Defenisi Operasional Defenisi Konsep dan Operasional

74 mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui output dari program tersebut. 2. Program dalam penelitian ini adalah suatu cara yang disusun dengan sistematis dan terstruktur untuk memulai suatu kegiatan.

3. Pemberdayaan Masyarakat dalam penelitian adalah suatu

upaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin melalui program-program yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan mengikutsertakan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan penyusunan program dan menjadi sasaran program tersebut. 4. Progam Rehabilitasi Sosial Tidak Layak Huni dalam penelitian ini adalah suatu kebijakan sosial yang dirumuskan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat miskin agar memiliki rumah yang layak huni sehingga bisa melakukan fungsi sosialnya dengan baik di dalam masyarakat.

2.10.2 Defenisi Operasional

Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan bahwa perumusan defenisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional 75 ditujukan dalam upaya transfornasi konsep kedunia nyata sehingga konsep- konsep penelitian dapat diobservasi Siagian, 2011:141 Defenisi operasional tidaklah mungkin ditetapkan jika konsep itu tidak merujuk sama sekali pada suatu realitas tertentu. Harus diingat bahwa konsep yang mempunyai rujukan empiris ini masih harus dipandang sebagai konsep yang belum sepenuhnya operasional. Oleh karena itu, menurut Bernard S. Philips sebuah konsep baru akan disebut konsep yang operasioanl jika konsep itu sudah menyatakan secara eksplisit konsekuensi metode operasinya. Suyanto, 2005:51. Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian Efektivitas Progam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Bantuan Sosial Rumah Tidak Layak Huni oleh di Dinas Sosial Kabupatan Nias Barat ini diukur dari indikator-indikator berikut ini: 1. Pemahaman terhadap program yaitu sesuatu yang dikatakan efektif apabila penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni memahami apa yang menjadi tujuan dari program RS-RTLH. Pemahaman terhadap program meliputi: a. Sumber informasi tentang Progam RS-RTLH b. Pengetahuan responden mengenai syarat-syarat menjadi penerima bantuan sosial RS- RTLH. c. Pemahaman responden setelah mendapatkan informasi tentang bantuan sosial RS-RTLH. d. Pengenalan akan sasaran dan program. 76 2. Ketetapan sasaran program yaitu sesuatu yang dikatakan efektif apabila kepala keluarga yang mendapatkan program ini sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Tepat sasaran meliputi: a. Keluarga miskin penerima bantuan b. Kondisi rumah penerima bantuan 3. Ketepatan waktu pelaksanaan yaitu sesuatu yang dikatakan efektif apabila penyelesaian atau tercapainya tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan. Tepat waktu meliputi: a. Frekuensi awal pelaksanaan program sampai akhir pelaksanaan program b. Keberlangsungan program 4. Tercapainya tujuan program yaitu hasil pelaksanaaan program sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tercapainya tujuan meliputi: a. Tersedianya rumah yang layak huni b. Meningkatnya fungsi keluarga c. Meningkatnya kualitas kesehatan keluarga d. Berkembanganya kegotong-royongan dan kesetiakawanan sosial 77 e. Meningkatnya kondisi perekonomian keluarga fakir miskin f. Terentaskannya masalah kemiskinan 5. Perubahan nyata yaitu perubahan yang dialami masyarakat setelah program selesai dilaksanakan. Perubahan nyata meliputi: a. Kondisi kelayakan rumah b. Kemandirian c. keterampilan 78

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif , yaitu penelitian yang dilakukan denga tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti.termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung. Siagian, 2011:52 Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu dengan dengan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya yaitu data yang diperoleh di lapangan, dikumpulkan, diolah serta dianalisis. Dalam jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan adalah kata- kata gambar dan bukan angka-angka. Dari hal tersebut, maka jelas bahwa penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal berupa gambar atau foto yang didapat dari lapangan dan kemudian menjelaskannya dengan kata-kata. Melalui penelitian ini penulis menggambarkan tentang bagaimana keefektivan pelaksanaan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat.