Sekilas PPN Pajak Pertambahan Nilai dan PPn-BM

Terdiri dari: a. Barang Kena Pajak Berwujud. b. Barang Kena Pajak Tidak Berwujud. Pengecualian BKP: a. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya. b. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak. c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya. d. Uang, emas, batangan, dan surat-surat berharga saham, obligasi, dan lainnya. 2. Jasa Kena Pajak Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan atas petunjuk pemesan. Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN 1984 Pengecualian JKP: a. Jasa pelayanan kesehatan medis. b. Jasa di bidang pelayanan sosial. c. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko. d. Jasa keuangan. e. Jasa asuransi. f. Jasa di bidang keagamaan. g. Jasa pendidikan. h. Jasa kesenian dan hiburan. i. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan. j. Jasa angkutan umum. k. Jasa tenaga kerja. l. Jasa perhotelan. m. Jasa yang disediakan pemerintah untuk menjalankan jalannya pemerintahan. n. Jasa penyediaan tempay parkir. o. Jasa telepon umum yang menggunakan unag logam. p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos. q. Jasa boga atu katering. Penyerahan Barang Kena Pajak Adalah setiap kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak. Penyerahan barang yang termasuk dalam pengertian penyerahan BKP adalah: 1. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian. 2. Pengalihan BKP karena suatu perjanjian sewa beli danatau perjanjian sewa guna usaha leasing. 3. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang. 4. Pemakaian sendiri danatau pemberian Cuma-Cuma atas BKP. 5. BKP berupa persediaan danaktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan. 6. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya danatau penyerahan BKP antar cabang. 7. Penyerahan BKP secara konsinyasi. 8. Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari PKP kepada pihak yang membutuhkan BKP. Sedangkan penyerahan barang yang tidak termasuk dalam pengertian penyerahan BKP adalah: 1. Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang Undang Hukum Dagang. 2. Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang.