M. Uji Asumsi Klasik
Regresi linier berganda harus memenuhi asumsi-asumsi yang ditetapkan agar menghasilkan nilai-nilai koefisien sebagai penduga yang tidak bias.Uji
asumsi klasik model regresi berganda menurut Sunyoto2007:89-105: 1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas X1, X2, X3, …, Xn, dimana
akan di ukur tingkat asosiasi hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi r. Dikatakan terjadi
multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi
antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 r ≤ 0,60. Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat digunakan
cara lain yaitu dengan: a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan
secara statistik α. b. Nilai Variance Inflation Factor VIF adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat. Nilai tolerance
α dan nilai Variance Inflation Factor VIF dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:
1 Besar nilai tolerance α :
Α = 1 VIF
2 Besar nilai Variance Inflation Factor VIF: VIF = 1 α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika: α hitung α dan VIF hitung VIF. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika:
α hitung α dan VIF hitung VIF. 2. Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan
observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau
berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui permasalahan heteroskedastisitas pada suatu model regresi yang diperoleh dapat dilihat pada plot grafik yang terbentuk
dari hubungan antara varibel terikat dengan nilai residualnya. Heteroskedastisitas akan muncul jika terdapat pola tertentu antara
keduanya, seperti bergelombang atau menyempit atau melebar antara keduanya. Sampel yang diambil bersifat homoskedastisitas apabila tidak
diperoleh pola yang jelas atau titik-titik yang diperoleh menyebar diatas dan dibawah angka pada sumbu y.