Indikator Tujuan Pembelajaran Model dan Metode Pembelajaran Sumber Belajar Penilaian Hasil Belajar Tujuan Alat yang digunakan: Dasar teori

Lampiran 4. Rpp Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP KELAS KONTROL Jenjang Sekolah : SMA Negeri 1 Wewewa Timur Mata Pelajaran : Fisika Kelas semester : X kelas kontrolI Materi Pembelajaran : Pengukuran Alokasi waktu : 8 x 45 menit 3 x pertemuan

A. Standar Kompetensi :

Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

B. Kompetensi Dasar :

Mengenali besaran fisika dan satuan dalam pengukuran, beserta alat-alat ukurnya

C. Indikator

1. mendefenisikan pengertian pengukuran besaran dan satuan 2. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. 3. Mendefinisikan satuan standart besaran pokok 4. Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendefenisikan pengertian pengukuran besaran dan satuan 2. Siswa dapat mengukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan. 3. Siswa dapat mendefinisikan satuan standart besaran pokok 4. Siswa dapat membandingkan besaran pokok dan besaran turunan serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari E . Materi Pembelajaran Pengukuran Besaran dan Satuan

D. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : model pembelajaran langsung Metode pembelajaran : ceramah aktif

E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: 3 x 45 menit

No. Rincian kegiatan Alokasi waktu Keterangan 1 Pendahuluan 2. Salam pembuka dan doa 3. Peneliti membuka pelajaran salam pembuka dan doa 4. Peneliti memotivasi siswa dan 20 menit Tatap muka menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran 5. Peneliti menyampaikan topik yang akan di pelajari 6. Peneliti menyampaikan KD yang harus dicapai siswa

7. Peneliti

menyampaikan metode pembelajaran menggunakan metode eksperimen terbimbing 2 Kegiatan inti Mengerjakan soal pre-test: 1. Peneliti membagikan soal pre-test kepada siswa 2. Peneliti menunggu siswa mengerjakan soal pre-test 3. Peneliti mengambil hasil jawaban siswa 5 menit 40 menit Pengantar awal materi: 1. Peneliti menjelaskan pengantar awal 45 menit Penugasan terstruktur 3 materi yang akan dijelaskan 2. Peneliti memberitahukan bagian- bagian yang akan dipelajari Penutup 1 Peneliti memberitahukan kegiatan untuk pertemuan selanjutnya 2 Peneliti menutup pelajaran dan mengucapka salam penutup 25 menit Penugasan terstruktur

4. Pertemuan kedua: 3 x 45 menit

No. Rincian kegiatan Alokasi waktu Keterangan 1 Pendahuluan 1. Salam pembuka dan doa 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya 15 menit Tatap muka dengan bertanya pada siswa:’’ apa yang kita pelajari pada perteman kemarin? Apa itu pengukuran, besaran dan satuan? 4. Menyampaikan bahan yang akan dipelajari yaitu penerapan konsep pengukuran besaran dan satuan dalam kehidupan sehari-hari 2 Kegiatan inti

1. Guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa:’’pernakah kalian mengukur massa suatu benda? Alat ukur apakah yang sering digunakan untuk menimbang massa benda?contoh alat ukur 30 menit Penugasan terstruktur massa yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari?

2. Siswa

mengemukakan pendapatnya

3. Peneliti

memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

4. Peneliti

melakukan ceramah aktif tentang konsep pengukuran besaran dan satuan

5. Peneliti memberi latihan

soal berupa permasalahan

6. Siswa

mendiskusikan permasalahan yang diajukan guru dan beri kesempatan untuk menjawab

7. Peneliti

bersama-sama membuat kesimpulan 60 menit Penugasan terstruktur

8. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk betanya Penutup 1. Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari 2. Siswa mengisi kuesioner 3. Salam penutup 30 menit Penugasan terstruktur

5. pertemuan ketiga: 2 x 45 menit

No. Rincian kegiatan Alokasi waktu Keterangan 1 Pendahuluan 1. Salam pembuka dan doa 2. Guru mengecek kahadiran siswa 3. Peneliti menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan 4. Peneliti membagi 15 menit Tatap muka soal post-test 2 Kegiatan inti

1. Siswa

mengerjakan post- test 60 menit Penugasan terstruktur Penutup 1. Memberikan salam penutup 2. Berterimakasih 15 menit Penugasan terstruktur

F. Sumber Belajar

a. Buku Fisika yang relevan b. Handout terlampir

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik penilaian : tes tertulis pretest dan posttest 2. Bentuk instrument : tes Yogyakarta, April 2014 Peneliti Ningsi Renda Milla

