Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf deskripsi melalui Model Group Investigation Berbantuan Media Kartu Kunci pada Siswa Kelas XB SMA N 2 Blora

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF

DESKRIPSI MELALUI MODEL

GROUP INVESTIGATION

BERBANTUAN

MEDIA KARTU KUNCI PADA SISWA KELAS

XB SMA N 2 BLORA

SKRIPSI

Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan

Nama : Yunik Setiyowati

NIM : 2101407109

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Wagiran. M. Hum. Dan Pembimbing II Drs. Suparyanto.

Kata kunci : Keterampilan menulis, paragraf deskripsi, model group investigation, dan media kartu kunci.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan kepada siswa secara terpadu dengan keterampilan berbahasa yang lain. Untuk dapat menginformasikan sesuatu kepada orang lain (pembaca) agar pengetahuan orang lain (pembaca) bertambah luas setiap orang memerlukan keterampilan menulis. Oleh karena itu, dalam Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan, standar kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa salah satunya menyusun beberapa paragraf deskripsi yang berisi hasil penginderaan faktual. Di kelas XB SMA N 2 Blora masih banyak siswa yang kurang terampil menulis paragraf deskripsi. Rendahnya keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas XB SMA N 2 Blora ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam menuangkan ide maupun gagasan serta pikirannya serta tertulis. Ide yang dituangkan kurang runtut, tidak logis, dan kurang sistematis. Selain itu, kesulitan siswa dalam menuangkan ide maupun gagasan juga disebabkan guru kurang kreatif memberikan media pembelajaran.

Masalah penelitian, yaitu (1) bagaimana peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XB SMA N 2 Blora setelah dilakukan

pembelajaran menulis paragraf deskripsi melalui model group investigation

berbantuan media kartu kunci, (2) bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas XB SMAN 2 Blora setelah diberi pembelajaran menulis peragraf deskripsi

melalui model group investigation berbantuan media kartu kunci. Tujuan dari

penelitian ini yaitu : (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis

paragraf deskripsi siswa kelas XB SMA N 2 Blora dengan metode group

investigation melalui media kartu kunci, (2) mendeskripsikan perubahan perilaku belajar siswa kelas XB SMA N 2 Blora setelah mendapatkan pembelajaran

menulis paragraf deskripsi dengan metode group investigation melalui media

kartu kunci.

Tindakan penelitian ini dilakukan melalui dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, observasi, dan refleksi. Data penelitian diambil melalui data tes dan nontes. Alat pengambilan data tes yang digunakan berupa instrumen tes perbuatan yang berisi aspek-aspek kriteria


(3)

iii

model group investigation berbantuan media kartu kunci, nilai keterampilan menulis paragraf deskripsi meningkat sebesar 8,35 atau 12,66% dengan nilai rata-rata siswa 65,95 pada siklus I dan 74,3 pada siklus II. Perilaku negatif yang ditunjukkan siswa pun berubah setelah diberi tindakan. Siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran, berani mengungkapkan pendapat, dan semakin percaya diri dalam menjawab pertanyaan.

Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut, saran yang dapat

direkomendasikan antara lain (1) para guru bahasa Indonesia hendaknya dapat memberikan variasi-variasi dalam pembelajaran seperti menggunakan model group investigation berbantuan media kartu kunci untuk membelajarkan keterampilan menulis khususnya menulis paragraf deskripsi, (2) bagi mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Indonesia diharapkan melakukan penelitian dibidang menulis dari aspek yang lain, (3) bagi peneliti lain, hendaknya termotivasi untuk melengkapi penelitian ini dengan metode dan media yang lain untuk semakin meningkatkan keterampilan menulis siswa, dan (4) bagi sekolah hendaknya bisa memberi fasilitas berupa media pembelajaranyang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.


(4)

iv Ujian Skripsi.

Semarang, September 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Wagiran, M. Hum. Drs. Suparyanto


(5)

v

Pada hari :

Tanggal : September 2011

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekertaris,

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Sumartini, S. S., MA

NIP 19600803198011001 NIP 197307111998022001

Penguji I,

Dr. Ida Zulaeha, M.Hum NIP 197001091994032001

Penguji II, Penguji III,

Drs. Suparyanto Drs. Wagiran, M. Hum.


(6)

vi

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, September 2011


(7)

vii

1. Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari

kegagalan ke gagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

2. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai satu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (Q. S Al-Insyirah 6-7)

Persembahan :

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu,

2. Adikku,


(8)

viii

melimpahkan segenap rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat memperoleh kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini;

2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjelaskan skripsi ini ;

3. Prof. Drs. Agus Nuryatin, M.Hum. beserta Dosen yang telah memberikan

bekal ilmu dan pengalamn kepada penulis;

4. Ibu dan Bapak Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan ilmu sebagai bekal yang sangat bermanfaat bagi penulis;

5. Drs. Wagiran, M.Hum. selaku dosen pembimbing I dan Drs. Suparyanto

selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran mengarahkan, memotivasi dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini;

6. Drs. Niyadi selaku Kepala Sekolah dan Bapak Drs. Samsul selaku guru kelas

XB SMA N 2 Blora, yang telah memberi izin dan masukan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan;

7. Ayah, Ibu, dan adik tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan


(9)

ix

9. D’PURPLE ( Hikmah, Angel, Hera, Pipi, dan Yani), hanya kenangan indah selama empat tahun ini yang akan kusimpan dalam suatu tempat di hatiku;

10.Teman–teman PBSI angkatan 2007. Terima kasih atas kebersamaan dan

kenangan indah yang kelian berikan selama ini; dan

11.Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan balasan atas bantuan dan amal baiknya. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Semarang, September 2011

Penulis Yunik Setiyowati


(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR DIAGRAM ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 11

2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.2 Landasan Teoritis ... 15


(11)

xi

2.2.4.1 Ciri-ciri Paragraf Deskripsi ... 19

2.2.4.2 Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi... 20

2.2.5 Model Group Investigation ... 21

2.2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Group Investigation ... 22

2.2.6 Media ... 24

2.2.6.1 Media Kartu Kunci ... 25

2.2.6.2 Kelemahan dan Keunggulan Media Kartu Kunci ... 25

2.2.7 Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi melalui model Group Investigation berbantuan Media Kartu Kunci ... 26

2.3 Kerangka Berpikir ... 28

2.4 Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Desain Penelitian ... 30

3.1.1 Prosedur Tindakan Pada Siklus I ... 31

3.1.1.1 Perencanaan ... 31

3.1.1.2 Tindakan ... 32

3.1.1.3 Pengamatan ... 34

3.1.1.4 Refleksi ... 35

3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II ... 35

3.1.2.1 Perencanaan ... 35

3.1.2.2 Tindakan ... 36

3.1.2.3 Observasi ... 36

3.1.2.4 Refleksi ... 37


(12)

xii

Kunci ... 39

3.4 Instrumen Penelitian ... 40

3.4.1 Instrumen Tes ... 40

3.4.2 Instrumen Nontes ... 45

3.4.2.1 Jurnal ... 45

3.4.2.2 Observasi ... 46

3.4.2.3. Wawancara ... 46

3.4.2.4 Dokumentasi ... 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5.1 Teknik Tes ... 47

3.5.2 Teknik Nontes... 48

3.5.2.1 Pengamatan... 49

3.5.2.2 Jurnal ... 49

3.5.2.3 Wawancara ... 50

3.5.2.4 Dokumentasi ... 50

3.6 Teknik Analisis Data ... 51

3.6.1 Kuantitatif ... 51

3.6.2 Kualitatif ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Kondisi Awal ... 53

4.1.1.1.1 Aspek Memusatkan Uraian pada Objek ... 55


(13)

xiii

4.1.1.1.6 Ejaan dan Tanda Baca ... 60

4.1.1.1.7 Pengembangan Paragraf... 61

4.1.1.1.8 Aspek Kerapian Tulisan ... 62

4.1.2 Hasil Penelitian siklus I ... 63

4.1.2.1 Hasil Tes Siklus I ... 63

4.1.2.1.1 Memusatkan Uraian pada Objek ... 64

4.1.2.1.2 Aspek Imajinasi ... 65

4.1.2.1.3 Aspek Keterlibatan Pancaindera ... 66

4.1.2.1.4 Aspek Kesesuaian Isi dengan Judul... 67

4.1.2.1.5 Aspek Pilihan Kata dan Kefektifan Kalimat... 69

4.1.2.1.6 Aspek Ejaan dan Tanda Baca... 70

4.1.2.1.7 Aspek Pengembangan Paragraf ... 71

4.1.2.1.8 Aspek Kerapian Tulisan ... 72

4.1.2.2 Hasil Nontes ... 74

4.1.2.2.1 Hasil Observasi ... 74

4.1.2.2.2 Hasil Jurnal ... 77

4.1.2.2.3 Hasil Wawancara ... 80

4.1.2.2.4 Refleksi Siklus I ... 82

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ... 83

4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II ... 83

4.1.3.1.1 Aspek Memusatkan Uraian pada Objek ... 85

4.1.3.1.2 Aspek Imajinasi ... 86


(14)

xiv

4.1.3.1.8 Aspek Kerapian Tulisan ... 92

4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II ... 94

4.1.3.2.1 Hasil Observasi ... 95

4.1.3.2.2 Hasil Jurnal ... 97

4.1.3.2.3 Hasil Wawancara... 101

4.1.3.2.4 Refleksi Siklus II ... 103

4.2 Pembahasan ... 104

4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Metode Group Investigation melalui Media Kartu Kunci Pada Siswa XB SMA N 2 Blora ... 104

4.2.2 Perubahan Perilaku pada Siswa Kelas XB SMA N 2 Blora ... 109

BAB V PENUTUP ... 120

5.1 Simpulan ... 120

5.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 122


(15)

xv

Tabel 1. Daftar Skor Penilaian ... 41

Tabel 2. Kriteria Penilaian Paragraf Deskripsi ... 41

Tabel 3. Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi ... 45

Tabel 4. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Prasiklus .... 54

Tabel 5. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Prasiklus pada Aspek Memusatkan Uraian pada Objek ... 55 Tabel 6. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Kegiatan Prasiklus

pada Aspek Imajinasi ... 56 Tabel 7. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Kegiatan Prasiklus

pada Aspek Keterlibatan Panca Indera ... 57 Tabel 8. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Kegiatan Prasiklus pada Aspek Kesesuaian Isi dengan Judul ... 58 Tabel 9. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Kegiatan Prasiklus

pada Aspek Pemilihan Kata dan Keefektifan Kalimat ... 59

Tabel 10. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Kegiatan Prasiklus pada Aspek Ejaan dan Tanda Baca ... 60 Tabel 11. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Kegiatan Prasiklus pada Aspek Pengembangan Paragraf ... 61 Tabel 12. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Aspek

Kerapian Tulisan ... 62


(16)

xvi

Imajinasi ... 66 Tabel 16. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus I pada Aspek

Keterlibatan Pancaindera ... 67 Tabel 17. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus I pada Aspek

Kesesuaian Isi dengan Judul ... 68 Tabel 18. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus I pada Aspek

Pemilihan Kata dan Keefektifan Kalimat Menulis ... 69

Tabel 19. Hasil Tes Keterampil MenulisParagraf Kegiatan Siklus I pada Aspek Ejaan dan Tanda Baca ... 70 Tabel 20. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus I pada Aspek

Pengembangan Paragraf ... 71

Tabel 21. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus I pada Aspek Kerapian Tulisan... 72 Tabel 22. Persentasi Hasil Observasi Siklus I ... 75

Tabel 23. Hasil Jurnal Siklus I ... 78

Tabel 24. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siklus II .. 84

Tabel 25. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus II pada Aspek Memusatkan Uraian pada Objek ... 85 Tabel 26. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus II pada Aspek Imajinasi ... 86 Tabel 27. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus II pada


(17)

xvii

Aspek Pemilihan Kata dan Keefektifan Kalimat ... 89

Tabel 30. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus II pada Aspek Ejaan dan Tanda Baca ... 90

Tabel 31. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus II pada Aspek Pengembangan Paragraf ... 91

Tabel 32. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Kegiatan Siklus II pada Aspek Kerapian Tulisan ... 92

Tabel 33. Persentase Hasil Observasi Siklus II ... 95

Tabel 34. Hasil Jurnal Siklus II ... 98

Tabel 35. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi ... 106


(18)

xviii

Gambar 1. Kegiatan Awal Pembelajaran siklus I ... 110

Gambar 2. Kegiatan Siswa Saat Mendengarkan Penjelasan guru siklus II 111 Gambar 3. Kegiatan Siswa Membaca Contog Paragraf Deskripsi siklus I. 112 Gambar 4. Aktivitas siswa pada saat mengerjakan tugas menulis karangan narasi secara individu pada siklus I ... 112

Gambar 5. Saat Siswa Memperhatikan Media Kartu Kunci Siklus I ... 113

Gambar 6. Saat Siswa Memperhatikan Media Kartu Kunci Siklus II ... 113

Aktivitas 7. Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Deskripsi Siklus I ... 114

Gambar 8. Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Deskripsi Siklus I ... 114

