79 Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan sebuah
Gapoktan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE S4. Kualitas yang
ditingkatkan adalah dari segi produk, standar mutu, kemasan dan kalau perlu sampai menggunakan ke tahap sertifikasi organic sehingga konsumen pun tidak
ragu akan kualitas beras SAE. Kuantitas produk pun harus ditingkatkan agar penjualannya pun meningkat seiring dengan permintaan yang meningkat juga.
4 Strategi WT Strategi merupakan strategi yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan
internal serta menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dilakukan adalah mengefisienkan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air S5. Jadi
dengan adanya pengefisienan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan air dapat menjadikan Gapoktan untuk lebih memperhatikan tentang ketersediaan air untuk
produksi beras SAE. Strategi yang lain adalah memperbaiki sistem administrasi S6 untuk memenangkan persaingan. Administrasi yang dijalankan Gapoktan
lebih dirapikan lagi agar tidak membingungkan dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
a. Tahap Keputusan 7.3.1 Matriks QSPM
Tahap akhir dari perumusan strategi adalah pemilihan strategi tebaik dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM yang berdasarkan matriks
SWOT. Tujuan dari matriks QSPM adalah memperoleh alternative strategi yang terbaik yang dapat diterapkan Gapoktan Silih Asih dalam pengembangan unit
usaha beras SAE. Berdasarkan matriks QSPM diperoleh prioritas strategi yang disarankan berdasarkan urutan pertama dengan nilai STAS tertinggi sampai
urutan akhir dengan nilai STAS terendah : 1 Meningkatkan pengembangan produk beras SAE S2 ; 6,4
2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE S4 ; 6,07 3 Meningkatkan promosi beras SAE S1 ; 5,83
80 4 Meningkatkan keterampilan SDM petani Gapoktan Silih Asih S3 ; 5,05
5 Mengefisienkan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air S5 ; 4,67
6 Memperbaiki system administrasi S6 ; 4,23 Strategi yang menempati urutan tertinggi adalah meningkatkan
pengembangan produk beras SAE. Dalam pengembangan produk yaitu mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau
memodifikasi jasa atau produk saat ini.
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan unit usaha beras SAE Gapoktan Silih Asih terbagi ke dalam kekuatan dan kelemahan. Kekuatan
yang dimiliki adalah ketua yang berjiwa wirausaha tinggi, disiplin dan bertanggung jawab, produk yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing
tingggi, prospek usaha yang baik dan ramah lingkungan, Inovasi dan variasi produk, surat izin PIRT, ketersediaan sumber modal, ketersediaan sarana dan
prasarana. Kekuatan terbesar adalah ketua yang berjiwa wirausaha tinggi, disiplin dan bertanggung jawab. Kelemahan yang dimiliki adalah administrasi yang masih
rendah, kurangnya ketersediaan air, dan manajemen SDM petani yang masih rendah. Yang menjadi kelemahan utama adalah kurangnya ketersediaan air.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan unit usaha beras SAE
Gapoktan Silih Asih terbagi ke dalam peluang dan ancaman. Peluang yang dimiliki adalah tren back to nature, jumlah penduduk yang meningkat, kerjasama
dengan Pemerintah Daerah setempat dan bermitra dengan beberapa Gapoktan lain, ketersediaan bahan baku, meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi hidup sehat, permintaan pasar terhadap beras sehat semakin terbuka luas, peranan LPS dalam pemasaran. Peluang yang terbesar adalah
ketersediaan bahan baku. Ancaman yang dimiliki adalah perubahan cuaca yang tak menentu, persaingan dalam industry dan adanya diversifikasi produk pangan.
Ancaman utama adalah perubahan cuaca yang tak menentu. 3.
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE menggambarkan bahwa unit usaha beras SAE berada pada sel V yaitu dalam menjaga dan
mempertahankan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari matriks SWOT terdapat enam alternatif strategi yang dapat diterapkan. Enam alternatif
strategi tersebut diantaranya meningkatkan promosi beras SAE, meningkatkan pengembangan produk beras SAE, meningkatkan keterampilan SDM petani
Gapoktan Silih Asih, meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE, mengefisiensi fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air, memperbaiki
82 sistem administrasi. Berdasarkan matriks QSPM yang menjadi prioritas utama
adalah meningkatkan pengembangan produk beras SAE.
8.2 Saran