101
Gaya Kepemimpinan yaitu sebesar 1,350 sedangkan variabel Budaya Organisasi yaitu sebesar 1,209 yang memiliki arah positif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi Independensi, semakin baik Gaya Kepemimpinan, dan semakin tinggi Budaya Organisasi maka Kinerja
Auditor juga semakin tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,718 dan koefisien determinasi Adjusted R Square
0,485 menunjukkan Independensi, Gaya Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Auditor dan
mempengaruhi sebesar 48,5 terhadap Kinerja Auditor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh oleh
Wibowo 2009 yang merupakan pengembangan dari penelitian Trisnaningsih 2007 dengan judul “Pengaruh Independensi Auditor,
Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Pemahaman Good Governance
terhadap Kinerja Auditor”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Independensi, Gaya
Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor. Jadi semakin tinggi Independensi,
Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi maka Kinerja Auditor juga akan semakin tinggi.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan untuk dilaksanakan sesuai dengan
prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu :
1. Kesibukan auditor sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama
Januari – Mei tahun 2016 dalam pengembalian kuesioner penelitian.
102
Hal ini dikarenakan jangka waktu pengembalian kuesioner pada setiap KAP berjarak antara 2 minggu sampai 1 bulan.
2. Keterbatasan pada teknik pengambilan data yang berupa kuesioner atau
angket sehingga peneliti tidak dapat mengontrol kebenaran jawaban atas pernyataan dan dapat menunjukkan keadaan yang tidak sebenarnya.
3. Penyebaran kuesioner pada waktu yang kurang efektif, yakni pada awal
tahun. Dimana pada waktu tersebut tingkat kesibukan auditor sangat tinggi sehingga hanya beberapa KAP yang bersedia menerima kuesioner
dan hampir di setiap KAP kuesioner yang disebar kurang mendapat tanggapan yang baik.
4. Terbatasnya jumlah responden sehingga pada uji coba instrumen,
peneliti harus menggunakan uji terpakai. Terbatasnya jumlah responden juga membuat peneliti tidak dapat memberi kriteria tertentu pada
responden. 5.
Keterbatasan data di lapangan. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan pada setiap KAP untuk peneliti hanya diperbolehkan menyebar
maksimal 5 kuesioner. Selain itu, tidak semua KAP mau menerima
kuesioner.
103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti terkait pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Auditor maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Auditor yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,499, nilai koefisien determinasi r
2
sebesar 0,249 dan nilai signifikansi kurang dari level of significant yakni 0,05 atau 0,00 0,050. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan Independensi terhadap Kinerja Auditor bersifat positif dan signifikan, dengan demikian semakin tinggi
Independensi auditor maka semakin tinggi pula Kinerja Auditor. 2.
Gaya Kepemimpinan berpengaruh postif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi r
sebesar 0,520 dan nilai koefisien determinasi r
2
sebesar 0,270 dan Nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada level of significant yakni 0,000
0,05. Demikian semakin baik dan tepat Gaya Kepemimpinan yang diterapkan pimpinan untuk mengatur bawahannya maka semakin tinggi
pula Kinerja Auditor. 3.
Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,704
dan nilai koefisien determinasi r
2
sebesar 0,496 dan Nilai signifikansi 103