18 5
Mengevaluasi, yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang digunakan adalah kualitas, efektifitas, efektivitas, efisien, dan
konsisten. Sedangkan standarnya bersifat kuantitatif kategori proses mengevalusi yaitu memeriksa dan mengkritik.
6 Mencipta, yaitu melibatkan proses menyusun elemen – elemen pada sebuah
keseluruhan yang koheren dan fungsional. Tujuan mencipta adalah siswa membuat produk baru dengan mengreoganisasi sejumlah elemen atau
bagian menjadi sebuah pola yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam mencipta terdapat tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan,
dan memproduksi. Mengacu pada tingkatan kognitif yang dikemukakan oleh Lorin dan David
bahwa prestasi belajar yang akan diteliti pada penelitian ini hanya pada tingkatan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Pada tahap mengingat siswa akan
mengingat kembali informasi yang telah didapatnya. Kemudian tahap memahami memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari pada mengingat, yaitu siswa harus dapat
membangun lebih dalam lagi tentang materi dengan misalkan dengan memberi contoh. Tingkatan selanjutnya yaitu mengaplikasikan. Setelah siswa mampu
memahami materi maka siswa latih untuk mengaplikasikan materi tersebut dalam konsep kehidupan nyata.
b. Faktor – Faktor Prestasi Belajar
Memperoleh prestasi belajar yang membanggakan tidak lepas dari faktor yang mendukung seorang siswa selama proses belajar. Banyak faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi siswa, seperti
intelegensi, minat, emosi dan
19
motivasi, keluarga, teman, dan sekolah. Pendapat tersebut didukung oleh
Conny R. Semiawan Yufiarti 2008: 11-14, bahwa terdapat faktor lain yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya: 1
pemenuhan kebutuhan psikologis, pemenuhan kebutuhan psikologis dalam perkembangannya tergantung dari cara lingkungannya berinteraksi dengan
dirinya. Kewajiban sekolah sebaik mungkin mempersiapkan siswa dengan bekal yang mencukupi untuk menghadapi tantangan masa depan. Orang tua
bertugas membantu mengembangkan potensi siswa. 2
intelegensi, emosi, dan motivasi, prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif saja melainkan emosi,
motivasi, kepribadian dan pengaruh lingkungan. Keseimbangan antara intelegensi intelektual dan intelegensi emosional diperlukan untuk
berkonsentrasi terhadap materi pelajaran yang dihadapi, mengatasi stress atau kecemasan dalam persoalan tertentu. Motivasi bersumber dari
keyakinan kemampuan untuk memperoleh sukses dalam upaya mencapai sasaran yang direncanakan. Hal ini berdampak pada upaya mewujudkan
prestasi belajar, mengaktualisasikan potensi seoptimal mungkin. 3
pengembangan kreativitas, setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan inherent component of ability yang
berbeda dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu
dan pengaruh
lingkungan. Berbagai
kemampuan yang
teraktualisasi beranjak dari fungsi otak. Belahan otak kiri berfungsi terhadap hal yang bersifat linier, logis, teratur. Sedangkan belahan otak kanan untuk
20 mengembangkan
imajinasi dan
kreativitas. Pembelajaran
yang mengendalikan fungsi kedua belahan otak secara harmonis akan banyak
membantu anak berprakarsa mengatasi dirinya, meningkatkan prestasi belajar sehingga mampu mencapai kemandirian dan mampu menghadapi
berbagai tantangan. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar juga dikemukakan oleh
Muhibbin Syah 2008: 132-139, yaitu: 1
Faktor Internal a
Aspek pisiologis yaitu mengenai keadaankondisi jasmani dan rohani siswa. Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ
– organ tubuh dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran. b
Aspek psikologis mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah
tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa.
2 Faktor Eksternal
a Lingkungan sosial seperti guru teman dan staff adminstrasi sekolah dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Begitu juga dengn lingkungan masyarakat dan orang tua.
b Lingkungan nonsosial termasuk didalamnya gedung sekolah, rumah, alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar. Waktu siswa untuk belajar dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
21 3
Faktor pendekatan belajar Pendekatan merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu Lawson dalam Muhibbin Syah, 2008: 139. Pendekatan belajar siswa didalamnya
termasuk metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada materi tertentu. Pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan
proses pembelajaran siswa dan mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar siswa yang lebih bemutu.
Ketika meraih prestasi belajar perlu diperhatikan upaya pemilihan pendekatan yang tepat dan sesuai dengan materi ajar. Dalam kaitannya dengan
penelitian ini maka peneliti berupaya untuk menggunakan pendekatan yang tepat termasuk di dalamnya mengenai penentuan motode yang digunakan guru dalam
mengajar. Dengan pemilihan pendekatan dan metode yang tepat, maka tujuan pembelajaran akan tecapai dengan optimal dan memberikan dampak yang baik
bagi prestasi belajar siswa. Jadi, yang dimaksud prestasi belajar IPS dalam penelitian ini dibatasi pada
tingkat pencapaian belajar siswa dalam aspek pengetahuan atau kognitif yang menggambarkan penguasaan dan pemahaman materi Ilmu Pengetahuan Sosial
khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Prestasi belajar IPS sangat
diperhatikan dalam penelitian ini karena prestasi belajar menyangkut sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa guna menentukan tingkat keberhasilan siswa
dalam masyarakat nantinya. Mengingat subjek penelitian ini adalah siswa Sekolah
22 Dasar kelas V, maka tingkatan aspek kognitif yang dicapai dalam penelitian ini
adalah mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.
B. Active Learning tipe Talking Stick
1. Active Learning
Pendekatan merupakan salah satu faktor pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suyono dan Hariyanto 2014: 22, pendekatan
merupakan latar pedagogis dan psikologis yang dilandasi filosofi pendidikan tertentu yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat tercapai atau dapat didekati
secara optimal. Contoh pendekatan pembelajaran adalah pendekatan CBSA cara belajar siswa aktif atau yang sering disebut juga sebagai active learning,
pendekatan keterampilan proses, pendekatan selingtemas sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Pendekatan cara belajar siswa aktif atau active learning, merupakan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisaian pelibatan intelektual
emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa bila diperlukan. Pelibatan fisik intelektual dan emosional ini diarahkan agar siswa
belajar memperoleh dan memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai Dimyati dan Mudjiono, 2006: 115.
Bellanca 2011: 9 mengatakan bahwa active learning dapat ditepatkan di berbagai tingkat kelas dan menantang siswa belajar lebih cerdas. Guru
memanfaatkan penggunaan taktik pengajaran secara ekstensif dan terlatih, terbukti telah memberikan pengaruh terhadap prestasi siswa.