Arahan Pengembangan Tambak Garam

52 diyakini mudah direvitalisasi menjadi tambak garam maka diarahkan sebagai prioritas utama untuk dikonversi menjadi tambak garam. Dengan demikian, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas serta memperhatikan analisis-analisis sebelumnya maka lahan yang memungkinkan untuk ekstensifikasi tambak garam adalah yang memiliki kelas sesuai untuk tambak garam dengan tipe penggunaan berturut-turut dari prioritas utama hingga terakhir yaitu berupa tambak budidaya, sawah tadah hujan, rawa, semak belukar, ladang, kebun pisang, kebun mangga, dan kebun bambu.

5.5 Strategi Pengembangan Sentra Tambak Garam Rakyat

Perumusan arahan strategi pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang dalam kerangka pengembangan wilayah sekaligus membantu pencapaian swasembada garam nasional diperoleh melalui analisis A’WOT. Untuk mencapai rumusan tersebut dilakukan beberapa tahapan analisis antara lain dengan mengidentifikasi dan menganalisis faktor strategi internal dan eksternal.

5.5.1 Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Proses perumusan strategi melalui tiga tahap analisis yaitu tahap pengumpulan atau identifikasi data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan Rangkuti 2009. Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis data yang diperoleh untuk menyusun rumusan strategi pengembangan sentra tambak garam rakyat di lokasi penelitian.

5.5.1.1 Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Pada tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekadar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal. Hasil identifikasi faktor strategi tersebut diuraikan sebagai berikut:

A. Faktor Strategi Internal a. Kekuatan

1. Potensi SDA ketersediaan lahan tambak yang luas dan air laut, didukung iklim yang sesuai 2. Teknik pengusahaan garam yang dikenal secara turun temurun 3. Peralatan sederhana dan mudah diperoleh 4. Tenaga kerja yang selalu tersedia 5. Sudah ada jaringan pemasaran 6. Ketersediaan koperasi petani garam 7. Sudah ada kelompokorganisasi petani garam

b. Kelemahan 1. Infatruktur yang kurang menunjang kawasan

2. Pengusahaan tambak garam yang tergantung cuaca

3. Rendahnya kualitas SDM dan kelembagaan, posisi tawar petambak garam lemah 53 4. Kurangnya akses sumber permodalan, banyak petambak garam terjerat tengkulak 5. Masih rendahnya kualitas garam rakyat

6. Minimnya sentuhan teknologi B. Faktor Strategi Eksternal

a. Peluang

1. Tingginya permintaan akan garam dan terus meningkat 2. Mulai ada perhatian serius dari pemerintah, misal melalui pemberdayaan usaha garam rakyat PUGAR dan berbagai upaya mengatasi permasalahan garam 3. Regulasi penetapan harga garam rakyat yang semakin baik 4. Kebijakan pemerintah pusat memproteksi garam rakyat dari garam impor 5. Dukungan RTRW untuk Pengusahaan garam 6. Introduksi pemanfaatan teknologi geomembrane

b. Ancaman

1. Masuknya garam impor garam konsumsi pada masa larangan impor garam antara 1 bulan sebelum panen raya dan 2 bulan sesudah panen raya garam rakyat 2. Tidak berfungsinya Harga Penetapan Pemerintah HPP secara efektif, harga di pasaran selalu bergejolak. 3. Pasar yang hegemonik dan monopolistik, penentuan harga dikuasai pabrikpedagang besar. 4. Adanya praktik kartel perdagangan garam di tingkat lokal dan regional 5. Banyak munculnya asosiasi terkait di bidang garam, mengaburkan keberpihakannya pada petambak garam rakyat. 6. Konversi lahan tambak menjadi area terbangun.

5.5.1.2 Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman selanjutnya dilakukan penyusunan matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary IFAS dan External Strategic Factors Analysis Summary EFAS. Penyusunan matriks ini untuk mengetahui tingkat kepentingan yang ditunjukkan dengan bobot dan tingkat pengaruh yang ditunjukkan dengan rating faktor-faktor tersebut dalam penentuan strategi pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang. Penilaian tingkat konsistensi pembobotan faktor SWOT dari seluruh responden dilakukan dengan melihat nilai consistency ratio CR. Nilai ini menunjukkan baik atau tidaknya consistency index CI yang berpengaruh pada kesahihan hasil. Menurut Marimin 2008, rasio dianggap baik apabila CR ≤ 0.1. Hasil analisis menunjukkan bahwa CR pembobotan faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yaitu berturut-turut sebesar 0.023, 0.008, 0.013, 0.004 Lampiran 7. Ini menunjukkan bahwa pembobotan pada seluruh faktor tersebut dapat dikatakan baikkonsisten sehingga perumusan strategi dapat dilanjutkan tanpa perlu revisi pembobotan. 54

A. Analisis Faktor Strategi Internal

Melalui analisis faktor internal dengan matriks IFAS, diperoleh kekuatan yang dapat dikembangkan dan kelemahan yang harus diminimalkan pada pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang Tabel 17. Dari seluruh faktor kekuatan, yang dipandang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah potensi sumber daya alam SDA bobot 0.192 sedangkan keberadaan kelompok petani garam dinilai memiliki tingkat kepentingan paling rendah bobot 0.021. Dilihat dari tingkat pengaruhnya, faktor sumberdaya alam dipandang memiliki tingkat pengaruh sangat kuat rating 4 menyusul dibawahnya faktor teknik pengusahaan garam, peralatan, tenaga kerja, dan jaringan pemasaran. Faktor kelompok petani garam dan koperasi petani garam dipandang memiliki tingkat pengaruh paling lemah dibandingkan dengan faktor lainnya rating 2. Pada seluruh faktor kelemahan, faktor yang dinilai paling penting adalah kualitas SDM dan kelembagaan bobot 0.115 menyusul kemudian faktor ketergantungan cuaca 0.111. Faktor kualitas garam sebagai ukuran penentu harga per-tonnya ternyata tidak dipandang sebagai faktor yang penting, dapat diketahui dengan bobotnya yang paling rendah 0.036. Dari tingkat pengaruhnya, faktor infrastruktur, teknik pengusahaan garam, peralatan, tenaga kerja, dan jaringan pemasaran dipandang memiliki pengaruh agak kuat rating 3, sedangkan faktor kualitas garam dan sentuhan teknologi dipandang memiliki pengaruh paling lemah rating 2. Tabel 17 IFAS pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Skor Kekuatan: A Potensi SDA 0.192 4 0.767 B Teknik pengusahaan garam 0.095 3 0.285 C Peralatan 0.053 3 0.285 D Tenaga kerja 0.051 3 0.152 E Jaringan pemasaran 0.065 3 0.194 F Koperasi petani garam 0.024 2 0.048 G Kelompok petani garam 0.021 2 0.042 Kelemahan: A Infrastruktur 0.081 3 0.242 B Ketergantungan cuaca 0.111 3 0.333 C Kualitas SDM dan kelembagaan 0.115 3 0.345 D Akses modal 0.065 3 0.195 E Kualitas garam 0.036 2 0.072 F Sentuhan teknologi 0.092 2 0.184 Jumlah 1.000 3.019

