Tahap Keputusan 7.3.1 Matriks QSPM Kesimpulan

79 Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan sebuah Gapoktan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE S4. Kualitas yang ditingkatkan adalah dari segi produk, standar mutu, kemasan dan kalau perlu sampai menggunakan ke tahap sertifikasi organic sehingga konsumen pun tidak ragu akan kualitas beras SAE. Kuantitas produk pun harus ditingkatkan agar penjualannya pun meningkat seiring dengan permintaan yang meningkat juga. 4 Strategi WT Strategi merupakan strategi yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dilakukan adalah mengefisienkan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air S5. Jadi dengan adanya pengefisienan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan air dapat menjadikan Gapoktan untuk lebih memperhatikan tentang ketersediaan air untuk produksi beras SAE. Strategi yang lain adalah memperbaiki sistem administrasi S6 untuk memenangkan persaingan. Administrasi yang dijalankan Gapoktan lebih dirapikan lagi agar tidak membingungkan dalam menjalankan tugasnya masing-masing.

a. Tahap Keputusan 7.3.1 Matriks QSPM

Tahap akhir dari perumusan strategi adalah pemilihan strategi tebaik dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM yang berdasarkan matriks SWOT. Tujuan dari matriks QSPM adalah memperoleh alternative strategi yang terbaik yang dapat diterapkan Gapoktan Silih Asih dalam pengembangan unit usaha beras SAE. Berdasarkan matriks QSPM diperoleh prioritas strategi yang disarankan berdasarkan urutan pertama dengan nilai STAS tertinggi sampai urutan akhir dengan nilai STAS terendah : 1 Meningkatkan pengembangan produk beras SAE S2 ; 6,4 2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE S4 ; 6,07 3 Meningkatkan promosi beras SAE S1 ; 5,83 80 4 Meningkatkan keterampilan SDM petani Gapoktan Silih Asih S3 ; 5,05 5 Mengefisienkan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air S5 ; 4,67 6 Memperbaiki system administrasi S6 ; 4,23 Strategi yang menempati urutan tertinggi adalah meningkatkan pengembangan produk beras SAE. Dalam pengembangan produk yaitu mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi jasa atau produk saat ini. VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan unit usaha beras SAE Gapoktan Silih Asih terbagi ke dalam kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki adalah ketua yang berjiwa wirausaha tinggi, disiplin dan bertanggung jawab, produk yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing tingggi, prospek usaha yang baik dan ramah lingkungan, Inovasi dan variasi produk, surat izin PIRT, ketersediaan sumber modal, ketersediaan sarana dan prasarana. Kekuatan terbesar adalah ketua yang berjiwa wirausaha tinggi, disiplin dan bertanggung jawab. Kelemahan yang dimiliki adalah administrasi yang masih rendah, kurangnya ketersediaan air, dan manajemen SDM petani yang masih rendah. Yang menjadi kelemahan utama adalah kurangnya ketersediaan air. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan unit usaha beras SAE Gapoktan Silih Asih terbagi ke dalam peluang dan ancaman. Peluang yang dimiliki adalah tren back to nature, jumlah penduduk yang meningkat, kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat dan bermitra dengan beberapa Gapoktan lain, ketersediaan bahan baku, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hidup sehat, permintaan pasar terhadap beras sehat semakin terbuka luas, peranan LPS dalam pemasaran. Peluang yang terbesar adalah ketersediaan bahan baku. Ancaman yang dimiliki adalah perubahan cuaca yang tak menentu, persaingan dalam industry dan adanya diversifikasi produk pangan. Ancaman utama adalah perubahan cuaca yang tak menentu. 3. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE menggambarkan bahwa unit usaha beras SAE berada pada sel V yaitu dalam menjaga dan mempertahankan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari matriks SWOT terdapat enam alternatif strategi yang dapat diterapkan. Enam alternatif strategi tersebut diantaranya meningkatkan promosi beras SAE, meningkatkan pengembangan produk beras SAE, meningkatkan keterampilan SDM petani Gapoktan Silih Asih, meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE, mengefisiensi fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air, memperbaiki 82 sistem administrasi. Berdasarkan matriks QSPM yang menjadi prioritas utama adalah meningkatkan pengembangan produk beras SAE.

8.2 Saran

Dokumen yang terkait

Optimalisasi produksi usaha pendederan ikan pada kelompok pembudidaya ikan silih asih fish farm di desa Ciburuy, kecamatan Cogombong, kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 9 75

Analisis Gender Dalam Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S) (Kajian Program Beras Seha! di Desa Ciburuy, Kecall1atall Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 237

Analisis Sistem Usahatani Padi Sehat (Suatu Perbandingan, Kasus : Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 11 194

Evaluasi kemitraan petani padi dengan lembaga pertanian sehat dompet dhuafa republika desa Ciburuy, kecamatan Cigombong kabupaten Bogor

0 4 216

Penataan kelembagaan pertanian dalam penerapan sistem pertanian padi sehat (studi di kampung Ciburuy, desa Ciburuy, kecamatan Cigombong, kabupaten Bogor)

1 22 173

Penerapan Teknologi Pertanian Padi Organik Di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor

0 6 107

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

3 9 218

Penerapan LEISA pada Usahatani Padi Sehat dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Usahatani di Gapoktan Harapan Maju dan Gapokan Silih Asih, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 10 98

Potensi Konsolidasi Pengelolaan Lahan Padi Sawah Di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor

0 8 54

Peran Penyuluh dan Kontak Tani dalam Peningkatan Daya Adopsi Inovasi Pertanian Model SRI di Kelompok Tani Silih Asih I dan Silih Asih II, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.

0 1 2