BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Sejarah Teori Antrian
Teori antrian queing theory diawali oleh Agner Kraup Erlang pada 1 Januari 1878 - 3 Februari 1929 yang pertama kali mempublikasikan makalah
mengenai Queing Theory pada tahun 1909. A.K. Erlang adalah seorang insinyur asal Denmark yang bekerja di Copenhagen Telephone. Pada saat itu, permintaan
hubungan telepon ke satu nomor masih dilayani secara manual oleh operator dimana pada saat-saat sibuk peminta harus menunggu untuk bisa disambungkan
dengan nomor yang dikehendaki karena padatnya lau lintas komunikasi.
3
Sistem antrian merupakan sistem yang mencakup barisan antri dan fasilitas pelayanan. Langganan yang memerlukan pelayanan terbentuk dari waktu ke
waktu yang berasal dari suatu sumber masukan yang disebut calling population. Pada tahun 1917, AK. Erlang memperbaiki penemuannya dan kemudian
disusul oleh Molina 1927 dan Thorton 1928. Sebelum perang dunia kedua berakhir, teori ini telah diperluas penerapannya ke masalah-masalah umum
dengan memasukkan faktor antri dan garis tunggu. Penggunaan istilah sistem antrian queing theory dijumpai pertama kali pada tahun 1951 di dalam Journal
Royal Statistical Society.
3.2. Kerangka Dasar Model Antrian
3 Siswanto. Operations Research Jilid 2. Yogyakarta:Penerbit Erlangga. 2006. Hal - 217
Universitas Sumatera Utara
Para pelanggan ini masuk ke dalam sistem antri dan bergabung membentuk barisan antri kemudian dilayani berdasarkan disiplin pelayanan yang digunakan.
Pelayanan pelanggan diberikan melalui mekanisme dan setelah selesai dilayani maka pelanggan tersebut pergi meninggalkan sistem antrian.
4
Populasi O O O ... O O O
1
Kedatangan Pelanggan
2
n
Kepergian Pelanggan
. .
.
Barisan Antri Fasilitas
Pelayanan
Sistem Antrian
Proses yang terjadi dalam sistem antrian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Model Sistem Antrian
3.3. Teori Antrian
Antrian terjadi pada kondisi apabila obyek-obyek yang menuju suatu area untuk dilayani, namun kemudian menghadapi keterlambatan disebabkan oleh
4 Sinulingga, Sukaria. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta:Graha Ilmu. 2008. Hal - 249
Universitas Sumatera Utara
mekanisme pelayanan yang mengalami kesibukan. Hal ini dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara yang dilayani dengan pelayannya. Contoh kasus antrian
diantaranya ialah: 1. Antrian pada pelayanan kasir supermarket
2. Antrian pada lampu merah orang menyeberang maupun kendaraan 3. Antrian pesawat akan mendarat di suatu bandara
4. Antrian pelayanan dokter 5. Nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi
6. Mobil antri untuk dicuci 7. Antrian membeli bahan bakar
Akibat antrian yang terjadi, pelanggan sering mengeluh karena harus menunggu cukup lama sebelum mendapatkan pelayanan karena jumlah pelanggan
yang hendak mendapatkan pelayanan melebihi kapasitas petugas yang memberikan pelayanan.
Di samping masalah antrian, masalah sebaliknya juga tidak jarang terjadi. Para petugas pemberi pelayanan dalam waktu-waktu tertentu dalam keadaan
menganggur karena para pelanggan yang datang relatif sedikit dibandingkan dengan kapasitas pelayanan. Misalnya pelayanan teller bank terhadap para
nasabah, ada kalanya ruang tunggu di depan loket pelayanan demikian penuh dengan para nasabah yang ingin melakukan transaksi sehingga timbul perasaan
kurang nyaman pada diri mereka masing-masing. Apabila jumlah nasabah relatif sedikit, maka para teller akan menganggur. Hampir tidak pernah atau paling tidak
sangat jarang sekali dalam interval waktu yang panjang jumlah nasabah yang
Universitas Sumatera Utara
datang persis sesuai dengan kapasitas pelayanan sehingga begitu seorang nasabah datang, dia segera dilayani dan juga teller terus-menerus menerima kedatangan
para nasabah tidak pernah dalam keadaan idle.
3.4. Sistem Antrian