Deskripsi Subyek Penelitian PENDIDIKAN KARAKTER MANDIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUHAJIRIN.

83 3 Pembina Pembina pramuka yang bertugas merencanakan kegiatan pramuka, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pramuka di gugus depan SDIT Al- Muhajirin terdapat 3 orang yang statusnya bukan merupakan Dewan Kerja Ranting akan tetapi merupakan guru pengajar. Untuk pembina pramuka siaga di jabat oleh Ustadzah Ana yang berusia 35 tahun dimana telah memenuhi syarat umur sebagai pembina siaga dengan pengalaman mengajar pramuka selama kurang lebih 10 tahun dan telah mendapat sertifikat resmi Kursus Mahir Dasar Kepramukaan dari Kwarcab Magelang dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani ikrar. Untuk pembina penggalang diampu oleh dua pengajar yaitu Ustadz lilik dan Ustadz Danang. Yang telah memenuhi syarat sebagai pembina pramuka penggalang, selain telah mengikuti Kursus Mahir Dasar Kepramukaan juga membina dan bertugas secara sukarela dan menempatkan posisinya sebagai mitra peserta didik atau siswa sebagai subyek pendidikan, karena menurutnya pada hakekatnya kepramukaan adalah pendidikan sepanjang hayat dan oleh karena itu siswa harus dipersiapkan sejak 84 dini bahwa mereka sendirilah yang akan mendidik diri mereka sendiri untuk selalu berakhlak baik. Selama mengajar pramuka juga selalu menggunakan prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan sistem Among. 4 Anggota Pramuka a. Siswa 1 KW Siswa KW merupakan anggota pramuka siaga yang masih duduk dibangku kelas III dan belum terlalu lama menjadi anggota pramuka. Lahir dari keluarga berkecukupan dimana kedua orang tuanya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil. Secara akademis menurut wali kelas, siswa tersebut berada pada lima posisi terbawah jika dibandingkan dengan teman-teman lainnya. b. Siswa 2 GAK Siswa GAK merupakan anggota pramuka siaga yang juga masih duduk di bangku kelas III. Akan tetapi berbeda dengan siswa KW secara akademis termasuk sepuluh besar dikelas menurut sumber informasi wali kelas III dan secara kepribadian siswa ini belum menunjukkan predikat baik jika dilihat dari kebiasaan-kebiasaan di kelas maka sesuai dengan pernyataannya bahwa siswa tersebut jarang terpilih mengikuti lomba kepramukaan. Selain faktor kepribadian dikarenakan siswa ini merupakan siswa yang keadaan 85 ekonomi orang tuanya sangat berkecukupan dan jarang memperoleh ijin dari orang tua ketika hendak mengikuti kegiatan lapangan. c. Siswa 3 SA Siswa SA merupakan anggota pramuka penggalang ramu, yang telah memenuhi syarat kecakapan umum pada tingkat siaga. Siswa SA duduk di bangku kelas IV dengan prestasi akademik memuaskan dikelasnya dan selalu aktif mengikuti kegiatan pramuka sejak duduk dibangku kelas III. Siswa ini pernah mengikuti lomba pesta siaga. d. Siswa 4 FNC Siswa FNC merupakan regu inti termuda yang pernah mengikuti Lomba Tingkat. Siswa FNC merupakan anggota pramuka penggalang tingkat ramu. Pernah mengikuti pesta siaga dan mampu menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum siaganya dengan waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan teman-temannya. Siswa FNC lebih sering menorehkan prestasi di bidang non akademik seperti salah satunya bergabung sebagai tim inti sepak bola sekolah yang selalu mewakili sekolah untuk bertanding pada tingkat kecamatan ataupun kabupaten. 86 e. Siswa 5 ADP Siswa ADP adalah anggota regu inti penggalang SDIT AL-Muhajirin. Siswa ini pernah mengikuti Lomba tingkat 2, Lomba Tingkat 3 bahkan kemnas Kemah Nasional. Dan sebelumnya ketika masih menjadi anggota siaga siswa ADP juga mengikuti pesta siaga dan telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat Siaganya. Siswa ini masih duduk di kelas V dan berprestasi di kelasnya. Secara ekonomi siswa ADP terlahir dari keluarga yang juga kecukupan akan tetapi selalu didukung oleh orang tuanya ketika mengikuti kegiatan apapun baik akademik maupun non-akademik. f. Siswa 6 RAG Siswa RAG merupakan anggota regu inti penggalang SDIT Al-Muhajirin yang masih duduk di bangku kelas V. Siswa RAG merupakan putra Ka-Kwaran Sawangan, yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan pramuka sehingga tak heran jika Siswa RAG sangat aktif dalam kegiatan Pramuka dan selalu terpilih tatkal sekolah menyeleksi ketika akan diadakan lomba-lomba pramuka. Selain itu siswa RAG juga sering mewakili regunya untuk berkompetisi yang dilakukan non-regu seperti yang telah dilakukan yaitu siswa RAG mewakili regunya terpilih 87 sebagai anggota yang berlomba memanah. Siswa RAG adalah anggota yang selalu bersemangat dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh pembinanya dengan tepat waktu dan memuaskan.

C. Hasil Penelitian 1. Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan pada siswa

a. Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi bahwa terdapat beberapa karakter kemandirian yang ditanamkan, dan tentunya antar pembina memiliki cara yang berbeda-beda dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. Berikut ini penggalan wawancara yang diungkapkan pembina pramuka golongan penggalang yaitu ustadz D pada hari senin, tanggal 29 Agustus 2016. Peneliti : “Kalau nilai moral kemandirian apa yang Nampak pada saat pramuka us?” Ustadz D : “Nilai mandiri? Maksudnya nilai mandiri yang diajarkan di Pramuka?” Peneliti : “Iya us…” Ustadz D : “Maksudnya biar nilai kemandiriannya nampak contoh konkritnya ya kalau kita latihan pramuka itu sikap yang benar diawali dari diri sendiri dengan memberikan contoh, kemudian disiplin dan tidak menggantungkan dengan orang lain.” Selain itu diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh ustadzah A sebagai pembina pramuka golongan siaga pada hari senin, 29 Agustus 2016. Berikut adalah petikan wawancaranya. Peneliti : “Lalu nilai moral kemandirian yang nampak saat pramuka itu seperti apa us?” 88 Ustadzah A : “Yang menjadi indikator mandiri yang saya tanamkan adalah rasa keberanian dan percaya diri anak, ketika dia berani maka melakukan apapun sendiri sudah bisa begitu juga ketika dia merasa percaya diri.” Pernyataan ustadzah A didukung dengan hasil observasi kegiatan pramuka yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 18 Agustus 2016 pukul 12.30 WIB hingga 16.00 WIB. Pada waktu itu pembina hanya sebatas mengawasi dan sengaja membiarkan anggota mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Observasi 12. Hal ini dimaksudkan agar kepercayaan diri pada siswa sebagai anggota pramuka tumbuh ketika siswa tersebut berani untuk menyelesaikan masalahnya tanpa menggantungkan orang lain maka dengan sendirinya dia mampu bertanggung jawab dengan apa yang telah dia lakukan dan percaya akan kemampuan dirinya sendiri. Kemudian dari hasil tersebut didukung pula dengan dokumen 1 tentang rencana kegiatan pramuka siaga semester 1 pada bagian point nomor 5 dan dokumen 2 tentang rencana kegiatan pramuka siaga semester 2 pada bagian point nomor 5, 18, 21, 28. Dimana dalam perencanaan kegiatan yang telah dibuat oleh pembina terdapat beberapa kompetensi dasar yang berkaitan dengan penanaman nilai mandiri yang harus dicapai oleh anggota pramuka tersebut. Dari beberapa pendapat dari pembina tersebut juga diperkuat oleh pendapat wali kelas dalam wawancara pada hari senin tanggal 30 Juli 2016. Berikut petikan wawancara dengan Ustadz ZA selengkapnya. 89 Peneliti : “Menurut ustadz dari nilai-nilai karakter yang ada, nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?” Ustadz ZA : “Kedisiplinan, kepercayaan diri, mampu membuat solusi alternative dan masih banyak lagi mbak .” Pernyataan ustadz ZA didukung oleh pernyataan ustadzah I sebagai walikelas yang memperkuat. Berikut adalah petikan wawancara terhadap ustadzah I selengkapnya. Peneliti : “Menurut ustadzah Isti dari nilai-nilai karakter yang ada, nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?” Ustadzah I : “Tentunya kepercayaan diri anak, tidak bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat.” Selain pembina dan wali kelas, kepala sekolah juga menambahkan pendapat dalam wawancara pada hari sabtu tanggal 30 Juli 2016 dengan peneliti yang dapat memperkuat. Berikut adalah petikan wawancara dengan Ustadz NS. Peneliti : “Menurut ustadz nilai-nilai kemandirian apa yang nampak pada saat latihan pramuka?” Ustadz NS : “Kedisiplinan, untuk saling menghargai dengan teman yang lain, bersikap melatih diri.” Pernyataan Ustadz NS sebagai kepala sekolah didukung dengan hasil observasi dalam kegiatan latihan rutin pramuka pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2016. Pembina memberikan tugas berkelompok dengan alasan agar masing-masing anggota bisa tetap mandiri akan tetapi tetap bertoleransi antar anggota sehingga masing-masing anggota diajarkan untuk mengontrol ego masing-masing. Observasi 90 7 . Hasil observasi tersebut selaras dengan pernyataan ustadz NS dimana siswa diajarkan untuk saling mengahargai dengan teman yang lain dan bersikap melatih diri ketika menjalankan tugas apapun. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat bermacam-macam nilai karakter mandiri yang ditanamkan pada siswa. Dimana nilai-nilai tersebut sangat sesuai dengan ciri-ciri dan memenuhi sebagai indikator seseorang bisa dikatakan mandiri. Nilai- nilai tersebut di antaranya adalah : 1 Tidak bergantung pada orang lain 2 Kedisiplinan 3 Keberanian 4 Percaya diri 5 Solutif atau mampu mengambil keputusan, dan 6 Bertanggung jawab

b. Persepsi keberhasilan penanaman nilai karakter mandiri

Menurut hasil penelitian terdapat berbagai macam persepsi tentang keberhasilan penanaman nilai karakter mandiri pada siswa, persepsi tersebut lebih fokus mengungkap terhadap keberhasilan pembina dalam menanamkan pendidikan karakter mandiri. Pendapat yang pertama diungkapkan oleh siswa sebagai anggota pramuka dalam wawancara yang dilakukan terhadap siswa SA pada hari senin tanggal 29 Agustus 2016 . Berikut adalah petikan wawancara terhadap siswa SA.