150
Layak 3.
Layak -
- 32
64 Jumlah
50 100
50 100
Sumber: Kuesioner, 2015 Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 5.31 dapat diketahui
bahwa kondisi rumah responden sebelum mengikuti program RS-RTLH yakni sebanyak 50 orang 100 responden mengatakan bahwa rumah mereka tidak
layak huni. Kondisi ini juga dibuktikan dengan dokumentasi foto-foto rumah responden sebelum direhabilitasi.
Berdasarkan Tabel 5.31 dapat diketahui adanya perubahan kondisi rumah responden setelah mengikuti program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni yakni sebanyak 32 orang 64 responden mengatakan rumah yang mereka tempati menjadi lebih layak huni, dan sebanyak 18 orang 36
menjawab cukup layak huni. Dari hasil wawancara dengan responden yang menjawab cukup layak huni diketahui bahwa masih ada beberapa bagian fisik
rumah yang belum selesai karena keterbatasn dana, namun kondisi rumah mereka sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Data distribusi responden berdasarkan kondisi rumah adalah efektif karena mayoritas responden sudah memiliki rumah yang layak huni karena
bantuan dana dari pemerintah menjadi pendorong bagi mereka untuk melakukan rehabilitasi rumah.
5.2.5.2 Kemandirian Keluarga Tabel 5.32
151
Distribusi Responden Berdasarkan Kemandirian Keluarga
No. Kategori
Sebelum Mengikuti Progam
Setelah Mengikuti Program
Frekuensi F
Persentase Frekuensi
F Persentase
1. Mandiri
15 30
34 68
2. Biasa saja
35 70
16 32
3. Tidak
Mandiri -
- -
-
Jumlah 50
100 50
100 Sumber: Kuesioner, 2015
Berdasarkan Tabel 5.32, dapat diketahui bahwa sebanyak 15 orang 30 responden menjawab mandiri, dan sebanyak 35 orang 70 responden
menjawab biasa saja. Kemandirian keluarga dalam hal ini diukur dari kemampuan untuk melakukan rehabilitasi rumah. Responden yang menjawab mandiri tersebut
mengataka bahwa jika bantuan RS-RTLH tidak ada mereka tetap berencana untuk melakukan rehabilitasi rumah mereka dan berusaha untuk mendapatkan dana
untuk itu walaupun dalam jangka waktu yang lama. Demikian juga dengan responden yang menjawab biasa saja diketahui bahwa keterbatasan ekonomi
membuat mereka belum berani untuk melakukan rehabilitasi rumah. Setelah mengikuti Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni sebanyak 34 orang 68 responden menjawab mandiri dimana bantuan dana yang diberikan pemerintah sangat mendorong mereka untuk
melakukan rehabilitasi rumah. Walaupun dana tersebut tidak begitu memadai
152
tetapi mereka semangat karena adanya pendorong untuk berusaha memaksimalkan pemakaian dana tersebut dan secara mandiri menambah
kekurangan dana tersebut. Responden yang menjawab biasa saja menjadi 16 orang 32 menjelaskan bahwa mereka melakukan rehabilitasi rumah hanya
pada bagian fisik rumah yang diprioritaskan dan belum berani melakukan perubahan yang begitu banyak karena keterbatasan dana yang bisa jadi berdampak
pada ketidakmampuan untuk menyelesaikannya. Perubahan responden
berdasarkan tingkat kemandirian keluarga adalah efektif karena mayoritas responden menjadi lebih mandiri setelah mengikuti program Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni.
