3 Loyalitasyaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan tinggal.
d. Pengukuran Komitmen Organisasi
Mobley 1979 dalam Umi Narimawati 2005:19 , “komitmen
organisasi diukur berdasarkan tingkat kekerapan identifikasi dan tingkat keterikatan individu kepada organisasi tertentu yang dicerminkan dengan
karakteristik: a Adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai dan tujuan organisasi, b Adanya keinginan yang pasti untuk
mempertahankan keikutsertaan dalam organisasi”. Mowday et.al dalam Sopiah 2008:165 mengembangkan suatu
skala yang disebut Self Report Scales untuk mengukur komitmen seseorang terhadap organisasi, yang merupakan penjabaran dan tiga
aspek komitmen, yaitu a penerimaan terhadap tujuan organisasi, b keinginan untuk berkerja keras, dan c hasrat untuk bertahan menjadi
bagian dari organisasi.
3. Profesionalisme Auditor
a. Pengertian
Istilah profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan, mencakup ilmu pengetahuan,
keterampilan dan metode. Hardjana 2002:20 profesionalisme adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Dalam hal ini, seorang profesional dipercaya dan dapat diandalkan dalam
melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar, baik dan mendatangkan hasil yang diharapkan.
Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesionalisme jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan
tugas dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku dibidang profesi yang bersangkutan dan
menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang di tetapkan Lekatompessy, 2003.
Menurut Rahma 2012 dalam Martina 2013: 43 Profesionalisme adalah suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu
pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Dapat dikatakan bahwa profesionalisme itu adalah sikap tanggung jawab dari seorang auditor
dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya dengan keikhlasan hatinya sebagai seorang auditor.
b. Konsep Profesionalisme
Konsep profesionalisme yang dikembangkan oleh Hall, James A dan Tommie Singleton 2007:45 adalah konsep profesionalisme untuk
menguji profesionalisme para akuntan publik yang meliputi lima dimensi:
1 Pengabdian pada profesi dedication Pengabdian pada profesinya dapat tercemin dalam dedikasi
profesionalisme melalui penggunaan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari penyerahan diri secara
total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan hidup dan bukan sekadar sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Penyerahan diri secara total merupakan komitmen pribadi, dan sebagai kompensasi utama yang diharapkan adalah kepuasan
rohanilah dan kemudian kepuasan material. 2 Kewajiban sosial social obligation
Kewajiban sosial yaitu pandangan tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat ataupun
oleh profesional karena adanya pekerjaan tersebut. Menurut Rezky 2013:37 terdapat empat sikap yang menyangkut kewajiban sosial
sebagai berikut: a. Sikap obstruktif, adalah pendekatan terhadap tanggung jawab
sosial yang melibatkan tindakan seminimal mungkin dan melibatkan usaha-usaha menolak atau menutupi pelanggaran
yang dilakukan. b. Sikap defensif, pendekatan tanggung jawab sosial yang ditandai
dengan perusahaan hanya memenuhi persyaratan hukum secara minimum atas komitmennya terhadap kelompok dan individu
dalam lingkungan sosial. c. Sikap akomodatif, adalah pendekatan tanggung jawab sosial yang
diterapkan suatu perusahaan dengan melakukannya apabila diminta,
melebihi persyaratan
hukum minimum
dalam