14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Minat menjadi Guru
a. Pengertian Minat
Menurut Winkel 1993: 30 “minat adalah kecenderungan yang agak menetap sehingga subjek merasa tertarik pada bidang atau hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung didalam bidang itu”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Slameto 2003: 180
“minat diartikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Kemudian
Suyanto 1983: 101 juga mendefinisikan “minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan
penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan”.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Crow Crow dalam Abdul Rachman Abror, 1993: 112 mengatakan bahwa “minat atau
interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan atau
pun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.
Sedangkan menurut Djaali 2007: 122 “Minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu”.
Menurut Crites O. John dalam Djaali, 2007: 122 mengatakan
bahwa “minat merupakan bagian dari ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai”. Menurut Gerungan dalam
Djaali, 2007: 122 menyebutkan “minat merupakan pengerahan perasaan dan menafsirkan
untuk sesuatu hal ada unsur seleksi”. Minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau
tidak demikian, maka minat tidak akan mempunyai respon apa-apa. Seperti di jelaskan oleh Abdurachman Abror 1993: 112, minat
mengandung unsur-unsur: kognisi mengenal, asumsi perasaan, dan konasi kehendak. Oleh karena itu minat dianggap sebagai respon
yang sadar karena kalau tidak dilakukan maka minat tidak akan mempunyai arti apa-apa. Minat mengandung unsur konasi, artinya
minat itu didahului oleh perasaan senang dan tertarik terhadap profesi guru. Minat mengandung unsur emosi karena dalam
partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu biasanya perasaan senang. Sedangkan unsur konasi merupakan
kelanjutan dari unsur kognasi dan emosi yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat terhadap suatu bidang atau objek yang
diminati. Kemauan tersebut kemudian direalisasikan sehingga memiliki wawasan terhadap suatu bidang atau objek yang diminati.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatau di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Menurut Anastasi dan Urbina 1997: 127, minat merupakan salah satu aspek penting dalam kepribadian. Minat mempengaruhi
perilaku manusia diantarnya dalam hubungan interpersonal, prestasi pendidikan dan pekerjaan, pemilihan aktivitas di waktu senggang
dan kegiatan sehari-harinya. Minat sebagai suatu respon afektif yang dipelajari terhadap objek atau aktivitas tertentu. Sesuatu yang
menarik akan membangkitkan perasaan positif dengan tingkatan yang sesuai dengan seberapa menarik hal tersebut dan sebaliknya hal
yang tidak menarik akan menimbulkan kelesuhan, bahkan keseganan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat menjadi guru adalah ketertarikan seseorang terhadap profesi guru
yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran, perasaan senang dan perhatian yang lebih terhadap profesi guru. Timbulnya
minat seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor penting. Minat dapat dipandang sebagai motivasi intrinsik yang mendorong untuk
melakukan perilaku tertentu. Untuk menimbulkan minat dibutuhkan kesadaran yang diawali dengan adanya pengetahuan atau informasi
mengenai suatu objek tertentu. Minat tidak dibawa sejak lahir, minat dapat timbulkan dari apa yang dipelajari dan mempengaruhi proses
selanjutnya. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu jenis pekerjaan tertentu maka orang itu akan melakukan langkah-langkah
nyata untuk mengetahui segala sesuatu tentang pekerjaan yang diminatinya.
b. Fungsi Minat