5.2.5.3 Keterampilan Tabel 5.33
Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan
No. Kategori
Sebelum Mengikuti Progam
Setelah Mengikuti Program
Frekuensi F
Persentase Frekuensi
F Persentase
1. Ada
18 36
38 76
2. Biasa saja
32 64
12 24
3. Tidak ada
- -
- -
Jumlah 50
100 50
100
153
Sumber: Kuesioner, 2015 Berdasarkan Tabel 5.33, dapat diketahui bahwa responden
sebanyak 18 orang 36 menjawab memiliki keterampilan sebelum mengikuti program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni. Keterampilan responden
yang dimaksudkan adalah keterampilan dalam melakukan pekerjaan pertukangan. Dari hasil wawancara dengan responden mereka memiliki keterampilan dalam
pengolahan kayu untuk dijadikan bahan bangunan. Dari data diatas juga diketahui bahwa sebelum mengikuti program sebanyak 32 orang 64 responden
menjawab biasa saja atau tidak memiliki keterampilan dalam melakukan pekerjaan pertukangan tetapi memiliki keterampilan lain seperti membuat
kerajinan dari anyaman bambu dan beternak. Setelah mengikuti program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni dari Tabel 5.33 dapat diketahui terdapat peningkatan frekuensi responden yakni 38 orang 76 yang menjawab ada keterampilan yang mereka
dapatkan setelah mengikuti program ini. Hal ini dikarenakan setiap penerima bantuan jika memungkinkan harus turut serta dalam proses rehabilitasi untuk
membantu pekerjaan tukang sehingga dari keikutsertaan tersebut mereka mendapatka keterampilan bagaimana cara memperbaiki bagian-bagian fisik rumah
misalnya atap, dinding, dan lantai. Responden yang menjawab biasa saja yakni 12 orang 24 menjelaskan bahwa mereka harus bekerja di kebun ketika tukang
bekerja melakukan rehabilitasi karena ada beberapa dari responden yang merupakan orangtua tunggal sehingga mereka harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Perubahan responden berdasarkan keterampilan yang mereka miliki setelah mengikuti program adalah efektif.
154
Untuk mengetahui hasil pengukuran efektivitas maka dapat dilihat dengan adanya nilai batasan sebagai berikut:
1. Jawaban dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 = Tidak efektif 2. Jawaban dengan nilai -0,33 sampai dengan 0,33= Netral
3. Jawaban dengan nilai 0,33 sampai dengan 1=Efektif
Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengukuran terhadap Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari pemahaman program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni mendapat nilai 0,71 dan termasuk dalam kategori efektif.
2. Dilihat dari ketepatan sasaran program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni mendapat nilai 0,66 dan termasuk dalam kategori efektif.
3. Dilihat dari ketepatan waktu pelaksanaan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni mendapat nilai 0,63 dan termasuk dalam
kategori efektif. 4. Dilihat dari tercapainya tujuan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni mendapat nilai 0,38 dan termasuk dalam indikator efektif.
Jika kuantifikasi data dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan Skala Likert, maka dapat dilihat secara rata-rata Efektivitas Pemberdayaan
155
Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat sebagai berikut:
=
pemahaman program +tepat sasaran +tepat waktu +tercapai tujuam 4
=
0,71+0,66+0,63+0,38 4
= 0,59 Efektif
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian. Kesimpulan yang terdapat di bab ini merupakan hasil yang dicapai dari
analisi data dalam penelitian tentang Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat. Responden dalam
156
penelitian ini berjumlah 50 orang yang menjadi penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat pada tahun 2014.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada bab V yang dilakukan mengenai Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat, maka dalam penelitian ini penulis menarik kesimpulan
berkaitan dengan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat antara lain:
1. Pemahaman responden terhadap Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah memahami program
tersebut dengan jumlah rata-rata 0,71 adalah efektif. 2. Ketepatan sasaran program ini adalah masyarakat miskin yang tinggal di
rumah yang tidak layak huni dengan jumlah rata-rata 0,66 adalah efektif. 3. Ketepatan waktu pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni di Kabupaten Nias Barat ini dilaksanakan dengan tepat waktu dengan jumlah rata-rata 0,63 adalah efektif.
4. Tercapainya tujuan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat efektif dengan jumlah rata-rata 0,38.
5. Perubahan nyata dari Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Nias Barat adalah efektif.
Berdasarkan hasil dari kelima kategori pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata