23
3.1.9.2  Matriks IE Internal-Eksternal
Matriks  Internal-Eksternal  IE  merupakan  matriks  yang  digunakan  pada tahap pencocokan The Matching Stage pada proses manajemen strategi. Matriks
IE merupakan matriks yang memadukan atau mencocokan hasil pembobotan IFE dan  EFE.  Pada  Matriks  IE,  terdapat  dua  dimensi  dengan  total  skor  dari  matriks
IFE  pada  sumbu  X  dan  total  skor  dari  Matriks  EFE  pada  sumbu  Y.  Hasil  dari pencocokan tersebut akan terangkum dalam matriks IE yang mempunyai sembilan
sel yang akan menunjukkan posisi perusahaan di dalam industri.
3.1.9.3  Matriks SWOT
Matriks  SWOT  adalah  sebuah  pencocokan  yang  penting  yang  membantu para  manajer  mengembangkan  empat  tipe    strategi  yaitu  Strategi  S-O
memanfaatkan  kekuatan  internal  perusahaan  untuk  menarik  keuntungan  dari peluang eksternal. Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan  cara  mengambil  keuntungan  dari  peluang  eksternal.  Strategi  S-T menggunakan  kekuatan  sebuah  perusahaan  untuk  menghindari  atau  mengurangi
dampak  dari  ancaman  eksternal.  Strategi  W-T  adalah  taktik  defensive  yang diarahkan  untuk  mengurangi  kelemahan  internal  serta  menghindari  ancaman
eksternal David, 2009.
3.1.9.4  Matriks QSP QSPM
QSPM  adalah  alat  yang  direkomendasikan  bagi  para  ahli  strategi  untuk melakukan  evaluasi  pilihan  strategi  alternative  secara  objektif,  berdasarkan  key
success  factors internal-eksternal  yang  telah  diidentifikasi.  Jadi,  secara
konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif relative attractiveness  dari  strategi-strategi  yang  bervariasi  yang  telah  dipilih,  untuk
menentukan  strategi  mana  yang  dianggap  paling  baik  untuk  diimplementasikan. Umar, 2008
3.2  Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian  mengenai  strategi  pengembangan  usaha  sudah  cukup  banyak dilakukan  tetapi  Analisis  Strategi  Pengembangan  Usaha  Beras  Organik  di  Desa
Ciburuy  Kecamatan  Cigombong  Kabupaten  Bogor  belum  ada.  Pada  umumnya
24 tujuan
dalam  penelitian  strategi  pengembangan  usaha  adalah untuk
mengidentifikasi  faktor-faktor  internal  dan  ekternal  yang  mempengaruhi perusahaan,  merumuskan  alternatif  strategi  yang  paling  sesuai, dan  penting  bagi
pengembangan usaha. Rohmiatin  2006  melakukan penelitian  dengan  judul  Analisis  Strategi
Pengembangan  Usaha  Beras  Organik  Lembaga  Pertanian  Sehat  di  Desa  Pasir Buncir  Kecamatan  Caringin  Kabupaten  Bogor.  Faktor  internal  yang
mempengaruhi yaitu : 1 Manajemen
Fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan dibuat berdasarkan musyawarah, program  keja, penilaian hasil  kerja
yang  dilakukan  oleh  manajemen  DD-Republika  secara  langsung  maupun  tidak langsung.
2 Pemasaran Pemasaran  yang  dikoordinir  oleh  manajer  umum  ke  agen-agen  penjual
beras  sehatorganik  sekaligus  memasarkan  produk  saprotan  ke  outlet  pertanian yang  tersebar  di  Jakarta  dan  Bogor,  ketetapan  harga  jual  disepakati  oleh  petani
maupun LPS. 3 Keuangan
Sumber  dana  berasal  dari  bantuansubsidi  yang  berasal  dari  Dompet Dhuafa  Republika,  laporan  keuangan  LPS  masih  belum  terkomputerisasi  secara
lengkap. 4 Produksi
Produk  input  pertanian  yaitu  berupa  pupuk  organic  dengan  nama  VIR-X dan pupuk OFER.
5 Penelitian dan pengembangan Teknologi sarana produksi pertanian yang ramah lingkungan yaitu produk
saprotan  pupuk  dan  pestisida  alami,  transfer  teknologi  pembuatan  pupuk LPS dilakukan melalui pembinaan petani kader yang dapat memanfaatkan sumber daya
local, LPS membantu uji laboratorium bahan baku yang dihasilkan.
25 Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu :
1 Faktor ekonomi Permintaan  beras  organik  dipengaruhi  oleh  peningkatan  kesadaran  akan
bahaya  pestisida,  inflasi  harga-harga  kebutuhan  pokok  menjadi  naik  namun penjualan beras LPS tidak merugikan petani.
2 Faktor lingkungan Usaha  beras  organik  rentan  terhadap  pengaruh  iklim  dan  cuaca.  Faktor
kebijakan  pemerintah  meliputi  Adanya  program  Go  Organik  2010  yang dicanangkan  Pemerintah,acuan  mengenai  pertanian  organic  diatur  oleh  SBI  No.
01-6729-2002. 3 Faktor teknologi
Teknologi  yang  digunakan  LPS  belum  cukup  modern  artinya  teknologi yang dipakai  masih  manual dan saprotan  yang dibuat  LPS masih  terbatas karena
bahan bakunya terbatas 4
Faktor pesaing Pesaing  yang  dihadapi  LPS  adalah  dari  hasil  pertanian  non  organik,
pesaing  yang  sudah  dikenal  di  masyarakat  adalah  beras  organic  UFO,  beras organic raos dan pulen, beras organic pelopor dari sragen.
Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan dan  kelemahan  yang  dihadapi  perusahaan.  Kekuatan-kekuatan  yang  dimiliki
perusahaan  yaitu  memiliki  prospek  usaha  yang  baik  dan  ramah  lingkungan, produk memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing tinggi, memiliki jejaring DDR
di  berbagai  daerah,  dan memiliki  dukungan  produksi  saprotan  yang  cukup lengkap.  Sedangkan  yang  menjadi  kelemahan  yaitu  sarana  dan  prasarana  yang
terbatas,  harga  jual  lebih  mahal  disbanding  beras  non  organik,  jumlah  sumber daya manusia yang terbatas, promosi yang belum intensif, modal kerja terbatas.
Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan peluang dan  ancaman  yang  dihadapi  perusahaan.  Peluang-peluang  yang  ada  pada
perusahaan yaitu terbatasnya suplai pangan yang ramah lingkungan di pasar, tren pertanian organik,  kemanan  produk  pangan,  kerjasama  dengan  pihak  pemerintah
daerah,  dan  permintaan  pasar  terhadap  beras  organik masih  terbuka  luas. Sedangkan  yang  menjadi  ancaman  yaitu  adopsi  teknologi  ramah  lingkungan
26 belum  berkesinambungan, adanya  kompetior  pangan  organik,  dan  daya  beli
masyarakat  rendah. Alat  analisis  yang  digunakan  adalah matriks  IFE,  EFE, SWOT dan QSPM.
Dudiagunoviani  2009  melakukan  penelitian  dengan  judul  Analisis Strategi  Pengembangan  Usahatani  Beras  Organik  Kelompok  Tani  Cibeureum
Jempol. Faktor internal yang mempengaruhi yaitu : 1 SDM
Kelompok  tani  Cibeureum  Jempol  terdiri  dari  seorang  ketua  sekaligus pendiri yaitu Bapak Amin, Kelompok  tani  ini  memiliki  40
anggota,  sistem kerja  di  kelompok  tani  Mulyaharja  ini  adalah  sistem  padat  karya,  sehingga
keharmonisan didalamnya sangat diperlukan dalam proses kerjanya. 2 Keuangan
Modal  awal  kelompok  tani  Cibeureum  Jempol  berasal  dari  milik Bapak Amin selaku pendiri dan modal pinjaman. Pada sistem keuangannya,
kelompok tani ini masih digunakan sistem keuangan yang sederhana. 3 Produksi dan operasi
Kelompok  tani  Cibeureum  Jempol memiliki  kelompok  tani  yang  terdiri dari  petani  penggarap  dan  petani  pemilik  sekaligus  penggarap. Bibit    yang
dikembangkan adalah bibit  yang berasal dari saran pemerintah Dinas Agribisnis Bogor.
4 Penelitian dan pengembangan Kelompok  tani  Cibeureum  Jempol  melakukan  uji  coba  terlebih  dahulu
untuk  jenis  produk  yang  akan  dikembangkan.  Uji  coba dilakukan  diatas  lahan milik ketua kelompok seluas 2.500 m
2
. 5 Pemasaran
Produk  yang  dihasilkan  kelompok  tani  ini  yaitu  beras  organik  dengan harga      Rp  6.500-12.000  per  kg,  sistem  penetapan harga didasarkan pada  harga
pasar sehingga produk yang dihasilkan  kelompok tani ini  dapat bersaing dengan sehat  dengan  produk  yang  ada  di  pasar,  saluran  distribusi  kelompok  tani  ini
pendek karena dari  kelompok tani langsung ke swalayan kemudian ke konsumen akhir atau dari kelompok tani langsung ke konsumen akhir, dan kelompok tani ini
27 juga  melakukan  promosi  dengan  membagikan  brosur  serta  dari  mulut  ke  mulut
melalui para konsumennya. Sedangkan yang mempengaruhi factor eksternal yaitu :
1 Faktor ekonomi Kontribusi sektor pertanian terhadap tingkat PDB masih cukup besar. Pada
triwulan  III  tahun  2008  terhadap  triwulan  III  tahun  2007  tingkat  PDB  pertanian tumbuh sehingga memberi kontribusi sebesar 2,4 persen terhadap PDB nasional.
2 Faktor teknologi Kelompok  tani  Cibeureum  Jempol  terus dikembangkan  teknik
budidaya beras organik secara tepat. 3 Kebijakan pemerintah
Adanya    program Go  organic  yang dicanangkan    pemerintah  melalui Departemen Pertanian secara tidak langsung dapat membangun gairah para petani
kelompok  tani  Cibeureum  Jempol  untuk tetap  mengembangkan  usahanya dalam memproduksi beras organik.
4 Faktor Sosial dan budaya Usaha  beras  merupakan  usaha  agribsinis  yang  sangat  rentan  terhadap
pengaruh  iklim dan cuaca. Komoditas pertanian termasuk  beras yang memiliki sifat yang mudah rusak.
5 Demografi Semakin    bertumbuhnya    peningkatan  penduduk  maka  permintaan  akan
bahan pangan utama ini yaitu beras semakin meningkat juga. Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan
dan  kelemahan yang  dihadapi  perusahaan.  Kekuatan-kekuatan yang  dimiliki  yaitu memiliki    pimpinan    yang    berjiwa    sosial dan  bertanggung    jawab,  memiliki
produk  yang    ekonomis dan
bersertifikasi  organik  dengan  nomor 215ARSSMKDNVIII07,  memiliki dukungan penggilingan yang cukup baik dan
lengkap, sudah  mampu  dilakukannya uji coba  dan pengembangan  terhadap komoditas padi organik unggulan pada lahan milik sendiri. Sedangkan yang menjadi
kelemahan yaitu terjadinya konversi lahan dari pertanian ke non pertanian sehingga lahan yang masih produktif semakin menyempit, kurangnya pendidikan SDM yang
28 dimiliki,  sarana  dan  prasarana  yang  masih  terbatas,  sistem  keuangan  yang  masih
sederhana, modal kerja yang terbatas. Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan peluang
dan  ancaman  yang  dihadapi  perusahaan.  Peluang-peluang  yang  dimiliki  adalah adanya program pemerintah Go Organik, meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi untuk hidup sehat, adanya dukungan pemerintah, tersedianya pasar beras organik  yang masih  luas  dan ketersediaan  air  yang  cukup  banyak  sedangkan
yang  menjadi  ancaman  adalah  tingkat  daya beli  masyarakat  yang  masih  rendah, banyaknya  beredar  produk  organik palsu,  perubahan  cuaca,  lahan  produksi  yang
menyempit.  Alat  analisis  yang  digunakan  adalah  matriks  IFE,  EFE,  SWOT  dan QSPM.
Mustika  2009  melakukan  penelitian  dengan  judul  Formulasi  Strategi Pengembangan  Bisnis  Kentang  pada  PT Dafa  Teknoagro  Mandiri  Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor. Faktor internal yang mempengaruhi yaitu : 1 Pemasaran
Daerah  pemasaran  perusahaan  lebih  terkonsentrasi  disekitar  wilayah Bogor sebab daya beli konsumen di wilayah ini masih besar. Selain itu jarak
transportasi yang relatif dekat menyebabkan biaya transportasi lebih murah sehingga penerimaan perusahaan lebih maksimal.
2 Keuangan Setiap  transaksi  keluar  dan  masuknya  uang  hanya dicatat  dalam  buku
keuangan  dan  terkadang  ada  transaksi-transaksi  yang  tidak  tercatat dan  untuk mendapatkan modal jangka pendek berupa pinjaman dari Bank, karena bentuk
badan  usaha  yang  dimiliki  oleh  perusahaan  telah  berbentuk  Perseroan  Terbatas PT.
3 Produksi Dalam  proses  produksi,  semua  proses  dilakukan  secara  manual
sebab  tidak ada kebutuhan  mesin  tertentu  untuk  membantu  proses  produksi. Produktivitas  perusahaan  ini  rata-rata  tiap  harinya  dapat  menyediakan
900-1.200 kg kentang per hari.
29 4 Penelitian dan pengembangan
Saat    ini    perusahaan    masih    fokus  pada    kegiatan    utamanya    yaitu penyediaan dan pemasaran bibit kultur jaringan.
5 SDM Saat ini jumlah tenaga kerja tetap perusahaan berjumlah 29 orang, dengan
alokasi jumlah yang berbeda-beda pada setiap bagian. Tingkat pendidikannya pun sudah tinggi sehingga karyawan telah memiliki keterampilan yang baik
6 Struktur prusahaan Sejak  tahun  2001,  perusahaan  telah  berbadan  hukum  yang  kuat  karena
telah berbentuk Peseroan  Terbatas PT sehingga  pembagian kerja telah tersusun rapi dan tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan Hal ini merupakan kekuatan bagi
perusahaan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi :
1 Kebijakan pemerintah Sektor  pertanian  dapat  dijadikan  tumpuan  harapan  karena  upaya
kembali pada kegiatan yang mengandalkan  sumberdaya  domestik. Bagi  PT. DaFa   Teknoagro    Mandiri  kebijakan pemerintah tersebut akan berdampak pada
adanya jaminan bagi prospek pengembangan bisnis kentang. 2 Ekonomi
Kondisi  ekonomi  yang  semakin  membaik  yang  diiringi  dengan peningkatan  daya  beli  masyarakat  memungkinkan  adanya  peningkatan  pasar
kentang.  Selain  itu,  Pertumbuhan  ekonomi  yang  semakin  membaik  memicu tumbuhnya iklim investasi khususnya dalam usaha retail berupa munculnya pasar,
swalayan  dan  rumah  makan  baru  yang  memasarkan  atau  menggunakan  kentang sebagai bahan bakunya.
3 Demografi Di  Indonesia  pertambahan  jumlah  penduduk  mengalami  peningkatan  dari
tahun  ke  tahun  sehingga  menjadi  peluang  untuk  pengembangan  produk kentang dalam penjualannya.
30 4 Sosial
Adanya  slogan  “back  to  nature”  mengindikasikan  adanya  peluang  bagi perusahaan  untuk  memenuhi  kebutuhan  masyarakat.  Hal  ini  ditandai  dengan
munculnya  kafe-kafe  atau  rumah  makan  vegetarian  yang  khusus  menyediakan masakan sayur-sayuran.
5 Tekonolgi Teknologi dalam kegiatan produksi yang telah diterapkan oleh perusahaan
adalah teknologi kultur jaringan yaitu suatu teknik pembiakan tanaman yang lahir seiring  dengan  revolusi  dalam  bidang  bioteknologi.  Pada  awalnya  teknik  kultur
jaringan  hanya  digunakan  pada  proses  pemuliaan  tanaman  untuk  memperoleh jenis-jenis tanaman yang unggul. Tetapi teknik ini kemudian dimanfaatkan pula
pada proses produksi bibit secara massal dan komersial. Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan peluang
dan  ancaman  yang  dihadapi  perusahaan.  Peluang-peluang  yang  ada  pada lingkungan    eksternal    diantaranya    kebijakan    pemerintah    yang    mendukung
perkembangan  usaha  agribisnis,  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  yang  semakin membaik, bertambahnya  jumlah penduduk di  Indonesia, munculnya kafe-kafe atau
rumah  makan  vegetarian  yang  khusus  menyediakan  masakan  sayur-sayuran, meningkatnya  tingkat  pendidikan  dan  pengetahuan  masyarakat  tentang  pentingnya
nilai  gizi,  kemajuan  teknologi  yang  semakin  pesat  serta  kekuatan  tawar  menawar petani  kentang  yang  lemah.  Ancaman  yang  dihadapi  perusahaan  diantaranya
adalah  perdagangan  bebas  antar  negara,  banyaknya  perusahaan  sejenis  di  Jawa Barat,  adanya  produk  substitusi  dengan  fungsi  yang  sama,  bargaining  power
perusahaan  terhadap  pembeli  lemah  serta  kekuatan  tawar  menawar  pemasok saprotan  tinggi.
Identifikasi terhadap  faktor-faktor  internal  menghasilkan  rumusan
kekuatan  dan  kelemahan  yang  dimiliki  perusahaan.  Kekuatan-kekuatan  yang dimiliki  perusahaan  yaitu  kualitas  kentang  yang  akan  dipasarkan sangat baik dan
kontinuitas  barang  sangat  terjamin,  perusahaan  telah  memiliki  pelanggan  tetap, memiliki  relasi  luas  serta  baik  dengan  pihak  pemasok,  jalur  pemasaran  yang
pendek,  adanya  sistem  pembayaran  langsung  dan  tepat  waktu,  memiliki  tenaga kerja   yang  terampil,   perusahaan  telah  berbadan   hukum,   kentalnya  suasana
31 kekeluargaan dan sifat gotong royong mulai dari karyawan hingga pimpinan.
Sedangkan  kelemahan  yang  dimiliki  perusahaan  antara  lain  penggunaan lahan dan kapasitas  produksi  belum  optimal,  pengimputan  data  keuangan
belum  menggunakan  sistem  akuntansi  yang  baik,  kondisi  alam  yang  kurang sesuai  dengan  syarat  tumbuh  kentang,  kegiatan  penelitian  dan  pengembangan
masih  belum      dilakukan      oleh      pihak      perusahaan,      kurang      agresifnya dalam mempromosikan  produk, dan belum  teratur  dalam  pemberian  pelatihan
kepada karyawan baru.  Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE dan QSPM.
Siahaan 2009
melakukan penelitian
dengan judul
Strategi Pengembangan  Padi  Organik  Kelompok  Tani  Sisandi  Desa  Babuara  Kabupaten
Toba Samosir Sumatera Utara. Faktor internal yang mempengaruhi yaitu : 1 Manajemen
Proses perencanaan dalam kelompok tani lebih didominasi oleh ketua, pengorganisasian di Kelompok Tani Sisandi masih sangat terpusat pada ketua.
motivasi  anggota  kelompok  tani  berdasarkan  hasil  pengamatan  masih  rendah, fungsi pengendalian dilakukan oleh ketua, terutama dalam hal kegiatan produksi.
2 Pemasaran Berdasarkan  pengamatan  harga  penjualan  padi  di  daerah  Kabupaten
Tobasa  saat  ini  Mei  2009  adalah    Rp  3.300  per  kg.  Saluran    pemasaran kelompok  ini  belum  efisien.  Para  petani  masih memasarkan  padinya  secara
individu    kepada   para    pengumpul   kemudian  pengumpul   akan   memasarkan lagi    kepada    pedagang    besar    dan    selanjutnya  pedagang  besar  akan
memasarkan kepada konsumen 3 Keuangan
Sumber  keuangan  kelompok  tani  ada  dua  yaitu:  dari luar kelompok tani berupa bantuan pemerintah atau pinjaman dan  dari dalam kelompok tani berupa
iuran anggota. Kelompok Tani Sisandi telah mendapat bantuan modal KUT sejak tahun1992-2000. Bantuan modal yang diperoleh berkisar dua juta rupiah hingga 20
juta rupiah.
32 4 Produksi
Petani  anggota  Kelompok  Tani  Sisandi mengusahakan  tanaman  padi  di lahan  sendiri  dan  lahan  sewa dan  Proses    produksi    padi    terdiri    dari    kegiatan
pengolahan  lahan  hingga pemanenan. 5 Penelitian dan pengembangan
Kegiatan yang  telah  dilakukan  dalam  kelompok tani  masih  berupa  uji multilokasi atau demplot
Sedangkan factor eksternal yang mempengaruhi adalah 1 Politik
Program  operasional  pengembangan  pertanian  organik  yang  lebih  dikenal dengan  slogan  Go  Organic  2010  telah  dimulai  sejak  tahun  2001.  Program  ini
memberikan  pedoman  dan  persyaratan  kepada  petani  tentang  cara  bertani  secara organik yang telah disepakati secara internasional
2 Ekonomi Tahun  2007  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  mencapai  6,30  persen
dengan  nilai  PDB  sebesar  1.964,0  triliun. Pertumbuhan  ekonomi  yang  baik akan mendukung kelancaran usaha termasuk pengembangan padi organik.
3 Sosial dan budaya Proses  produksi  beras  sangat  rentan  terhadap  pengaruh  iklim  dan  cuaca.
Beras  memiliki  sifat  yang  mudah  rusak.  Proses  produksi  ini  terdiri  dari pengolahan  lahan  hingga  pemanenan.  Proses  ini  dipengaruhi  oleh  faktor
lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, curah hujan, dan ketersediaan air. 4 Teknologi
Pemerintah  daerah  juga  sudah  pernah  mengikutsertakan  ketua  Kelompok Tani Sisandi pelatihan pertanian ramah lingkungan yang dilakukan di daerah lain
seperti  Brastagi  dan  Sukabumi.  Untuk    mendukung    pengembangan    padi organik    di    Kelompok    Tani  Sisandi di Kabupaten Tobasa telah tersedia sarana
pertanian  organik  seperti  bibit, pupuk,  dan  pestisida  organik  dalam  jumlah  yang cukup dan sudah bersertifikat.
Adapun  faktor-faktor  internal  yang  menjadi  kekuatan  adalah  memiliki peralatan pertanian yang mendukung, memiliki ketua kelompok tani yang aktif dan
dinamis, telah    mengikuti   pelatihan  teknologi  budidaya  pertanian  ramah
33 lingkungan,  telah  mengikuti  pelatihan  budidaya  padi  yang  baik, dan lokasi  usaha
yang  strategis.  Sedangkan  yang  menjadi  kelemahan  yaitu modal  kerja  yang
terbatas,  mayoritas  lahan  petani  merupakan  lahan  sewa,  petani  kurang  mampu mengimplementasikan budidaya padi organik, pemasaran yang kurang efisien,  dan
kurang konsistensinya anggota organisasi terhadap tugas-tugasnya . Faktor eksternal  yang menjadi  peluang  yaitu  hubungan baik  dengan  Dinas
Pertanian setempat, adanya konsultan pertanian yang memahami pertanian organik dan  mau  membina  petani,  tersedianya  sarana  produksi  pertanian  organik  seperti
pupuk,  bibit,  dan  pestisida  organik  yang  sudah  bersertifikat, meningkatnya pendidikan  dan  kesadaran  masyarakat  akan  pentingnya  gizi  untuk  hidup  sehat  ,
peluang  pasar  yang  masih  luas  baik  domestik  maupun  mancanegara, adanya program  pemerintah  Go  Organic  2010  sedangkan  yang  menjadi  ancaman  yaitu
perubahan  cuaca  yang  tidak  menentu,banyaknya  peredaran  produk  padi  organik palsu,  maraknya  konversi  lahan  pertanian.  Alat  analisis  yang  digunakan  adalah
matriks SWOT, QSPM, dan rancangan arsitektur Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini.
Diperkirakan faktor internal  yang ada meliputi manajemen, produksi, pemasaran, keuangan,  penelitian  dan  pengembangan.  Manajemen  meliputi  perencanaan,
pengorganisasian,  pelaksanaan,  dan  pengendalian,  program  kerja  dan  penilaian hasil  kerja.  Pemasaran  meliputi  product,  price,  place,  promotion,  saluran
distribusi.  Keuangan  meliputi  buku  keuangan,  system  keuangan,  modal  awal, modal  pinjaman.  Produksi  meliputi  produk  input  pertanian,  bibit  yang
dikembangkan,  lahan  produksi.  Penelitian  dan  pengembangan  meliputi  riset  dan teknologi
Pada  faktor  eksternal  meliputi  lingkungan  industri  yaitu  analisis  lima kekuatan  Porter  dan  lingkungan  jauh  yaitu  faktor  ekonomi,  sosial  budaya,
demografi,  politik,  hukum  dan  pesaing.  Faktor  ekonomi  meliputi  keadaan ekonomi secara  umum,  permintaan  beras  dan  inflasi.  Teknologi  meliputi
teknologi  yang  digunakan  dan  teknik  budidaya.  Kebijakan  pemerintah  meliputi Tren back to nature. Sosial dan budaya meliputi iklim dan cuaca, sifat komoditas.
Demografi meliputi laju pertumbuhan penduduk.
34
3.3 Kerangka Pemikiran Operasional