
5.2.5 Perubahan Nyata 5.2.5.1 Kondisi Rumah
Tabel 5.31 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Rumah
No. Kategori
Sebelum Mengikuti Progam
Setelah Mengikuti Program
Frekuensi F
Persentase Frekuensi
F Persentase
1. Tidak
Layak 50
100 -
-
2. Cukup
- -
18 36
150
Layak 3.
Layak -
- 32
64 Jumlah
50 100
50 100
Sumber: Kuesioner, 2015 Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 5.31 dapat diketahui
bahwa kondisi rumah responden sebelum mengikuti program RS-RTLH yakni sebanyak 50 orang 100 responden mengatakan bahwa rumah mereka tidak
layak huni. Kondisi ini juga dibuktikan dengan dokumentasi foto-foto rumah responden sebelum direhabilitasi.
Berdasarkan Tabel 5.31 dapat diketahui adanya perubahan kondisi rumah responden setelah mengikuti program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni yakni sebanyak 32 orang 64 responden mengatakan rumah yang mereka tempati menjadi lebih layak huni, dan sebanyak 18 orang 36
menjawab cukup layak huni. Dari hasil wawancara dengan responden yang menjawab cukup layak huni diketahui bahwa masih ada beberapa bagian fisik
rumah yang belum selesai karena keterbatasn dana, namun kondisi rumah mereka sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Data distribusi responden berdasarkan kondisi rumah adalah efektif karena mayoritas responden sudah memiliki rumah yang layak huni karena
bantuan dana dari pemerintah menjadi pendorong bagi mereka untuk melakukan rehabilitasi rumah.
5.2.5.2 Kemandirian Keluarga Tabel 5.32
151
Distribusi Responden Berdasarkan Kemandirian Keluarga
No. Kategori
Sebelum Mengikuti Progam
Setelah Mengikuti Program
Frekuensi F
Persentase Frekuensi
F Persentase
1. Mandiri
15 30
34 68
2. Biasa saja
35 70
16 32
3. Tidak
Mandiri -
- -
-
Jumlah 50
100 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.32, dapat diketahui bahwa sebanyak 15 orang 30 responden menjawab mandiri, dan sebanyak 35 orang 70 responden
menjawab biasa saja. Kemandirian keluarga dalam hal ini diukur dari kemampuan untuk melakukan rehabilitasi rumah. Responden yang menjawab mandiri tersebut
mengataka bahwa jika bantuan RS-RTLH tidak ada mereka tetap berencana untuk melakukan rehabilitasi rumah mereka dan berusaha untuk mendapatkan dana
untuk itu walaupun dalam jangka waktu yang lama. Demikian juga dengan responden yang menjawab biasa saja diketahui bahwa keterbatasan ekonomi
membuat mereka belum berani untuk melakukan rehabilitasi rumah. Setelah mengikuti Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni sebanyak 34 orang 68 responden menjawab mandiri dimana bantuan dana yang diberikan pemerintah sangat mendorong mereka untuk
melakukan rehabilitasi rumah. Walaupun dana tersebut tidak begitu memadai
152
tetapi mereka semangat karena adanya pendorong untuk berusaha memaksimalkan pemakaian dana tersebut dan secara mandiri menambah
kekurangan dana tersebut. Responden yang menjawab biasa saja menjadi 16 orang 32 menjelaskan bahwa mereka melakukan rehabilitasi rumah hanya
pada bagian fisik rumah yang diprioritaskan dan belum berani melakukan perubahan yang begitu banyak karena keterbatasan dana yang bisa jadi berdampak
pada ketidakmampuan untuk menyelesaikannya. Perubahan responden
berdasarkan tingkat kemandirian keluarga adalah efektif karena mayoritas responden menjadi lebih mandiri setelah mengikuti program Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni.
5.2.5.3 Keterampilan Tabel 5.33
Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan
No. Kategori
Sebelum Mengikuti Progam
Setelah Mengikuti Program
Frekuensi F
Persentase Frekuensi
F Persentase
1. Ada
18 36
38 76
2. Biasa saja
32 64
12 24
3. Tidak ada
- -
- -
Jumlah 50
100 50
100
153
Sumber: Kuesioner, 2015 Berdasarkan Tabel 5.33, dapat diketahui bahwa responden
sebanyak 18 orang 36 menjawab memiliki keterampilan sebelum mengikuti program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni. Keterampilan responden
yang dimaksudkan adalah keterampilan dalam melakukan pekerjaan pertukangan. Dari hasil wawancara dengan responden mereka memiliki keterampilan dalam
pengolahan kayu untuk dijadikan bahan bangunan. Dari data diatas juga diketahui bahwa sebelum mengikuti program sebanyak 32 orang 64 responden
menjawab biasa saja atau tidak memiliki keterampilan dalam melakukan pekerjaan pertukangan tetapi memiliki keterampilan lain seperti membuat
kerajinan dari anyaman bambu dan beternak. Setelah mengikuti program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni dari Tabel 5.33 dapat diketahui terdapat peningkatan frekuensi responden yakni 38 orang 76 yang menjawab ada keterampilan yang mereka
dapatkan setelah mengikuti program ini. Hal ini dikarenakan setiap penerima bantuan jika memungkinkan harus turut serta dalam proses rehabilitasi untuk
membantu pekerjaan tukang sehingga dari keikutsertaan tersebut mereka mendapatka keterampilan bagaimana cara memperbaiki bagian-bagian fisik rumah
misalnya atap, dinding, dan lantai. Responden yang menjawab biasa saja yakni 12 orang 24 menjelaskan bahwa mereka harus bekerja di kebun ketika tukang
bekerja melakukan rehabilitasi karena ada beberapa dari responden yang merupakan orangtua tunggal sehingga mereka harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Perubahan responden berdasarkan keterampilan yang mereka miliki setelah mengikuti program adalah efektif.
154
Untuk mengetahui hasil pengukuran efektivitas maka dapat dilihat dengan adanya nilai batasan sebagai berikut:
1. Jawaban dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 = Tidak efektif 2. Jawaban dengan nilai -0,33 sampai dengan 0,33= Netral
3. Jawaban dengan nilai 0,33 sampai dengan 1=Efektif
Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengukuran terhadap Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari pemahaman program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni mendapat nilai 0,71 dan termasuk dalam kategori efektif.
2. Dilihat dari ketepatan sasaran program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni mendapat nilai 0,66 dan termasuk dalam kategori efektif.
3. Dilihat dari ketepatan waktu pelaksanaan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni mendapat nilai 0,63 dan termasuk dalam
kategori efektif. 4. Dilihat dari tercapainya tujuan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni mendapat nilai 0,38 dan termasuk dalam indikator efektif.
Jika kuantifikasi data dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan Skala Likert, maka dapat dilihat secara rata-rata Efektivitas Pemberdayaan
155
Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat sebagai berikut:
=
pemahaman program +tepat sasaran +tepat waktu +tercapai tujuam 4
=
0,71+0,66+0,63+0,38 4
= 0,59 Efektif
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian. Kesimpulan yang terdapat di bab ini merupakan hasil yang dicapai dari
analisi data dalam penelitian tentang Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat. Responden dalam
156
penelitian ini berjumlah 50 orang yang menjadi penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat pada tahun 2014.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada bab V yang dilakukan mengenai Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat, maka dalam penelitian ini penulis menarik kesimpulan
berkaitan dengan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat antara lain:
1. Pemahaman responden terhadap Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah memahami program
tersebut dengan jumlah rata-rata 0,71 adalah efektif. 2. Ketepatan sasaran program ini adalah masyarakat miskin yang tinggal di
rumah yang tidak layak huni dengan jumlah rata-rata 0,66 adalah efektif. 3. Ketepatan waktu pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni di Kabupaten Nias Barat ini dilaksanakan dengan tepat waktu dengan jumlah rata-rata 0,63 adalah efektif.
4. Tercapainya tujuan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat efektif dengan jumlah rata-rata 0,38.
5. Perubahan nyata dari Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah efektif.
Berdasarkan hasil dari kelima kategori pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata
157
tersebut dapat dilihat dengan nilai rata-rata pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah efektif.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah
efektif dengan nilai 0,59.
6.2 Saran