B. Analisis Faktor Strategi Eksternal

Matriks EFAS digunakan untuk melakukan analisis terhadap faktor strategi eksternal, baik menyangkut peluang maupun ancaman dalam pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang 55 Tabel 18. Di antara seluruh faktor peluang, tingginya permintaan dan perhatian serius pemerintah dipandang memiliki tingkat kepentingan tertinggi bobot 0.176 dan 0.119 sedangkan faktor dukungan RTRW ternyata dipandang memiliki tingkat kepentingan paling rendah bobot 0.020. Dilihat dari tingkat pengaruhnya, faktor tingginya permintaan dinilai memiliki pengaruh sangat kuat rating 4. Faktor perhatian serius pemerintah, proteksi garam rakyat, dan teknologi geomembrane memiliki tingkat pengaruh di bawahnya rating 3. Faktor yang dinilai memberikan pengaruh paling lemah diantara faktor lainnya rating 2 adalah faktor regulasi penetapan harga dan dukungan RTRW. Mengenai faktor ancaman, tidak berfungsinya HPP Harga Penetapan Pemerintah dan adanya garam impor dipandang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi bobot 0.146 dan 0.122 sedangkan konversi lahan tambak menjadi area terbangun ternyata memiliki tingkat kepentingan paling rendah. Dilihat dari tingkat pengaruhnya, tidak berfungsinya HPP dipandang memiliki pengaruh sangat kuat rating 4 sedangkan faktor tingginya permintaan, pasar yang hegemonistik dan monopolistik, banyak munculnya asosiasi petani garam yang mengaburkan keberpihakannya pada petambak garam rakyat, serta adanya kartel dagang dinilai memiliki tingkat pengaruh di bawahnya rating 3. Sementara itu, faktor konversi lahan dipandang memiliki tingkat pengaruh paling lemah sebagai faktor ancaman rating 2. Tabel 18 EFAS pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating Skor Peluang: A Tingginya permintaan 0.176 4 0.705 B Perhatian serius pemerintah 0.119 3 0.356 C Regulasi penetapan harga 0.084 2 0.169 D Proteksi garam rakyat 0.066 2 0.132 E Dukungan RTRW 0.020 2 0.040 F Teknologi geomembrane 0.035 3 0.105 Ancaman: A Garam impor 0.122 3 0.367 B Tidak berfungsinya HPP 0.146 4 0.584 C Pasar yang hegemonistik dan monopolistik 0.092 3 0.276 D Kartel dagang 0.084 3 0.252 E Asosiasi garam 0.030 3 0.091 F Konversi lahan 0.025 2 0.051 Jumlah 1.000 3.127

5.5.2 Analisis Matriks Internal-Eksternal Matriks IE

Analisis matriks internal-eksternal IE digunakan untuk memperoleh strategi yang lebih detail. Berdasarkan hasil analisis faktor strategi internal dan eksternal, diperoleh nilai jumlah skor faktor internal sebesar 3.019 dan nilai jumlah skor faktor eksternal sebesar 3.127. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang memiliki faktor internal dan faktor eksternal yang tergolong kuat 56 tinggi. Apabila masing-masing parameter ini dipetakan ke dalam matriks IE, dapat dilihat bahwa pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang berada pada sel 1 Gambar 15. Artinya, strategi yang diperlukan yaitu melalui strategi pertumbuhan growth dengan lebih berkonsentrasi pada integrasi vertikal. Menurut Rangkuti 2009, strategi pertumbuhan dengan integrasi vertikal dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya internal maupun eksternal. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat kepentingan danatau kuatnya tingkat pengaruh, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Implementasinya dapat dilakukan melalui backward integration mengambil alih fungsi supplier atau dengan cara forward integration mengambil alih fungsi distributor. Bagi pemerintah selaku pembuat strategi dan kebijakan, kaitannya dengan pengembangan sentra tambak garam rakyat, strategi dengan mengambil alih secara penuh fungsi supplier tentu tidak mungkin karena pengusahaan garam di lokasi dijalankan oleh masyarakat. Akan tetapi melakukan intervensi dalam bentuk kegiatanproyek guna penguatan kapasitas petani garam akan sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan produksinya. Sementara itu, terkait pengambilalihan fungsi distributor sangat mungkin dilakukan pemerintah dalam hal ini diwakili BUMN yang bergerak di bidangnya, misalnya memaksimalkan peran PT. Garam dalam rangka penyerapan dan pendistribusian garam rakyat. Nilai jumlah skor faktor strategi internal N ila i J um la h sk or fa kto r s tra te gi ek ste rn al Tinggi Rata-rata Lemah 4 3 2 1 Tinggi 3 1 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal 2 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal 3 RETRENCHMENT Turnaround Sedang 2 4 STABILITY Hati-hati 5 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILITY Tidak ada perubahan profit strategi 6 RETRENCHMENT Captive company atau disinvestment Rendah 1 7 GROWTH Diversifikasi konsentrik 8 GROWTH Diversifikasi konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangkrut atau likuidasi Gambar 15 Hasil analisis matriks internal-eksternal Matriks IE 3.019, 3.127