H. Materi Pembelajaran

1. Pengukuran

a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya

1 Mistar Gambar 2.1 mistar Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar yang panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan garis- garis hitamnya, jarak antara dua goresan berdekatan adalah 1 mm atau 0,1 cm. nilai tersebut menyatakan skala terkecil mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecilnya sehingga ketelitian mistar adalah ½ x 1 mm = 0,5 mm Dalam mengukur panjang suatu benda posisi mata harus tegak lurus dengan benda yang diamati. lakukan pengukuran dengan posisi mata sebagai berikut. Gambar 2.2 Balok 1 2 3 2 Jangka Sorong Gambar 2.3 jangka sorong dan bagian-bagiannya Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut: a Rahang luar Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang luar terdiri atas rahang tetap dan rahang geser. b Rahang dalam Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda. c Batang ukur depth probe Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda d Pengunci Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti rahang. Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut: a Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi. Cara pengukuran :  Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.  Geser rahang kanan  Masukkan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka sorong  Geser rahang sampai tepat pada tepi benda  Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser  Baca skala utama dan skala noniusnya b. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda Cara pengukuran:  Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam  Masukkan rahang bagian atas kedalam benda yang akan diukur  Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser  Bacalah skala utama dan skala noniusnya. c. Untuk mengukur kedalaman suatu benda Cara pengukuran:  Putar pengunci berlawanaan arah dengan arah jarum jam  Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda  Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser  Bacalah skala utama dan skala noniusnya Jangka sorong umumnya digunakan untuk mengukur diameter dalam dan luar benda. Misalnya diameter cincin, kelereng. Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. jadi, beda satu skala utama dan skala nonius: 0,1 cm – 0,09 cm = 0.01 cm atau 0,1 mm Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka sorong: ½ x 0,1 mm = 0,05 mm 3 Mikrometer sekrup gambar 2. 4 mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya Bagian-bagian micrometer sekrup dan fungsinya adalah sebagai berikut: a Rangka Frame Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat dengan tujuan untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa menggangu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran ketika tangan memegang rangka agak lam, rangka bisa memanas sampai 10 derajat Celsius sehingga bisa menyebabkan pemuaian. b landasan Anvil berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan batang ulir c batang ulir spindle spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan. d pengunci lock berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda e Selubung sleeve Tempat terteranya skala utama f Selongsong thimble Tempat terteranya skala nonius g Roda gigi rachet knob Untuk memajukkan atau memundurkan spindle agar sisi benda yang akan di ukur tepat berada di antara spindle dan avril. Pada mikrometer sekrup, skala utama terletak pada selubung dalam dan skala nonius tertera pada selubung luar.jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. karena selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm50 = 0,01 mm. sehingga, skala terkecil micrometer sekrup adalah 0,01 mm. Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup adalah: Cara menggunakan mikrometer sekrup: a Membaca pengunci mikrometer sekrup kemudian membuka celah antara spindle dan avril sedikit lebih besar dari ada benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob b Masukkan benda yang akan diukur diantara spindle dan avril. c Geserkan spindle kearah benda dengan cara dengan cara memutar rachet knob sampai terdengar terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja. d Kunci mikrometer sekrup agar spindle tidak bergerak e Baca skalanya

2. Pengukuran Besaran Massa

Ada berbagai macam alat ukur timbangan seperti dacing, timbangan pasar, timbangan emas, timbangan atau neraca digital. Timbangan tersebut digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang diukur. Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Menggunakan Neraca O’Hauss Neraca tiga lengan yaitu neraca yang biasanya terdapat di laboratorium. Neraca tiga lengan mempunyai 3 lengan skala, yaitu lengan pertama dengan garis tebal yang berdekatan bernilai 100 gram, lengan kedua dengan garis tebal yang terdekat bernilai 10 gram, dan lengan ketiga dengan garis tebal yang berdekatan bernilai 1 gram. Cara penggunaan neraca tiga lengan, sebelum dilakukan penimbangan, jarum penunjuk harus diletakkan papa posisi nol di sebelah kiri. Setelah benda diletakkan, ketiga jarum penunjuk digerakkan sampai posisi setimbang. Pembacaan skala neraca 3 lengan dapat dilihat pada gambar 2.5 dibawah ini. Gambar 2.5 neraca O’Haus Dari gambar dapat diketahui:  Posisi anting depan 5,5 gram  Posisi anting tengah 70 gram  Posisi anting belakang 300 gram Jadi massa terigu adalah 375,5 grams

