Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan

90 7 . Hasil observasi tersebut selaras dengan pernyataan ustadz NS dimana siswa diajarkan untuk saling mengahargai dengan teman yang lain dan bersikap melatih diri ketika menjalankan tugas apapun. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat bermacam-macam nilai karakter mandiri yang ditanamkan pada siswa. Dimana nilai-nilai tersebut sangat sesuai dengan ciri-ciri dan memenuhi sebagai indikator seseorang bisa dikatakan mandiri. Nilai- nilai tersebut di antaranya adalah : 1 Tidak bergantung pada orang lain 2 Kedisiplinan 3 Keberanian 4 Percaya diri 5 Solutif atau mampu mengambil keputusan, dan 6 Bertanggung jawab

b. Persepsi keberhasilan penanaman nilai karakter mandiri

Menurut hasil penelitian terdapat berbagai macam persepsi tentang keberhasilan penanaman nilai karakter mandiri pada siswa, persepsi tersebut lebih fokus mengungkap terhadap keberhasilan pembina dalam menanamkan pendidikan karakter mandiri. Pendapat yang pertama diungkapkan oleh siswa sebagai anggota pramuka dalam wawancara yang dilakukan terhadap siswa SA pada hari senin tanggal 29 Agustus 2016 . Berikut adalah petikan wawancara terhadap siswa SA. 91 Peneliti : “Maksudnya cara mengajari kemandiriannya seperti apa, bagaimana cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri?” Siswa SA : “Iya, eee… hahahah bingung pokoknya sama kalau waktu ngajar di kelas.” Peneliti : “Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal?” Siswa SA : “Sudah maksimal.” Pernyataan siswa SA diperkuat juga dengan pernyataan siswa lainnya yang selaras yaitu siswa FNC, siswa ADP, siswa RAG, dan siswa GAK. Berikut ini adalah petikan wawancara terhadap beberapa siswa secara lengkap. Peneliti : “Nah kalau menurut adik nih, cara kakak pembina menanamkan nlai mandiri sudah maksmal belum?” Siswa FNC : “Sudah maksimal kok.” Peneliti : “Ya nggak papa to malah bagus itu dek, mungkin kakak pembina terlalu capek kan.. tapi menurutmu pembina menanamkan nilai mandiri sudahmaksimal belum?” Siswa ADP : “Sudah maksimal kok, aku jadi dirumah lebih mandiri dari sebelumnya, tapi ya tetep mandiri kalau lagi di sekolah ding…” Peneliti : “Cukup lama, tapi menyenangkan kan.. eh menurutmu sudah maksimal belum kakak pembina dalam meningkatkan nilai mandiri?” Siswa RAG : “Inshaallah udah.” Peneliti : “Oh seperti itu ya dik, nah kalau menurut adik apakah cara kakak pembina menanamkan nilai mandiri sudah maksimal?” Siswa GAK : “Sudah mbak” 92 Pernyataan wawancara tentang keberhasilan pembina dalam mewujudkan pendidikan karakter yang telah diungkapkan oleh beberapa siswa juga didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan keberhasilan perwujudan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu pada observasi 4 yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 6 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB, dimana tanpa disuruh anggota siaga mau maju kedepan untuk melakukan semua permainan yang diberikan pembina dan Anggota pramuka siaga sangat antusias dan kondusif ketika pembina mengajari bernyanyi lagu daerah. Selain itu juga pada observasi 18 yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 3 september, Pramuka siaga sudah tidak ada yang datang terlambat bahkan ketika membuat barisan tidak terlalu menghabiskan waktu yang lama. Bahkan Anggota siaga menjemput pembina diruang guru agar segera menuju ke lapangan dan tanpa disuruh pembina, anggota penggalang sudah berjalan secara rapi dengan membentuk barisan dan menyapa setiap bertemu dengan warga sekitar. Selain hasil observasi ketika kegiatan pramuka juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan ketika Kegiatan Belajar Mengajar setelah beberapa kali siswa tersebut mengikuti kegiatan pramuka. Yaitu pada observasi ke 20 pada hari senin tanggal 12 September 2016 dimana tidak ditemuinya lagi siswa kelas 3 siaga yang meminta tolong dibukakan botol air minumnya. Kemudian ketika 93 siswa kelas 3 siaga merasa kurang jelas siswa tersebut langsung bertanya kepada guru. Siswa kelas 3 siaga juga sudah mempersiapkan buku yang akan dipakainya untuk belajar pada saat KBM tersebut. Kemudian selama ulangan harian berlangsung tidak ditemui siswa kelas 4 penggalang yang bekerja sama dengan teman lain ataupun mencontek. Semua siswa mengerjakan soal ulangan harian secara individu dan tenang. Satu orang siswa kelas 5 penggalang nampak maju ke depan dan menghapus papan tulis. Kemudian terdapat siswa yang mengambili sampah-sampah yang ada di sekitar meja guru dan semua siswa kelas 5 penggalang duduk dengan rapi dan menyudahi perbincangan-perbincangan ataupun sendaguraunya sehingga semua siswa kelas 5 penggalang memperhatikan dengan seksama ketika guru sedang menerangkan dan hampir semua siswa kelas 5 penggalang berebut untuk mengerjakan soal di depan kelas. Kesemua nilai karakter yang menjadikan siswa sebagai anggota pramuka yang mandiri pada saat dilingkungan sekolah dirasa oleh siswa bahwa pembina sudah maksimal dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri. Akan tetapi menurut wawancara terhadap pembina pramuka ditemui pendapat dari sudut pandang yang berbeda berikut wawancara selengkapnya. Ustadz L : “Kalau dibilang maksimal ya gimana ya? Kita selalu memberikan yang terbaik dan gimana ya caranya agar