Latar Belakang Study for Development of Conventional Salt Pond Center in the South Coast Region of Sampang Regency, East Java Province

5

1.5 Kerangka Pemikiran

Sebagai bagian dari pengembangan wilayah Gerbang Kertosusila Plus sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Jawa Timur, Madura diharapkan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur yang berperan penting dalam mendukung perkembangan kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri Bappeprov Jatim 2010. Pertumbuhan ekonomi di Madura perlu diusahakan untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam berbasis lokal serta memperhatikan nilai sosial-budaya dan lingkungan masyarakat setempat. Kabupaten Sampang dengan sumber daya alam berupa lahan tambak terluas di antara seluruh kabupaten di Madura serta didukung oleh arahan rencana pola ruang RTRW Kabupaten Sampang Tahun 2011-2031 melalui penetapan sentra tambak garam rakyat di 6 enam kecamatan pesisir selatan diharapkan bisa menjadi produsen garam yang bisa diandalkan. Pengembangan tambak garam rakyat di kabupaten ini diharapkan memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus mendukung Pulau Madura sebagai salah satu daerah tumpuan utama keberhasilan pencanangan swasembada garam nasional. Pengembangan tambak di Kabupaten Sampang pada dasarnya merupakan penerapan konsep pembangunan berimbang balanced development. Konsep pembangunan berimbang ditandai oleh Murty 2000 dalam Rustiadi et al. 2009 dengan terpenuhinya potensi-potensi pembangunan sesuai dengan kapasitas pembangunan setiap daerah yang jelas-jelas beragam. Potensi Kabupaten Sampang yang berupa lahan tambak garam rakyat yang luas itu sudah selayaknya dioptimalkan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Kekurangan pemenuhan garam untuk konsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir sekitar 200 ribu ton KKP 2009, 2010a, 2011. Peningkatan produksi garam di sentra tambak garam rakyat merupakan salah satu upaya untuk menjawab kekurangan pemenuhan garam konsumsi nasional sekaligus meningkatkan perekonomian Kabupaten Sampang, baik melalui ekstensifikasi maupun evaluasi metode pengusahaannya. Identifikasi potensi ekstensifikasi lahan perlu memperhatikan kelas kesesuaian lahan, penggunaan lahan eksisting, perijinanhak pengelolaan lahan, dan berbagai regulasi. Metode pengusahaan garam yang dipilih sebaiknya yang menunjukkan performa terbaik. Selain itu, diperlukan perumusan strategi yang tepat untuk pengembangan sentra tambak garam rakyat di Kabupaten Sampang. Kajian pengembangan sentra tambak garam rakyat tersebut perlu memperhatikan sumber daya yang dimiliki disamping tetap memanfaatkan isu-isu strategis yang berkembang baik di tingkat lokal maupun nasional. Aspek formal dan teoritis juga perlu menjadi pertimbangan agar pengembangan bisa berjalan lebih baik. Sementara itu, penyerapan pendapat dari pihak-pihak terkait stakeholders akan sangat membantu guna mempertajam penyusunan rumusan strategi. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1. 6 Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Kajian pengusahaan garam rakyat: Isu Lokal: Isu strategis: - Meningkatnya kebutuhan garam nasional rendahnya produksi garam dalam negeri - Swasembada garam nasional - Perbaikan harga garam tahun 2011 1 Tambak: comparative advantage Kabupaten Sampang 2 Berkembangnya tiga metode pemanenan garam: maduris, portugis, dan geomembrane 1 Analisis lahan potensi untuk ekstensifikasi 2 Analisis land rent penggunaan lahan tambak garam 3 Penilaian secara finansial metode pemanenan garam Aspek formal - teoritis: - Peraturan perundangan - RTRW Provinsi Jawa Timur - RTRW Kabupaten Sampang - Konsep pembangunan berimbang Potensi tambak garam di Kabupaten Sampang Arahan pengembangan sentra tambak garam rakyat Strategi pengembangan sentra tambak garam rakyat Penyerapan informasi dari stakeholders