3. Pengukuran Besaran Waktu

Pengukur waktu adalah alat yang dapat menunjukkan waktu pada saat itu dan alat yang menunjukkan lamanya sebuah proses berlangsung. Defenisi yang digunakan untuk membuat alat pengukur waktu adalah defenisi yang digunakan dalam SI.  Stopwatch Alat ini berfungsi untuk mengukur lamanya waktu suatu kejadian. Cara memakainya, apabila suatu proses dimulai, kita akan menekan tombol start dan apabila proses selesai, kita tekan tombol stop. Waktu yang tercatat menunjukkan lama suatu proses berlangsung. Gambar 2.6 Stopwatch analog 4. Besaran pokok dan besaran Turunan Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai satuan. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki satuan. Satuan adalah pembanding di dalam pengukuran. Dalam fisika, besaran dikelompokkan atas besaran pokok dan besaran turunan. a. Besaran Pokok Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Terdapat tujuh besaan pokok seperti yang terlihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 besaran-besaran Pokok No. Nama besaran Lambang besaran Satuan Lambang satuan 1 panjang L Meter M 2 Massa M Kilogram Kg 3 Waktu T sekon detik s det 4 Suhu K Kelvin K 5 Kuat arus I Ampere A 6 Intensitas cahaya I Candela Cd 7 Jumlah zat Mol Mole Mol b. Besaran Turunan Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan-satuan besaran pokok. Beberapa contoh besaran turunan diantaranya luas, volume, kecepatan, gaya, massa jenis seperti yang terlihat pada tabel 1.2. contoh besaran turunan yang satuannya diturunkan dari besaran pokok panjang: Luas = panjang x lebar = besaran panjang x besaran lebar = m x m = m 2 Tabel 1.2 beberapa contoh besaran turunan No. Nama besaran Lambang besaran Satuan Lambang satuan 1 Luas L Meter persegi m 2 2 Volume V Meter kubik m 3 3 Kecepetan V Meter per sekon ms 4 Gaya F Newton N 5 Massa jenis � Kilogram per meter kubik Kg m 3 6 Daya P Watt W 7 Usaha W Joule J Lampiran 5. LKS Lembar Kerja Siswa Nama : ------------------- Kelas kelompok: --------------- -------------------- LEMBAR KEGIATAN SISWA LKS 1 Alat Ukur Mikrometer Sekrup

A. Tujuan

1. Siswa dapat memakai mikrometer sekrup. 2. Siswa dapat membaca hasil pengukuran yang dilakukan dengan mikrometer sekrup.

B. Alat yang digunakan:

Mikrometer sekrup, mika bening, mika biru, aluminium

C. Dasar teori

Apabila ingin mengukur ketebalan suatu bahan tipis dengan lebih teliti, maka kita dapat menggunakan alat mikrometer sekrup karena ketelitian nya mencapai 0,01 mm. Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar. Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter mm, skala putar, terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar 360 ᵒ, dapat bergeser ke dalam atau ke belakang. Skala putar terbagi menjadi 50 skala atau bagian yang sama. Satu kali putaran skala putar akan bergeser 0,5 mm ke depan atau ke belakang, maka setiap kita memutar skala menghasilkan = 0,550 × 1 mm = 0,01 mm. Cara menggunakan mikrometer sekrup 1. Benda atau plat tipis yang akan diukur ketebalannya diletakkan di antara landasan dan sumbu. Kemudian gagang pemutar kita atur sehingga plat tersebut dijepit dengan kuat baru kita tarik kunci ke arah kiri agar tidak terjadi pergeseran lagi. 2. Untuk menentukan besaran pengukuran maka pembacaan skala kita lakukan denngan membaca skala tetap terlebih dahulu dengan satuan milimeter, yaitu garis skala tetap yang tepat berada di depan pemutar. Pada pembacaan skala putar akan kita proleh suatu angka tertentu kemudian kita kalikan dengan 0,01mm. Jumlahkan pembacaan skala tetap dan skala putar inilah yang merupakan hasil pengukuran.

D. Prosedur Percobaan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP FISIKA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS X SMA NEGERI 1 SALE REMBANG

6 75 202

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN T.P. 2013/2014.

0 2 20

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI INKUIRI TERBIMBING DALAM Peningkatan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Inkuiri Terbimbing dalam Pokok Bahasan Teorema Pythagoras (PTK Bagi Siswa Kelas VIII SMP

0 2 16

Pengaruh metode eksperimen terbimbing terhadap peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains pada pokok bahasan perubahan wujud kelas X SMA Stella Duce Bantul.

0 0 153

Efektivitas pemberian latihan soal untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan besaran dan satuan untuk siswa kelas X SMAN 1 Kalasan.

0 0 84

Pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep, minat belajar dan nilai karakter siswa SMA Negeri Jumampolo kelas X.1 pada materi pokok alat ukur listrik.

0 5 136

Besaran Pokok dan Turunan, Satuan dan Pengukuran

0 16 20

Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Melalui Metode Eksperimen

1 1 16

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, MINAT BELAJAR, DAN NILAI KARAKTER SISWA SMA NEGERI JUMAPOLO KELAS X.1 PADA MATERI POKOK ALAT UKUR LISTRIK SKRIPSI

0 7 134

Peningkatan hasil belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing pada pokok bahasan hukum newton kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

0 1 203