Pendidikan Karakter Mandiri a. Konsep Pendidikan Karakter Mandiri

32 kekanak-kanakan dan ketergantungan terhadap orang tua. Kemandirian perilaku merupakan kapasitas individu dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Kemandirian nilai merupakan yang paling kompleks, tidak jelas bagamana proses berlangsung dan pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi yang pada lazimnya tidak disadari, umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit dicapai secara sempurna dibanding kedua tipe kemandirian lainnya. Dan ciri-ciri kemandirian menurut Antonius 2002:145 adalah sebagai berikut: a. Percaya diri b. Mampu bekerja sendiri c. Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya d. Meghargai waktu e. Tanggung Jawab Sedangkan Tabrani 2003:67-69 menuliskan bahwa anak yang memiliki kepribadian mandiri memiliki ciri-ciri berikut: a. Memiliki cita-cita b. Memanfaatkan kesempatan c. Percaya diri sendiri d. Berusaha keras untuk meraih sukses e. Kesiapan pengetahuan dan keterampilan. 33 Menurut Paul Suparno dalam Ratna Megawangi 2007:40 menguraikan empat aspek dalam karakter mandiri di antaranya adalah : a. Keberanian untuk mengambil keputusan secara jernih dan benar b. Mengenal kemampuan diri c. Membangun kepercayaan diri d. Menerima keunikan diri. Maka dapat disimpulkan bahwa mandiri adalah sikap individu yang bertindak sesuai dengan keinginannya dan mampu mempertanggung jawabkan hasil tindakan tersebut sesuai dengan tahap perkembangan dan kapasitasnya tanpa adanya bantuan orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter mandiri adalah proses pemberian tuntunan kepada siswa untuk menjadi manusia yang seutuhnya berkarakter mandiri yang bertujuan untuk mewujudkan sesuatu yang dikehendaki tanpa adanya bantuan dari orang lain.

b. Tujuan Pendidikan Karakter Mandiri

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan 34 pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Menurut Anisah 2007:9, Pendidikan karakter bertujuan membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga Negara yang baik. Pendidikan karakter sebagai sebuah pedagogi memiliki tujuan agar setiap pribadi semakin menghayati individualitasnya, mampu menggapai kebebasan yang dimilikinya sehingga ia dapat semakin bertumbuh sebagai pribadi maupun sebagai warga negara yang bebas dan bertanggung jawab. Bahkan sampai ada tingkat tanggung jawab moral integral atas kebersamaan hidup dengan yang lain di dalam dunia. Zainal, 2011:64 Tujuan lain adanya Pendidikan Karakter adalah sebagai penawar penyakit sosial yang mewabah dan menjangkiti semua lapisan masyarakat. Serta menjadi sebuah jalan keluar bagi pelaksanaan perbaikan mental masyarakat secara luas. Tujuan Pendidikan karakter mandiri yaitu agar siswa mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, dan memandang permasalahan sebagai tantangan yang harus dihadapi. Fungsi pendidikan karakter adalah : 1 Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. 35 2 Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur 3 Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha dan media massa. Narwanti ,2011 : 89 Sedangkan fungsi lain pendidikan karakter mandiri adalah siswa dapat lebih bertanggung jawab dan menghargai waktu dalam setiap tugas yang sedang diembannya. Fungsi lainnya adalah mengembangkan pancadaya kemanusiaan siswa bagi tegaknya hakikat manusia pada dirinya sendiri dalam bingkai dimensi kemanusiaan.

c. Strategi Menanamkan Pendidikan Karakter Mandiri

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method or series of activities designed to achieve a particular educational goal J.R David, 1976. Jadi, dengan demikian strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Wina Sanjaya, 2008:126 Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan, sedangkan tak tik adalah lagkah-langkah tertentu yang ditempuh untuk melaksanakan. Strategi dikembangkan untuk memenangkan tujuan, dan tak tik dikembangkan untuk memenangkan strategi. Strategi dan taktik yang dikembangkan harus memberikan 36 kemudahan bagi subyek untuk melakukan eksplorasi dan penemuan diri, serta mencapai proses dan hasil-hasil yang bermakna Ridwan,2004:187 Strategi pengembangan kemandirian adalah suatu perencanaan yang telah disusun sedemikian rupa secara terperinci, berisi tentang rangkaian kegiatan sistematik untuk mengembangkan nilai karakter mandiri bagi siswa sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Menurut Whitley, 2007 dalam Samani 2013, dalam kaitannya dengan metodologi, strategi yang umum diimplementasikan pada pelaksanaan pendidikan karakter di Negara-negara barat antara lain adalah strategi pemanduan cheerleading, pujian dan hadiah praise- and-reward, definisikan dan latihkan define-and-drill, penegakan disiplin forced-formality dan juga perangai bulan ini traits of the month. Sesuai dengan Design Induk Pendidikan karakter yang dirancang Kementrian Pendidikan Nasional 2010 dalam samani 2013 strategi pengembangan pendidikan karakter yang akan diterapkan di Indonesia antara lain melalui transformasi budaya sekolah dan habituasi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Strategi ini sejalan pula dengan pemikiran Elkind dan Sweet 2004. Bahwa implementasi pendidikan karakter melalui transformasi budaya dan perikehidupan sekolah, dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambah materi pendidikan karakter ke dalam muatan kurikulum.