38
4.4.2 Analisis Perumusan Strategi
Teknik perumusan strategi didasarkan kepada keputusan tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap input input stage, tahap pencocokan
matching stage, dan tahap keputusan decision stage. Ketiga tahap analisis formulasi strategi tersebut terdiri atas analisis lingkungan eksternal dan internal
EFE dan IFE, analisis IE, analisis SWOT, dan analisis QSPM.
4.4.2.1 Tahap Input
Tahap input merupakan tahap mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan yang terjadi. Tahap input meliputi identifikasi dari faktor-
faktor eksternal dan internal perusahaan, pemberian bobot, dan penentuan rating. 1 Pemberian bobot
Dalam Kinnear dan Taylor 1992, penentuan bobot pada analisis internal dan eksternal perusahaan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada
pihak manajemen dan ahli strategi dengan menggunakan paired comparison. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap
faktor penentu eksternal dan eksternal.
Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
Faktor Strategis Eksternal A
B …..
Total Bobot
A B
….. Total
Sumber : David 2009
Tabel 6 . Penilaian Bobot Faktor Startegis Internal Perusahaan
Faktor Strategis Internal A
B …..
Total Bobot
A B
….. Total
Sumber : David 2009
39 Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap
variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan rumus : α
i
=
∑
=1
Keterangan : α
i
= Bobot variabel ke-i x
i
= Nilai variabel ke-i i
= 1,2,3, … n n
= Jumlah variabel Penentuan nilai bobot adalah sebagai berikut :
a bobot = 1, jika indikator horizontal kurang penting pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri daripada indikator vertikal.
b bobot = 2, jika indikator horizontal sama penting pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri daripada indikator vertikal.
c bobot = 3, jika indikator horizontal lebih penting pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri daripada indikator vertikal.
2 Penentuan rating Penentuan peringkat atau rating oleh manajemen atau pakar dari
perusahaan dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis perusahaan. Pengukuran rating menggunakan nilai peringkat dengan menggunakan skala
1,2,3, dan 4 terhadap masing-masing faktor strategis perusahaan pada saat ini.
Tabel 7 . Penilaian Rating dari Faktor-faktor Eksternal
Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot
Rating Skor Bobot x Rating
Peluang : 1.
…. Ancaman :
1. ….
Total
Sumber : David 2009
40
Tabel 8. Penilaian Rating dari Faktor-faktor Internal
Faktor-faktor Internal Utama Bobot
Rating Skor Bobot x Rating
Kekuatan : 1.
…. Kelemahan
1. ….
Total
Sumber : David 2009
Skala nilai peringkat yang digunakan untuk matriks EFE dan IFE, yaitu : a Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai sangat lemah
b Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai lemah c Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai kuat
d Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sangat kuat Untuk faktor kelemahan sama dengan faktor kekuatan, dimana skala 1
berarti lemah dan skala 4 berarti sangat kuat. Kemudian nilai dari pembobotan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali dijumlahkan secara
vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan pada matriks EFE dan IFE berkisar antara 1
sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Klasifikasi total skor untuk matriks EFE dan IFE adalah :
Skor 3,0 – 4,0= Kondisi eksternalinternal perusahaan tinggi atau kuat Skor 2,0 – 2,99= Kondisi eksternalinternal perusahaan rata-rata atau sedang
Skor 1,0 – 1,99= Kondisi eksternalinternal perusahaan rendah atau lemah
4..4.2.2 Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan
kelemahan internal. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif
David, 2006.
41 Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-
faktor strategis perusahaan yang dapat menggambarkan peluang dan ancaman ekternal yng dihadapi perusahaan sehingga dapat dilakukan penyesuaian terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer
mengembangkan empat tipe strategi, yaitu : 1. Strategi SO Strength – Opportunity.
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan dalam meraih peluang yang ada di luar perusahaan. Jika perusahaan memiliki banyak
kelemahan, maka perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agar menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus
berusaha menghindarinya dan berkonsentrasi pada peluang yang ada. 2. Strategi WO Weakness –Opportunity.
