Kesesuaian Lahan Tambak Study for Development of Conventional Salt Pond Center in the South Coast Region of Sampang Regency, East Java Province

13

3.3 Metode Pengumpulan Data

Sumber data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini didapatkan dengan cara menginventarisasi dan menelusuri data melalui buku, internet, peta, paraturan-perundangan, penelitian terdahulu maupun beberapa instansi terkait atau lembaga independen lainnya. Data primer dikumpulkan dengan metode wawancara dan kuesioner. Data untuk menganalisis luasan lahan yang memungkinkan untuk ekstensifikasi tambak diperoleh melalui pengumpulan data sekunder berupa peta- peta tematik, citra satelit, peraturan perundangan, dan dokumen perencanaan yang diperoleh dari instansi pemerintah maupun instansi independen. Beberapa peta tematik ada yang dibuat sendiri seperti peta kelerengan, peta jarak dari pantai, peta jarak dari sungai, dan peta tutupan lahan. Beberapa peta tematik lainnya diperoleh dengan memanfaatkan peta yang sudah tersedia seperti peta tekstur tanah, peta curah hujan, dan peta rencana kawasan lindung. Data untuk penghitungan land rent dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Unit sampel yang digunakan adalah pemilik, pengelola, danatau pihak yang bisa memberi informasi terkait obyek sebagai responden. Data yang dikumpulkan adalah input dan output penggunaan lahan yang diatasnya dilakukan aktivitas ekonomi yang menghasilkan manfaat serta dapat dihitung atau dinilai dengan uang tangible benefit. Komoditi yang dinilai hanya tradeable comodity. Tipe penggunaan lahan ini diturunkan dari kelas penutupan lahan hasil digitasi citra. Jumlah sampel ditentukan sebanyak 124 responden yang diperoleh secara proporsional berdasarkan wilayah sebaran tiap tipe penggunaan lahan di lokasi penelitian. Tipe penggunaan lahan yang memiliki wilayah sebaran tinggi diambil sampel lebih banyak dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan yang memiliki wilayah sebaran rendah sebagaimana ditunjukkan Tabel 2. Khusus untuk sampling tipe penggunaan lahan berupa tambak garam, sampel yang diambil merupakan lahan garam rakyat yang menggunakan metode maduris. Metode maduris ini biasa diterapkan di pegaraman rakyat yang ada di seluruh kecamatan lokasi penelitian. Untuk analisis finansial dari ketiga metode pemanenan garam, data diambil dari tambak PT. Garam yang berada di Desa Pangarengan, Kecamatan Pangarengan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam memperoleh sampel yang memiliki karakteristik edafik dan klimat yang sama atau mendekati sama karena lokasinya yang berdekatan. Tambak yang dijadikan sampel merupakan petak kristalisasi dengan jumlah luasan seragam 7 200 m 2 . Data dikumpulkan melalui purposive sampling berupa data produksi dari ketiga metode pemanenan garam selama satu musim pada tahun 2011. Jumlah sampel masing-masing sebanyak 4 empat unit petak kristalisasi mewakili metode portugis dan geomembrane, sedangkan untuk metode maduris hanya terdapat 2 dua unit sampel, sehingga jumlah keseluruhan adalah 10 unit sampel. Hasil yang diperoleh dijadikan dasar penghitungan manfaat benefit pada analisis finansial tiap-tiap metode pemanenan garam. Perumusan strategi pengembangan sentra tambak garam rakyat di pesisir selatan Kabupaten Sampang ini menggunakan teknik analisis A’WOT. A’WOT merupakan metode hybrid antara AHP Analytical Hierarcy Process dan SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats Kangas et al. 2001. Dengan teknik analisis ini, data dikumpulkan dalam dua tahap. Tahap pertama dengan 14 mengumpulkan faktor SWOT yang meliputi faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan tantangan. Data tahap pertama ini diperoleh dari studi literatur dan wawancara dengan stakeholder. Tahap kedua ditujukan untuk memperoleh bobot dan rating dari tiap-tiap faktor internal dan eksternal seperti metode AHP. Responden dipilih sebanyak 8 delapan orang yang merupakan tokoh-tokoh kunci key informan meliputi petani garam, asosiasi petani garam, instansi pemerintah setempat Bappeda, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan, PT Garam, anggota legislatif, dan akademisi. Tabel 2 Jumlah sampel land rent tipe penggunaan lahan Kelas penutupan lahan Tipe penggunaan lahan Wilayah sebaran kecamatan Jumlah sampel responden Tambak garam 1. Tambak garam 6 12 Tambak budidaya 2. Tambak budidaya udang, bandeng 1 2 Sawah 3. Sawah irigasi padi - padi - tembakau 3 6 4. Sawah tadah hujan padi - jagung - tembakau 6 12 Ladang tegalan 5. Ladang jagung - tembakau 6 12 Kebun campuran 6. Pisang 6 12 7. Mangga 6 12 8. Jambu air 2 4 9. Bambu 6 12 10. Kebun Jati 2 4 Permukiman 11. Rumah huni sewa 6 12 12. Perdagangan toko sembako 6 12 13. Jasa bengkel motor 6 12 Hutan Hutan Tidak dianalisis Mangrove Mangrove Rawa Rawa Semak belukar Semak belukar Sungai Sungai Lainnya - Jumlah 124

3.4 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan empat teknik analisis yaitu: operasi tumpang susun overlay operation, penghitungan land rent, analisis finansial, dan analisis A’WOT. Operasi tumpang susun overlay operation digunakan untuk menganalisis lahan potensial untuk ekstensifikasi tambak garam. Penghitungan land rent digunakan untuk menganalisis land rent berbagai tipe penggunaan lahan serta membandingkannya dengan land rent tambak garam. Analisis finansial dengan kriteria yang dievaluasi meliputi Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BCR, dan payback period digunakan untuk menganalisis dan membandingkan keuntungan finansial antar metode pemanenan dalam pengusahaan garam. Analisis A’WOT digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan sentra tambak garam rakyat di lokasi penelitian. Secara lebih rinci keempat teknik analisis ini ditunjukkan pada Tabel 3. Adapun bagan alir tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. 15 Tabel 3 Jenis dan sumber data, teknik analisis dan keluaran tahapan penelitian Tujuan Jenis data Sumber data Teknik analisis Keluaran 1. Menganalisis lahan potensial untuk ekstensifikasi tambak garam - Peta kelerengan 1:100 000 - Diekstrak dari Global DEM v2 USGS Operasi tumpang susun overlay operation - Peta potensi untuk ekstensifik asi lahan tambak garam - Peta tekstur tanah 1:250 000 - Peta land system skala 1:250 000 BBSDLP - Peta curah hujan 1:200 000 - RTRW - Peta jarak dari pantai 1:25 000 - Buffering garis pantai - Peta jarak dari sungai 1:25 000 Buffering sungai - Peta tutupan lahan 1:10 000 - Citra ikonos 2010 PT. Aerovisi Utama - Peta rencana kawasan lindung 1:200 000 dan regulasi terkait - RTRW, Regulasi terkait - Peta RBI Tahun 1999 1:25 000 - Bakosurtanal 2. Menganalisis land rent berbagai tipe penggunaan lahan serta membanding- kannya dengan tambak garam. - Harga dan volume input produksi - Harga dan volume output produksi - Harga sewa rumah - Responden unit rensponden: pemilik, pengelola, dan atau pihak yang bisa memberi informasi terkait obyek - Penghitungan land rent tiap penggunaan lahan - Land rent peng-gunaan lahan rumah tinggal menggunakan sewa per tahun - Uji nilai t Informasi perban- dingan land rent tambak dengan bentuk pengguna- an lainnya 3. Menganalisis dan memban- dingkan keuntungan finansial antar metode pemanenan dalam pengusahaan garam - Data volume produksi dan biaya operasional tiap bulan selama satu musim tahun 2011 - Data primer purposive sampling - NPV - IRR - Net BCR - Payback period Informasi hasil analisis finansial - Harga pasaran setempat tiap kualitas garam tahun 2011 4. Merumuskan arahan dan strategi pengembanga n sentra tambak garam rakyat di lokasi penelitian Wawancara dengan kuesioner - Petani garam - Asosiasi Petani garam - Bappeda - DKPP - Disperindagtam - PT. Garam - Anggota legislatif - Akademisi Analisis A’WOT Rumusan strategi 16 Overlay operation: Gambar 4 Bagan alir tahapan penelitian

3.4.1 Operasi Tumpang Susun Overlay Operation

Proses identifikasi areal untuk ekstensifikasi tambak garam didahului dengan analisis kesesuaian lahan. Pada analisis ini salah satu peubah yang digunakan adalah tutupan lahan yang dibuat dari hasil interpretasi citra ikonos tahun 2010. Citra yang digunakan merupakan citra yang sudah melalui proses koreksi geometrik dan koreksi radiometrik. Dengan kedua proses koreksi tersebut, Analisis land rent tipe penggunaan lahan 1. Arahan ekstensifikasi 2. Arahan metode pengusahaan garam yang dianjurkan 3. Rumusan strategi Interpretasi citra ikonos tahun 2010 Peta tutupan lahan Tipe penggunaan lahan Penyusunan kriteria kesesuaian lahan tambak Area of interest Groundchek Analisis finansial pengusahaan garam maduris, portugis, geomembrane: NPV, IRR, Net BCR, payback period Analisis A’WOT Survei responden data lapangan Peta potensi untuk ekstensifikasi tambak garam - Kelerengan - Tekstur - Curah hujan - Buffer dari garis pantai - Buffer dari sungai - Tutupan lahan Pertimbangan Regulasi: - Rencana kawasan lindung - Buffer dari garis pantai 100 m - Buffer dari sungai besar 100 m, 50 m dari sungai kecil di luar pemukimanperkotaan - Buffer 200 m dari mata air - Suaka alam mangrove - Buffer jalan arteri primer 20.5 m, kolektor primer 12.5 m, lokal primer 11 m Identifikasi lahan sesuai untuk ekstensifikasi tambak garam Peta kesesuaian lahan tambak garam