Reliabilitas Uji Validitas Instrumen 1. Validitas

68 dilakukan dengan bantuan program iteman. Instrumen tes pemahaman siklus I diperoleh koefisien sebesar 0,639 sedangkan untuk instrumen siklus II diperoleh koefisien sebesar 0,778. Berdasarkan kriteria tersebut, maka instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang cukup tinggi sehingga siap digunakan untuk memperoleh data penelitian.

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Soal yang baik merupakan soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa, tidak mempunyai semangat untuk mencoba kembali memecahkan soal karena diluar kemampuannya dan tidak memberikan peluang kepada siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Kriterian yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut dan sebaliknya. Tingkat kesukaran soal pada penelitian ini dicari dengan menggunakan rumus: Keterangan: P = Indeks kesukaran untuk tiap butir soal b = Jumlah subyek yang menjawab benar n = Jumlah seluruh subyek peserta tes Mohammad Ali, 2010:320 Untuk menafsirkan tingkat kesukaran butir soal pada instrumen siklus I dan siklus II, dapat digunakan kriteria yang disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut: 69 Tabel 8. Kategori Tingkat Kesukaran Soal Siklus I dan II Indeks Tingkat Kesukaran T Kategori Soal Nomor Butir Soal Siklus I Siklus II Antara 0,70 – 1,00 Mudah 10 4,15 Antara 0,30 – 0,69 Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9 1,2,3,5,6,7,8,9,11 ,12,13,14,16,20 Antara 0,00 – 0,29 Sukar - 10 Instrumen terbagi atas soal siklus I dan siklus II. Soal siklus I membahas mengenai Pengertian Makanan Cepat Saji, sedangkan soal pada siklus II membahas mengenai Teknik Olah dan Kemasan Makanan Cepat Saji. Hasil analisis menggunakan program iteman menunjukkan bahwa rentang nilai indeks kesukaran pada instrumen siklus I 0,469 sampai dengan 0,844 nilai reratanya adalah 0,572 dominasi tingkat kesukaran tiap butir soal adalah sedang. Sedangkan pada instrumen siklus II 0,250 sampai dengan 0,781 nilai reratanya adalah 0,516 dominasi tingkat kesukaran tiap butir soal adalah sedang.

4. Daya Pembeda Soal Pemahaman

Menganalisis daya pembeda bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesanggupan sebuah soal dalam membedakan siswa yang tergolong pandai dengan siswa yang tergolong rendah prestasinya. Soal yang dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa kurang pandai, maka soal itu tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa pandai maupun kurang pandai tidak dapat menjawabnya dengan benar, maka soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Untuk menganalisis daya beda soal adalah dengan menggunakan rumus daya pembeda:

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SEMESTER I SMP MUHAMMADIYAH 2 SUR

0 5 11

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SEMESTER I SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKA

0 3 11

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PADA SISWA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PADA SISWA KELAS 1X C SMP NEGERI 01 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010

0 1 17

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VII C SMP N 1 Kalasan pada mata pelajaran ekonomi.

0 3 239

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN ASPEK PENGOLAHAN MAKANAN DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR DEMAK.

10 25 155

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X BOGA DALAM MATA PELAJARAN MELAKUKAN PERSIAPAN PENGOLAHAN (MPP) MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMK NEGERI 1 KALASAN.

0 2 209

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III DI SD NEGERI POGUNG KIDUL.

0 0 239

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH AJBARANG

0 0 14

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP N 1 KALASAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 237