Deskripsi Hasil Penelitian Terdahulu

spasial untuk melihat kuat lemahnya interaksi spasial antar wilayah pembangunan; 3 Indeks skalogram untuk melihat perkembangan kemajuan suatu wilayah melalui penyediaan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial, 4 berbagai indikator kesejahteraan masyarakat seperti IPM,IKM; 5 Metode Location quotient LQ, Shift share analysis SSA, dan Margin Tataniaga untuk melihat sektor basis atau komoditi unggulan setiap daerah dengan tingkat pergeseran dan daya kompetetif yang didukung dengan tingkat kelembagaan pemasaran yang efisien Rustiadi et al. 2004.

2.2. Deskripsi Hasil Penelitian Terdahulu

Salah satu alat analisis ekonomi yang digunakan untuk melihat kesenjangan pembangunan antar negara atau wilayah adalah Indeks williamson. Indeks Williamson lazim digunakan untuk melihat Kesenjangan PDRB antar wilayah. Semakin tinggi indeks williamson maka proses kesenjangan antar daerah semakin besar. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Budiharsono 1996 untuk menganalisis Trasformasi struktural dan pertumbuhan ekonomi antar Daerah di Indonesia Tahun 1969 sampai dengan 1987, dengan menggunakan Indeks Williamson menunjukkan bahwa Indeks williamson di Indonesia pada kurun waktu 1969 sampai 1987 berkisar antara 0,8864 sampai 0,9199 sedangkan apabila tanpa minyak, Indeks Williamson berkisar antara 0,340 sampai 0,5240 . Sedangkan Indeks Williamson untuk KBI berkisar 0,8569 sampai 0,9015 dan untuk KTI berkisar antara 0,8121 sampai 0,8461. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan PDRB antar daerah lebih tinggi untuk seluruh Indonesia dibandingkan dengan di KBI dan KTI. Demikian juga kesenjangan pandapatan PDRB antar daerah di KBI lebih tinggi dari pada di KTI. Fenomena ini menunjukkan bahwa Pendapatan Daerah PDRB di KTI relatif lebih seragam jika dibandingkan dengan Indonesia maupun KBI, tetapi pada tingkat pendapatan yang rendah. Relatif tingginya kesenjangan pendapatan PDRB antar daerah di KBI jika dibandingkan dengan di KTI disebabkan karena beberapa provinsi pertumbuhannya cepat sedangkan provinsi lainnya pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan PDRB KBI yang cepat karena berkembangnya sektor primer, sekunder dan tersier berkembang lebih cepat dibanding KTI. Begitupula pendapatan perkapita penduduk KTI lebih rendah dibanding KBI. Kondisi ini kurang mendorong pertumbuhan sektor-sektor riil yang mendorong pertumbuhan PDRB. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan Nurzaman 2002 terhadap perkembangan struktur ekonomi di Indonesia untuk membandingkan dampak krisis tahun 1997 terhadap kesenjangan sektor di Indonesia 1975-1998 dengan menggunakan Indeks Williamson Vw, memperlihatkan bahwa sektor yang secara relatif merata dan terkonsentrasi di seluruh Indonesia adalah sektor pertanian. Dimana sub sektor yang mempunyai peranan besar terhadap meratanya sektor pertanian adalah sub sektor bahan makanan 0,3077 dan peternakan 0,5598. Akan tetapi hal ini bisa dimengerti karena kedua sub sektor tersebut merupakan kebutuhan dasar yang sudah mengakar kuat di setiap wilayah. Sektor Industri hampir mempunyai penyebaran yang sama dengan sektor ekonomi Indonesia secara keseluruhan, akan tetapi dirinci berdasarkan industri migas dan migas, terlihat bahwa industri nonmigas lebih merata. Selain dari dua kasus di atas masih banyak kasus kesenjangan wilayah yang diduga dengan Indeks Williamson, namun pada umumnya penelitian kesenjangan pembangunan dengan indeks williamson belum banyak diterapkan pada struktur wilayah yang terbawa, baru pada tingkat nasional dan provinsi. Sedangkan kesenjangan pembangunan lebih terasa adalah wilayah-wilayah level bawah yang membutuhkan keadilan dan derajat hidup yang perlu diperbaiki, kondisi ini juga berlaku untuk indeks entropy IE, entropy interaksi spasial, SSA dan LQ lebih memperlihatkan kondisi makro secara agregat dibanding mikro ditingkat perdesaan dan kecamatan sebagai wilayah kerja pembangunan masih sangat kurang untuk mendapat perhatian .

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran.