Langkah-langkah Tipe Two Stay Two Stray TSTS

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Two Stay Two Stray Adapun kelebihan dari mode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut: 1 Dapat diterapkan pada semua kelastingkatan 2 Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna 3 Lebih berorientasi pada keaktifan 4 Membantu meningkatkan motivasi belajar siswa Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut: 1 Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok 2 Membutuhkan waktu yang lama Eko Budi Santoso, 2011

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Widyaningsih 2011 dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Two Stay Two Stray Pada Siswa Kelas XI IPS 2 Semester II di SMA Negeri 1 Sanden Tahun Ajaran 20102011” menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray secara umum dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah kelas XI IPS 2 semester II di SMA Negeri 1 Sanden. Hal tersebut terlihat pada peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya. Pada siklus I, peningkatan sebesar 2,76. Pada siklus II, peningkatan sebesar 3,33. Pada siklus III, peningkatan sebesar 4,48. Penggunaan model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya. Pada siklus I, rata-rata prestasi siswa meningkat sebesar 0,92. Pada siklus II, meningkat sebesar 1,06. Pada siklus III, meningkat sebesar 1,29. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yuli Widyaningsih adalah meneliti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk mengetahui tingkat motivasi dan prestasi belajar siswa. Sedangkan perbedaannya terletak pada mata pelajaran yang diteliti dan tempat penelitian. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi Yuni Arum 2010 dalam skripsinya yang berjudul “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dalam Pokok Bahasan Mengelola Kartu Persediaan Barang Supplies untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Kelas XI Ak 2 SMK N 1 Bantul Tahun Ajaran 20092010” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa sebesar 6. Hasil tindakan siklus I diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai ketuntasan belajar minimal 70 sebanyak 34 siswa 94 dan dari hasil tindakan siklus II sebanyak 36 siswa 100. Persamaaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Prastiwi Yuni Arum adalah sama-sama meneliti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk mengetahui tingkat prestasi belajar akuntansi siswa. Sedangkan perbedaannya terletak pada kompetensi dasar yang di teliti serta subjek dan objek penelitiannya. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Subrotun Nafsiah 2009, dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Two Stay-Two Stray TS-TS untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya, Kemampuan Menjawab Pertanyaan dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Ak 1 di SMK Negeri 1 Turen” menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Two Stay-Two Stray dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan hasil belajar siswa. Persentasi skor rata-rata kemampuan siswa meningkat sebesar 10,47 dari 71,6 pada siklus I menjadi 82,07 pada siklus II, sedangkan persentase skor rata-rata kemampuan menjawab pertanyaan siswa mengalami peningkatan sebesar 5,36 dari 78,75 pada siklus I menjadi 84,11. Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, persentase rata-rata nilai siswa meningkat dari 81,58 pada siklus I, pada siklus II menjadi 89,39 atau meningkat sebesar 7,81. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Subrotun Nafsiah adalah sama-sama meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Two Stay-Two Stray dan prestasi belajar. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini dengan penelitian Subrotun Nafsiah adalah meneliti kemampuan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.