Strategi ini bertujuan memperkecil kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Perusahaan menghadapi kesulitan untuk
memanfaatkan peluang karena adanya kelemahan internal. Alternatif untuk mengatasi masalah kesenjangan teknologi ini adalah mengadakan suatu kerja
sama dengan perusahaan lain yang lebih kompeten. 3. Strategi ST Strength – Threat.
Strategi ini bertujuan untuk menghindari dampak ancaman eksternal. 4. Strategi WT Weakness – Threat.
Strategi ini bertujuan untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah
kelemahan internal dan ancaman eksternal berada dalam posisi yang berbahaya. David 2009, menjelaskan delapan langkah dalam membuat matriks SWOT,
yaitu : 1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan
2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan 3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan
4. Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan 5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan
mencatat hasilnya dalam sel strategi SO
42 6. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal
dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WO 7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan mencatat hasilnya dalam sel strategi ST 8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WT Kegunaan dari setiap alat pada Matching stage untuk membangkitkan
strategi alternative yang fisibel untuk dilaksanakan, bukan untuk memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik.
Tabel 9. Matriks SWOT
Sumber : David 2009
Selain matriks SWOT, ada matriks lain yang digunakan pada tahap pencocokan matching stage adalah matriks IE. Pada tahap ini merupakan tahap
pemaduan atau pencocokan dengan memasukkan hasil pembobotan EFE dan IFE ke dalam matriks IE yang mempunyai sembilan sel strategi dapat dikelompokan
menjadi tiga sel strategi utama, yaitu: 1 Growth and Build Tumbuh dan Membangun, untuk sel I, II, atau IV.
Strategi yang paling sesuai adalah strategi integratif atau intensif. Strategi intensif meliputi strategi integrasi ke depan, integrasi ke belakang
dan integrasi horizontal. Strategi Integrasi ke Depan Fordward Integration Strategy merupakan strategi yang menghendaki agar perusahaan mempunyai
Kekuatan Strengths – S 1. ….
2. …. 3. Dsb
Kelemahan Weakness – W 1. ….
2. …. 3. Dsb
Peluang Opportunities – O
1. …. 2. ….
3. Dsb Strategi SO
Memanfaatkan kekuatan untuk menarik
keuntungan dari peluang Strategi WO
Memperbaiki kelemahan dengan mengambil
keuntungan dari peluang Ancaman Threats – T
1. …. 2. ….
3. Dsb Strategi ST
Menggunakan kekuatan untuk menghindari
ancaman Strategi WT
Mengurangi kelemahan serta menghindari ancaman
43 kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer
mereka, bila perlu dengan memilikinya. Strategi Integrasi ke Belakang Backward Integration Strategy merupakan strategi perusahaan untuk memperoleh
pengawasan terhadap para pemasok bahan baku agar produk-produk yang dapat didaur ulang tersebut aman untuk dipasok. Strategi Integrasi Horizontal
Horizontal Integration Strategi merupakan strategi yang dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan
walaupun harus dengan memilikinya. Sedangkan pada strategi intensif meliputi strategi penetrasi pasar,
pengembangan produk dan pengembangan pasar. Strategi Penetrasi Pasar Market Penetration Strategy merupakan strategi yang berusaha untuk
meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar.
Strategi Pengembangan Produk Product Development Strategy merupakan strategi yang bertujuan untuk memperkenalkan
produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru.Strategi Pengembangan Pasar Market
Development Strategy merupakan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk-
produk atau jasa-jasa yang ada sekarang. 2
Hold and Maintain Jaga dan Pertahankan, untuk sel III, V, atau VII. Strategi umum yang digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan
produk. 3
Harvest or Divest Tuai atau Divestasi, untuk sel VI, VIII, atau IX. Strategi yang cocok untuk diterapkan adalah strategi penciutan dan divestasi.
Strategi Penciutan Retrenchment Strategy merupakan strategi yang dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan aset perusahaan Strategi Divestasi
Divestiture Strategy merupakan strategi yang dapat dilaksanakan dengan cara menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan.
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE pada sumbu y. Pada sumbu x pada matriks IE, skor
bobot IFE total 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; skor 2,0 sampai 2,99 diangap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Pada sumbu y,
44 skor bobot EFE total 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah; skor 2,0 sampai 2,99
dianggap sedang; dan skor 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi David, 2009
4.4.2.3 Tahap Keputusan