Gambar 9. Kegiatan Siswa saat Persetasi Siklus I ... 115


(19)

xix

Diagram 2 Hasil Tes Siklus II Menulis Paragraf Deskripsi dari Tiap Aspek Penilaian... ... 94 Diagram 3 Peningkatan Rata-rata Nilai Siklus I dan Siklus II Keterampilan


(20)

xx

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 124

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 135

Lampiran 3 Instrumen Tes Siklus I dan Siklus II ... 146

Lampiran 4 Pedoman Observasi Siklus I dan Siklus II ... 140

Lampiran 5 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II ... 149

Lampiran 6 Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II... 150

Lampiran 7 Pedoman Wawancara ... 151

Lampiran 8 Pedoman dokumentasi ... 152

Lampiran 9 Contoh Paragraf Deskripsi ... 153

Lampiran 10 Presensi Siswa... 154

Lampiran 11 Rekap Nilai Prasiklus ... 155

Lampiran 11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Prasiklus 156 Lampiran 12 Rekap Nilai Siklus I ... 157

Lampiran 14 Rekap Nilai Siklus II ... 160

Lampiran 15 Tabel Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi 163 Lampiran 15 Grafik Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi 164 Lampiran 16 Hasil Kerja siswa Prasiklus ... 165

Lampiran 1 Hasil Kerja Siswa Siklus I ... 168


(21)

xxi

Lampiran 22 Transkrip Hasil Wawancara Siklus II ... 182

Lampiran 23 Lembar Jurnal Guru Siklus I ... 185

Lampiran 24 Lembar Jurnal Guru Siklus II ... 187

Lampiran 25 Lembar Observasi Siklus I ... 189


(22)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berbagai pendekatan, strategi, teknik, metode dan media pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif dan variatif mulai diterapkan para guru bahasa Indonesia. Tujuan adanya perubahan pola pembelajaran tersebut adalah dalam rangka pencapaian kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam bidang bahasa Indonesia juga turut mendapat perhatian. Keterampilan berbahasa bukan lagi hanya untuk diketahui, melainkan untuk dikuasai siswa.

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang saling

mempengaruhi yaitu keterampian menyimak (listening skils), keterampilan

berbicara (speaking skils), keterampilan membaca (reading skils), keterampilan

menulis (writing skils), (Tarigan 1982:1). Salah satu keterampilan berbahasa yang

perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh adalah keterampilan menulis, karena

pada kenyataannya terlihat bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang teratur. Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan yang modern ini.


(23)

Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Karena merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut Morsey (dalam Tarigan 1986:20), menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan, atau memberitahukan dan mempengaruhi. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan itu tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.

Menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut (Tarigan 1982:2). Dalam menulis diperlukan adanya ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan logis dengan menggunakan kosakata serta tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan, sehingga dapat menggambarkan dapat menyajikan informasi yang diekspresikan secara jelas. Itulah sebabnya agar terampil menulis diperlukan latihan dan praktik yang terus menerus serta teratur dengan menggunakan media yang tepat.

Pembelajaran keterampilan menulis dapat memberikan manfaat untuk melatih dan mendorong siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan. Pembelajaran menulis merupakan keterampilan produktif yang menuntut kemampuan siswa untuk menuangkan ide, gagasan, pesan, perasaan, dan daya khayal serta menggunakan bahasa yang tepat. Akan tetapi, kenyataannya penguasaan bahasa Indonesia pada siswa masih kurang baik. Sehingga dalam hal


(24)

ini, penulis menggunakan kelas XB SMA N 2 Blora sebagai sasaran untuk meningkatkan penguasaan bahasa yang masih kurang. Hal ini disebabkan oleh pola pikir mereka yang salah menganggap bahwa pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah.

Tujuan yang hendak dicapai dalam menulis kelas XB SMA di antaranya siswa mampu mengungkapkan secara sistematis, kreatif, pengalaman, gagasan, pendapat, pesan, dan perasaan sesuai dengan konteks dan situasi. Salah satu pembelajarannya adalah siswa menyusun sebuah paragraf deskripsi. Berarti dalam kegiatan belajar mengajar, guru melatih siswa untuk mengungkapkan pengalaman, gagasan, dan pendapatnya secara sistematis dan kreatif dalam bentuk tulisan. Dengan standar kompetensi mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraph ( naratif, deskriptif, ekspositif). Kompetensi dasar Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraph deskriptif diharapkan (1) siswa dapat memahami paragraf deskripsi, (2) siswa mampu menulis paragraf deskripsi, (3) siswa mampu menyunting paragraf deskripsi.

Berdasarkan hasil observasi di SMA N 2 Blora berkaitan dengan pembelajaran menulis deskripsi, berdasarkan kenyataan yang dialami oleh siswa, menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan kompetensi dasar menulis deskripsi kurang berhasil dicapai oleh siswa kelas XB SMA N 2 Blora. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang seharusnya dicapai oleh siswa adalah 7,0, tetapi pada kenyataannya nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi hanya 6,5.


(25)

Dalam pembelajaran menulis pada umumnya guru belum menggunakan media pembelajaran sebagai media penyampaian materi pada siswa. Pembelajaran guru masih bersifat konvensional siswa hanya diberi teori dan ceramah sehingga proses belajar-mengajar kurang optimal. Melihat kenyataan ini siswa menjadi cepat bosan dan jenuh khususnya dalam kegiatan belajar mengajar. Kenyataan seperti itu masih dapat diatasi dengan cara guru sering memberikan latihan dan motivasi kepada siswa untuk menulis, sehingga siswa dapat mengembangkan idenya dengan baik. Selain memberikan latihan dan motivasi, guru juga harus memberikan bimbingan secara intensif pada siswa serta lebih aktif dan kreatif dalam memilih dan menggunakan media.

Melalui penelitian ini, peneliti mencoba suatu pembaharuan untuk

meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi yaitu melalui

menggunakan model group investigation berbantuan media kartu kunci.

Penggunaan model group investigation berbantuan media kartu kunci ini sebagai

alternatif pembelajaran menulis paragraf deskripsi sehingga diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat memberi motivasi terhadap siswa agar mampu dalam menulis paragraf deskripsi.

Pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media kartu kunci ini merupakan langkah yang tepat dalam proses belajar mengajar di kelas. Penyajian kartu kunci ini digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Siswa diminta untuk membuat paragraf deskripsi berdasarkan kartu kunci yang diberikan pada saat pembelajaran. Dengan


(26)

demikian, ide dan gagasan siswa akan lebih mudah dituangkan secara jelas, konkrit, dan lengkap. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran paragraf deskripsi dan pengorganisasian tulisan siswa akan lebih terbimbing sehingga siswa akan lebih mudah menuangkan ide.

Penggunaan media kartu kunci sebagai teknik yang dipandang cukup efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menuangkan

ide-idenya. model group investigation berbantuan media kartu kunci merupakan

sarana yang ampuh untuk mendorong atau memotivasi siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Dengan media kartu kunci siswa akan lebih terbantu dalam menemukan inspirasi, judul paragraf, dan mengembangkan ide dalam bentuk paragraf deskripsi.

Pemilihan media yang tepat akan meningkatkan gairah siswa dalam belajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi dan tingkah laku siswa.

Peneliti akan menggunakan model group investigation berbantuan media kartu

kunci untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XB SMA N 2 Blora. Dengan menggunakan media ini, diharapkan siswa akan lebih senang terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

Media kartu kunci merupakan media pembelajaran yang akan dilakukan

peneliti dalam membelajarkan menulis paragraf deskripsi. Model group

investigation berbantuan media kartu kunci merupakan salah satu cara yang digunakan peneliti untuk melatih dan membimbing siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Kegiatan pembelajaran ini bilamana dikelola oleh guru dengan penuh inovasi dan kreasi, sangat terbuka kemungkinan siswa akan mengungkapkan apa


(27)

yang telah dirasakan, dilihat, dipikirkan, dan dibayangkan sehingga akan memudahkan siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Jadi keterampilan menulis ini tidak datang dengan sendirinya. Keterampilan menulis menuntut latihan yang cukup dan teratur.

Kondisi demikian menggugah peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XB SMA N 2 Blora, dengan menggunakan media kartu kunci dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya kompetensi dasar menulis paragraf deskripsi melalui penelitian tindakan kelas.

Alasan peneliti menggunakan media kartu kunci dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi, karena media kartu kunci dapat memudahkan siswa dalam menemukan inspirasi, pemilihan judul, pengembangan ide kalimat, serta menawarkan pembelajaran yang menekankan proses dan hasil, sehingga cocok digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

1.2 Identifikasi Masalah

Uraian di atas menegaskan bahwa keterampilan menulis sangat penting bagi setiap orang. Keterampilan dapat meningkatkan prestasi dalam profesi masing-masing. Keterampilan menulis perlu diberikan secara tepat, seperti yang terjadi pada siswa kelas XB SMA N 2 Blora. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi permasalahan tersebut, baik faktor yang berasal dari guru, siswa, dan sekolah yaitu (1) siswa menganggap keterampilan menulis adalah suatu keterampilan bahasa yang mudah, membosankan, dan sulit untuk dilakukan, (2) pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi masih


(28)

kurang, (3) pembelajaran menulis yang kurang bervariasi, (4) kurangnya sarana dan prasarana untuk pembelajaran.

Faktor dari guru yang pertama yang menyebabkan siswa kurang mampu menulis paragraf deskripsi adalah bimbingan guru dalam proses belajar dari guru sulit dipahami. Untuk memecahkan masalah itu, guru seharusnya mengubah metode pembelajaran yang selama ini digunakan. Apabila selama ini guru hanya menerangkan apa yang sedang diajarkan tanpa memperhatikan kebutuhan siswa dan memberikan kepada siswa untuk bertanya.

Faktor dari guru yang kedua adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang kreatif. Selama ini siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi guru hanya memberikan teori saja sehingga daya pikir siswa untuk mencapai proses kreatif kurang berkembang. Pembelajaran dilakukan secara singkat sehingga kurang optimal. Untuk mengatasi hal tersebut, hendaknya guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, guru juga harus memilih media yang mampu membuat siswa tertarik sehingga, siswa akan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Faktor dari siswa yang pertama adalah siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagian siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang mudah dan membosankan karena tanpa mengikuti pelajaran bahasa Indonesia mereka sudah dapat berbahasa indonesia. Untuk mengubah anggapan ini, maka seorang guru harus dapat memberi pengertian kepada siswa tentang pentingnya pelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.


(29)

Faktor kedua yang menyebabkan rendahnya keterampilan menulis paragraf deskripsi adalah siswa tidak memahami pengertian paragraf deskripsi. Mereka masih bingung membedakan antara paragraf deskripsi dengan paragraf lainnya, misalnya paragraf deskripsi dan narasi. Untuk hal ini, guru harus lebih banyak memberi penjelasan kepada siswa dengan memberi contoh-contoh paragraf deskripsi.

Faktor dari sekolah juga menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya sarana dan prasarana sehingga menjadi penghambat dalam proses belajar mengajar. Untuk hal ini, guru harus lebih kreatif yaitu dengan berinisiatif membawa sendiri apa-apa yang diperlukan dalam pembelajaran misanya, kartu kunci. Dengan begitu proses pembelajaran akan berjalan dengan menyenangkan dan siswa akan lebih tertarik mengikutinya. 1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, munculah masalah yang kompleks sehingga perlu dibatasi.

Penelitian ini membatasi masalah pada keterampilan menulis. Pembatasan ini dilakukan karena materi pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai lebih dari satu masalah yang harus dicari pemecahannya. Peneliti memfokuskan pada

peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi melalui model group

investigation berbantuan media kartu kunci siswa kelas XB SMA N 2 Blora tahun pelajaran 2011/2012 dengan pertimbangan kemampuan menulis pada kelas ini masih rendah serta kurangnya minat siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.


(30)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, yang terkaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa

kelas XB SMA N 2 Blora setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf

deskripsi melalui model group investigation berbantuan media kartu kunci?

2. Bagaimanakah perubahan sikap atau perilaku siswa kelas XB SMA N 2 Blora

dalam menulis paragraf deskripsi melalui model group investigation

berbantuan media kartu kunci? 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi

siswa kelas XB SMA N 2 Blora melalui model group investigation

berbantuan kartu kunci.

2. Mendeskripsikan perubahan tingkah laku siswa kelas XB SMA N 2 Blora

setelah mendapatkan pembelajaran menulis paragraf deskripsi melalui

model group investigation berbantuan media kartu kunci.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini meliputi dua hal, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teori pembelajaran, sehingga memperbaiki mutu


(31)

berbantuan media kartu kunci. Dengan demikian, hasil belajar siswa khususnya pembelajaran bahasa pokok bahasan menulis dapat ditingkatkan. Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini akan bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah.

Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan acuhan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan keterampilan dalam menulis paragraf deskripsi. Selain itu juga bermanfaat untuk memperbaiki cara pembelajaran menulis, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman menulis paragraf deskripsi siswa yang dapat digunakan siswa dalam kegiatan tertentu. Selain itu dapat memberikan motivasi dan memberikan kemudahan siswa dalam menulis paragraf deskripsi.

Bagi sekolah atau penyelenggara pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik, berupa perbaikan pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan hasil yang memuaskan dan dapat meningkatkan kualitas sekolah.


(32)

11 2.1 Tinjauan Pustaka

penelitian menulis telah banyak dilakukan. Akan tetapi, hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi, baik penelitian bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru. Keterampilan menulis harus dikuasai setiap orang karena karena bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, penelitian tentang menulis menarik sebagai bahan penelitian. Beberapa penelitian yang dapat dijadikan kajian dalam penelitian adalah penelitian dari Syamsiah (2002), Khanifah (2006), Purwanti (2007), Rachma (2007) Medwell dkk (2009), Jacobson dkk (2010). Berikut ini uraian tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan.

Syamsiah (2002) melakukan penelitian dengan judul Peningkatan

Keterampilan Menulis Deskripsi dengan Media Gambar Seri di SLTP I Kaliwiro Kabupaten Wonosobo. Peningkatan ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian pada siklus pertama 3,8% nilai rata-rata mencapai (66,5 menjadi 68,9), sedangkan dalam siklus kedua keterampilan siswa meningkat 5,6% nilai rata-rata (6,71 menjadi 7,08). Perilaku siswa meningkat. Siswa mampu mengembangkan ide, dan topik yang sesuai serta menggambarkannya dengan cukup jelas dan terperinci. Penulis meneliti tentang peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media lukisan. Adapun penelitian yang pernah dilakukan Syamsiah memiliki kesamaan dengan penelitian ini dalam hal penulisan karangan


(33)

deskripsi. Relevansi Syamsiah dengan penelitian ini terletak pada analisis peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi, sedangkan perbedaannya pada media dan teknik penggunaannya.

Khanifah (2006) melakukan penelitian dengan judul Peningkatan

Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Menggunakan Media Video Compect Disc (VCD) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Semarang. Hasil penelitian tersebut menunjukan adanya peningkatan nilai sebesar 6,75 dari nilai 75,05 menjadi 81,80. Perilaku siswa meningkat siswa mampu mengembangkan ide, dan topik yang sesuai serta menggambarkannya dengan cukup jelas. Relevansi penelitian Khalifah dengan penelitian ini terletak pada analisis peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi, sedangkan perbedaannyan pada media dan teknik penggunaannya.

Purwanti (2007) melakukan penelitian dengan judul Peningkatan

Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Model Pembelajaran Pendidikan Luar Ruang dan Media Musik Klasik pada Siswa Kelas X 6 SMA Sultan Agung I Semarang. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I dan siklus II, baik data tes maupun nontes. Dari data tes dapat diketahui peningkatan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan model dengan menggunakan model pembelajaran pendidikan luar ruang dan media musik klasik, yaitu sebesar 8,28 dari nilai 71,20 pada siklus I menjadi 79,48 pada siklus II

meskipun berada pada kategori baik. Dapat disimpulkan bahwa Model

Pembelajaran Pendidikan Luar Ruang dan Media Musik Klasik dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi pada Siswa Kelas X 6


(34)

SMA Sultan Agung I Semarang. Relevansi penelitian Purwanti dengan penelitian ini terletak pada analisis peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi, sedangkan perbedaannya pada media dan teknik penggunaannya.

Rachma (2007) melakukan penelitian dengan judul Peningkatan

Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Metode Sugesti Imajinasi dengan Media Lagu pada Siswa Kelas XA SMA Negeri 2 Blora. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi. Nilai rata-rata kelas pada tahap pratindakan sebesar 62,1 dan mengalami peningkatan sebesar 65,2 dan pada siklus kedua mencapai 72,22. Perilaku siswa meningkat yaitu siswa lebih antusias, senang, dan tertarik. Relevansi penelitian Rachma dengan penelitian ini terletak pada analisis peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi, sedangkan perbedaannya pada media dan teknik penggunaannya.

Medwell, dkk. (2009) menulis artikel pada jurnal yang berjudul The Links

between Handwriting and Composing for Y6 Children. Jurnal ini menunjukkan hasil penelitian mengenai kecepatan tulisan tangan dan kecepatan menulis dengan alat pada 198 anak berusia 6 tahun yang dihubungkan dengan karangan mereka dan juga berhubungan dengan penemuan sebelumnya yang dilakukan terhadap 179 anak. Penelitian ini menyatakan bahwa tulisan tangan merupakan faktor penting dalam karangan anak umur 6 tahun dan seorang anak yang memiliki kesulitan pada tulisan tangan berpengaruh dalam karangan mereka. Dengan penelitian ini terletak pada keterampilan mengarang, sedangkan perbedaannya pada subjek penelitian.


(35)

Jacobson, dkk.(2010) menulis artikel pada jurnal yang berjudul Improving the Persuasive Essay Writing of High School Students with ADHD. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan strategi esai persuasif dengan menggunakan strategi model pengembangan pengaturan diri dalam keterampilan menulis siswa kelas XII SMA yang mengalami kelainan hiperaktif. Hasil penelitian ini mengindikasikan kenaikan sejumlah struktur esai, panjang karangan, dan kualitas holistik pada karangan siswa. Dengan penelitian ini terletak pada keterampilan menulis, sedangkan perbedaannya terletak pada strategi yang digunakan pada penelitian.

Berdasarkan kajian pustaka di atas pembelajaran menulis masih menarik untuk diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dan dapat digunakan sebagai pijakan penelitian yang akan datang. Penelitian ini mengambil objek kajian menulis, khususnya menulis paragraf

deskripsi dengan metode group investigation melalui media kartu kunci.

Penelitian menulis paragraf deskripsi sudah pernah diteliti oleh Syamsiah dengan

judul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Media

Gambar Seri. Perbedaannya terletak pada metode dan media yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan media kartu kunci. Media kartu kunci diharapkan dapat mempermudah siswa melaksanakan pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Dengan pemilihan media ini hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna dan siswa dapat termotivasi, tertarik dan dapat mempermudah pembelajaran menulis siswa, khususnya menulis paragraf deskripsi.


(36)

2.2 Landasan Teoretis

Dalam landasan teoretis ini peneliti akan menguraikan teori-teori penelitian yang mengungkapkan pendapat para ahli dari sumber-sumber yang mendukung dalam penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam landasan teoretis ini mencakup keterampilan menulis, paragraf deskripsi dengan menggunakan model group investigation berbantuan media kartu kunci.

2.2.1 Pengertian Menulis

Menurut Tarigan (1986:21) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan efektif.

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka mamahami bahasa dan grafik terserbut.

Menurut Akhaidah (1988: 2) menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti bahwa kita melakukan kegiatan itu dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.

Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Walaupun proses lengkap melibatkan kedua belahan otak dengan cara bervariasi, peran otak kanan harus


(37)

didahulukan. Belahan otak kanan adalah tempat munculnya gagasan-gagasan baru, gairah, dan emosi.

Menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis suatu topik kita harus

berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan

sebagainya. Berpikir merupakan kegiatan mental. Pada waktu kita berpikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambaran tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak terkendali terjadi dengan sendirinya dan tanpa kesalahan. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan tujuan untuk sampai pada simpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar. Proses bernalar atau penalaran merupakan proses berpikir sistematik untuk memperoleh simpulan yang berupa pengetahuan.

Sebuah tulisan dapat disebut hasil bernalar mungkin merupakan hasil proses diduksi, induksi, atau gabungan keduanya. Dengan demikian, suatu paparan dapat bersifat deduktif, induktif atau gabungan antara kedua sifat tersebut. Suatu tulisan yang bersifat deduktif dibuka dengan suatu pernyataan/umum berupa kaidah, peraturan, teori, pernyataan umum lainnya. Selanjutnya pernyataan ini akan dikembangkan dengan pernyataan-pernyataan atau rincian-rincian yang bersifat khusus. Sebaliknya, suatu tulisan yang bersifat induktif dimulai dengan rincian-rincian dan diakhiri dengan suatu simpulan umum atau generalisasi. Gabungan antara keduanya dimulai dengan pernyataan umum yang diikuti dengan rincian-rincian dan akhirnya ditutup dengan pengulangan pernyataan umum di atas.


(38)

Menulis, seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa lainya, menulis merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan yang khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya menuntut penelitian yang terperinci, observasi yang seksama, pembedaan yang tepat dalam pemilihan judul, bentuk, dan gaya.

Menulis merupakan proses berpikir dan bernalar untuk menuangkan gagasan ke dalam lambang-lambang yang berbentuk bahasa sehingga dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa itu.

2.2.2 Paragraf

Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap ke dalam bahasa

Indonesia dari kata inggris paragraph, sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda

dengan ejaan yang sama. Kata Belanda itu sendiri berasal dari kata lain alinea,

yang berarti ‘mulai dari baris baru’.

Menurut Zainudin (1984:46) paragraf merupakan bentuk yang ikut mendukung suatu gagasan atau pikiran yang berwujud atau berbentuk karangan. Pada dasarnya, paragraf mengandung satu sub-buah pikiran atau bagian buah pikiran dalam karangan. Dengan demikian, paragraf mengandung satu ide atau satu pikiran.

Akhaidah (1988:144) Paragraf merupakan penuangan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran


(39)

yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah paragraf sebuah gagasan.

Wiyanto (2004:15) paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa paragraf merupakan bentuk suatu penuangan gagasan dalam sebuah karangan yang saling berhubungan dalam membentuk sekelompok kalimat.

2.2.3 Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari kata Latin describere yang berarti menulis

tentang, atau membeberkan suatu hal. Sebaliknya kata deskripsi dapat

diterjemahkan menjadi pemerian, yang berasal dari kata peri-memerikan yang

berarti ’melukiskan suatu hal’. 2.2.4 Paragraf Deskripsi

Deskripsi atau pemerian menyajikan sejumlah rincian yang lebih yang merupakan fakta daripada khayalan, sebagai hasil pengamatan pengarang, terutama kesan penglihatan (Sakri 1992 :78)

Suparno dan Yunus (2006:1.11) deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan arau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari


(40)

pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptakan imajinasi (daya khayal) kepada pembaca, sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami oleh penulisnya.

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa paragraf deskripsi merupakan sebuah tulisan yang menggambarkan perincian-perincian secara mendetail melalui pengalaman, pengamatan, dan perasaan penulisnya. Sehingga pembaca merasa terlibat dengan peristiwa yang diuraikan penulis.

2.2.4.1 Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. Pertama yaitu, hal-hal yang menyentuh pancaindera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan) dijelaskan secara terperinci. Inilah ciri-ciri paragraf deskripsi yang menonjol. Kedua yaitu, penyajian urutan ruang. Penggambaran atau pelukisan berupa perincian disusun secara berurutan, mungkin dari kanan ke kiri, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Ciri yang terakhir yaitu, dalam penggambaran benda atau manusia didapat dengan mengamati bentuk, warna, dan keadaan objek secara detil/terperinci menurut penangkapan si penulis.

Uchand (2009) paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 1) Menggambarkan tentang suatu objek, 2) bersifat menerangkan (menggambarkan), dan 3) memiliki tujuan agar para pembaca seperti melihat barang yang sedang dibaca.


(41)

Dari paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri yaitu: 1) menggambarkan atau melukiskan sesuatu, 2)

penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan

pancaindera, 3) membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

2.2.4.2 Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi

Langkah-langkah menulis paragraf deskripsi menurut Karsana (1988:5.12) yairu: (1) menetukan objek yang akan dijadikan ide atau bahan; (2) pengamatan secara cermat, terperinci, dan sungguh-sungguh; (3) pengumpulan data, informasi, dan lain-lain yang menunjang objek pengamatan kita; (4) pengendapan dan pengolahan dalam pikiran, daya cipta; (5) ide atau gagasan yang sudah terolah dalam pikiran, penuh daya imajinasi itu diwujudkan dengan perantara bahasa paragraf; (6)paragraf lukisan hadir dihadapan kita, sebagai pembaca.

Langkah-langkah menulis paragraf deskripsi menurut akhadiah (1988) adalah sebagai berikut : (1) menentukan tema, kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu paragraf ialah tema. Tema adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan penulisa. Gagasan itu dapat diperoleh dari pengalaman, hasil penelitian, beberapa sumber, dan pengamatan; (2) menentukan tujuan tulisan, setiap penulisan harus mengungkapkan tujuan tulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis selanjutnya. Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta membatasi paragraf. Kesadaran mengenai tujuan selama


(42)

proses penulisan akan menjaga keutuhan tulisan; (3) mengumpulkan bahan, pada waktu memilih dan membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan. Dengan membatasi topik, kita telah memusatkan perhatian pada topik yang terbatas itu, serta mengumpulkan bahan yang khusus pula. Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap prapenulisan dan dapat pula pada waktu penulisan berlangsung; (4) membuat kerangka paragraf, agar organisasi paragraf dapat ditentukan, sebelumnya kita harus menyusun kerangka paragraf. Menyusun kerangka paragraf merupakan satu cara untuk menyusun suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang teratur dari paragraf yang akan ditulis. Kerangka paragraf merupakan suatu rencana yang dapat digunakan sebagai garis basarnya dalam mengarang; dan (5) mengembangkan kerangka paragraf, langkah selanjutnya setelah menyusun kerangka paragraf adalah mengembangkan kerangka paragraf atau tulisan yang utuh.

Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis paragraf deskripsi adalah menentukan tujuan dari menulis paragraf, menentukan tema, mengemukakan ide pokok untuk menggambarkan objek, dan mengembangkan ide pokok menjadi paragraf deskripsi.

2.2.5 Model Group Investigation

Dewey (1916) bahwa keseluruhan kehidupan sekolah harus ditata atau diorganisasikan sebagai bentuk kecil atau miniatur kehidupan demokrasi. Untuk itu mahasiswa seyogyanya memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan sistem sosial melalui pengalaman dan berangsur-angsur belajar


(43)

bagaimana menerapkan metode yang berwawasan keilmuan yang dalam memperbaiki kehidupan bermasyarakat.

Menurut Joice dan Weil (1986:228) suasana kelas merupakan analogi dari kehidupan masyarakat, yang di dalamnya memiliki tata tertib, dan budaya kelas. Siswa berusaha untuk memelihara cara hidup yang berkembang disitu, yakni standard hidup dan pengharapan yang tumbuh dalam suasana kelas. Berkenaan dengan hal itu, pengajaran seyogyanya berusaha untuk menciptakan suasana yang memungkinkan tumbuhnya kehidupan kelas seperti itu.

Model pembelajaran investigasiatau group investigation mengambil model

yang berlaku dalam masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan sosial. Melalui kesepakatan-kesepakatan inilah mahasiswa mempelajari pengetahuan akademis dan mereka melibatkan diri dalam pemecahan sosial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa group investigation merupakan model

pembelajaran yang menuntut siswanya untuk aktif dalam perencanaannya, pemecahan masalah, dan menemukan hal baru dalam kerjasama kelompoknya yang terdiri dari 6-7 orang siswa yang heterogen.

2.2.5.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation

Model mengajar yang menjadi pilihan peneliti, tentunya peneliti melihat

adanya kelebihan-kelebihan dalam model group investigation adalah sebagai

berikut :(1) melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, (2) berpikir dan bertindak kreatif, (3) memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, (4) mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, (5) menafsirkan dan mengevaluasi


(44)

hasil pengamatan, (6) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.

Selain kelebihan yang dipaparkan tersebut, model group investigation ini

juga memiliki kekurangan-kekurangan tersebut, yaitu : (1) membutuhkan keaktifan anggota kelompok dalam melakukan penyelidikan den investigasi, dan (2) peserta yang pasif, tentu semua anggotanya akan pasif, sehingga akan menyulitkan mereka ketika melakukan kegiatan menulis.

2.2.5.2Langkah-Langkah Pembelajaran Group Investigation

Menurut Joyce dan Weil (1986:228), langkah-langkah yang harus

dilakukan pada model group investigation (investigasi kelompok) agar proses

pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut.

Pertama, mahasiswa dihadapkan dengan situasi yang problematis. Kedua, mahasiswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang

problematis itu. Ketiga, mahasiswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning

task dan mengorganisasikan untuk membangun suatu proses penelitian. Keempat,

siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok. Kelima, siswa

menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses penelitian

kelompok itu. Keenam, melakukan proses pengulangan kegiatan atau recycle


(45)

2.2.5.3Prinsip Pengelolaan Model Group Investigation

Di dalam kelas yang menerapkan model investigasi kelompok, pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi keritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mengarahkan kelompok melalui tiga tahap: (a) tahap pemecahan masalah, (b) tahap pengelolaan kelas, (c) tahap pemaknaan secara perseorangan.

Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa yang menjadi fokus masalah. Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan prose menjawab pertanyaan, informasi apa saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk memperoleh informasi itu. Sedangkan tahap pemaknaan perseorangan berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apa yang membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti proses tersebut (Thelen dalam Joyce dan Weil, 1986:234).

2.2.6 Media

Menurut Rohani (1997:2) menjelaskan Bahwa dalam proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap atau dihayati orang lain. Untuk itu, agar tidak terjadi kesatuan dalam proses komunikasi perlu digunakan saran yang membantu proses komunikasi yang disebut media. Dalam proses belajar mengajar media yang digunakan dalam memperlancar komunikasi belajar mengajar disebut media insrtuksional edukatif. Media instuksional edukatif tersebut adalah suatu istilah teknis yang hanya dipakai oleh Rohani, untuk menggantikan istilah media pembelajaran.


(46)

Menurut Sudjana dan Rivai (2005:1) menyebutkan istilah media pembelajaran dengan sebutan media pengajaran yang mempunyai kedudukan sebagai alat bantu mengajar yang ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Dan kedudukan media pengajaran tersebut ada dalam komponen mengajar sebagai salah satu upaya mempertinggi proses interaksi guru dan siswa dalam lingkungan belajar.

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan behwa media adalah suatu alat yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar.

2.2.6.1 Media Kartu Kunci

Media kartu kunci merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat dipergunakan guru dalam dalam membantu proses pembelajaran khususnya pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Media kartu kunci pada dasarnya membantu mendorong para siswa untuk menumbuhkan ide-ide dalam menuangkan gagasan dan dapat membangkitkan minatnya pada pembelajaran, membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, dan kegiatan menulis paragraf deskripsi.

2.2.6.2 Kelemahan dan Keunggulan Media Kartu Kunci

Dalam penggunaan media kartu kunci terdapat beberapa kelemahan dan kelebihan kartu kunci diantaranya adalah sebagai berikut:


(47)

a) Keunggulan

Keunggulan yang diperoleh dari media kartu kunci dalam hubungannya dengan kegiatan pengajaran antara lain (a) mudah dimanfaatkan dalam dalam kegiatan belajar mengajar, (b) memudahkan siswa menemukan ide, (c) pengadaannya tidak memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang banyak.

b) Kelemahan

Media pembelajaran selalu mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu begitu juga halnya dengan media kartu kunci. Kelemahannya antara lain (a) media kartu kunci adalah media yang terdapat kata kunci dalam sebuah amplop, sehingga sukar untuk melukiskan seperti apa objek yang sesungguhnya.

2.2.7 Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi melalui Model Group Investigation Berbantuan Media Kartu Kunci

Pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf deskripsi pada penelitian ini menggunakan media kartu kunci. Pelaksanaan pembelajaran paragraf deskripsi dengan media kartu kunci harus betul-betul dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai. Hal ini karena gurulah yang paling banyak mengambil keputusan dan menjadi pelaksana operasional program kegiatan pendidikan.

Pemanfaatan media kartu kunci ini adalah kegiatan yang bermanfaat untuk memudahkan siswa menemukan inspirasi, pemilihan judul, mengembangkan ide, serta ekspresi jiwa.

Langkah-langkah penerapan media kartu kunci dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi:


(48)

Pendahuluan, (a) guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mempresensi siswa, (b) siswa dikondisikan agar siap mengikuti pelajaran

menulis paragraf deskripsi melalui model group investigation berbantuan media

kartu kunci, (c) siswa diberikan motivasi agar siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik, (d) guru memberikan manfaat dan tujuan pembelajaran pada hari ini. Kegiatan inti, Eksplorasi, (a) siswa melakukan tanya jawab tentang paragraf deskripsi, (b) siswa menerima penjelasan mengenai pengertian paragraf deskripsi, unsur-unsur paragraf deskripsi, langkah-langkah menyusun paragraf deskripsi dan cara menyunting paragraf deskripsi (c) siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa.

Elaborasi, (a) guru membagi kartu kunci kepada masing-masing kelompok, (b) masing-masing kelompok membuka amplop dan mencermati kata kunci yang ada didalamnya dan siswa diminta membuat judul paragraf, (c) siswa membuat kerangka paragraf, (d) siswa menulis paragraf deskripsi berdasarkan kata kunci yang ada dalam kartu kunci, (e) siswa menyunting paragraf deskripsi yang telah dibuat.

Konfirmasi, (a) salah satu perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya, (b) kelompok yang lain memberi komentar terhadap hasil presentasi temannya, (c) siswa dan guru saling tanya jawab seputar materi pembelajaran dan kesulitan yang dialami siswa.

Kegiatan akhir, (a) siswa dan guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, (b) guru dan siswa melakukan refleksi


(49)

bersama, (c) setiap kelompok mengumpulkan hasil pekerjaannya, (d) guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

2.3 Kerangka Berpikir

Pada dasarnya pembelajaran menulis pada kelas XB SMA N 2 Blora belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu siswa belum mampu memahami paragraf deskripsi secara benar. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah yang timbul dalam proses pembelajaran menulis, yaitu: (1) proses pembelajaran dari guru yang sulit dipahami; (2) penggunaan model pembelajaran yang kurang; (3) pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi masih kurang; (4) siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia; (5) kurangnya sarana dan prasarana sehingga pembelajaran kurang bervariasi dan menarik.

Pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media kartu kunci diharapkan dapat menarik dan memotivasi siswa untuk aktif belajar. Ada kaitannya antara penyajian media kartu kunci dan peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi.

Media kartu kunci disajikan dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi sehingga dapat menuntun siswa berekspresi serta mudah dalam menuangkan ide-idenya. Sehingga dengan adanya kartu kunci siswa akan terasa terbantu dalam berpikir dan mengembangkan ide-idenya.

Oleh karena itu, penyajian kartu kunci dapat membentuk suatu pemahaman tentang paragraf deskripsi yang hendak disusun dengan media kartu kunci dapat menuntun pikiran siswa untuk menyusun paragraf deskripsi. Diharapkan melalui


(50)

media kartu kunci ini dapat memudahkan siswa mampu menyusun paragraf deskripsi dengan baik.

2.4 Hipotesis Tindakan

Dengan digunakan model group investigation berbantuan media kartu kunci

dalam menulis paragraf deskripsi siswa kelas XB SMA N 2 Blora, dapat meningkat. Pembelajaran ini juga berpengaruh terhadap perubahan perilaku siswa.


(51)

31 3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas

(PTK) atau Classroom Action Research. PTK adalah kegiatan mencermati

sekelompok siswa yang sedang melakukan proses belajar dengan suatu cara tertentu dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih memuaskan. Penelitian tindakan kelas bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam wujud proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut adalah bagan untuk menggambarkan rangkaian siklus dan masing-masing tahapannya.

P P

R T R R T R T T

O O Siklus II Siklus I


(52)

Keterangan :

OBA = Observasi awal O = Observasi

P = Perencanaan tindakan R = Refleksi

T = Tindakan RP = Revisi perencanaan

3.1.1 Prosedur Tindakan pada Siklus I

Prosedur tindakan pada siklus I mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.1.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I ini dilakukan persiapan pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu. Rencana pembelajaran ini merupakan program kerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.

Selain itu, guru menyampaikan materi yang akan diujikan melalui lembar tes menulis paragraf deskripsi berikut kinerja penilaiannya. Guru juga menyiapkan lembar kerja observasi, lembar jurnal, lembar wawancara, dokumentasi, dan media kartu kunci yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Menyajian media yaitu berupa kartu kunci. Dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian siswa dibagi amplop yang didalamnya terdapat kata kunci sebagai bahan untuk menulis paragraf deskripsi sesuai tema


(53)

yang ada pada kartu kunci tersebut, siswa menukar hasil pekerjaannya dengan teman sekelompoknya, siswa mengoreksi hasil tulisan temannya sesuai dengan pedoman penilaian paragraf deskripsi serta pengarahan dari guru, siswa merefisi paragraf deskripsi yangn telah dikoreksi temannya.

Tahap akhir yaitu tahap penutup, setelah menjelaskan langkah-langkah menyusun paragraf deskripsi melalui media kartu kunci, pada akhir siklus guru mengadakan tes, yaitu siswa diberi tugas untuk membuat paragraf deskripsi. Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Setelah selesai, guru menyuruh siswa menukar hasil hasil pekerjaannya dengan teman sekelompoknya, kemudian guru menyuruh mengoreksi. Dalam proses mengoreksi, guru memberikan panduan kepada siswa mengenai hal-hal apa saja yang harus mereka perhatikan dalam mengoreksi. Pada hasil akhir proses kegiatan, guru menyuruh siswa untuk merevisi hasil pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya. Guru beserta siswa merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung tadi, guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis paragraf deskripsi, guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat paragraf deskripsi di rumah, guru menutup pembelajaran.

3.1.1.2 Tindakan

Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan sebagai solusi. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan media kartu kunci pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Secara garis


(54)

besar tindakan yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan membuat paragraf deskripsi dengan metode group investigation melalui media kartu kunci. tindakan ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, inti, penutup.

Pada tahap pendahuluan ini guru melakukan tanya jawab yang berupa menggali pengalaman atau pengetahuan siswa. Memberikan penjelasan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dan menfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Pada tahap ini guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam pembelajaran.

Tahap selanjutnya adalah inti yaitu, guru menerangkan materi tentang menulis paragraf deskripsi, siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai materi tersebut selanjutnya guru memberikan contoh paragraf deskrisi dan kartu kunci. kemudian guru memberikan kartu kunci sebagai bahan untuk menulis paragraf deskripsi berdasarkan kelompok, guru menyuruh siswa untuk menulis paragraf deskripsi sesuai dengan kartu kunci yang didapatkan siswa, siswa mengoreksi hasil tulisan temannya sesuai dengan pedoman penilaian paragraf deskripsi serta pengarahan dari guru, siswa merefisi paragraf deskripsi yang telah dikoreksi temannya.

Tahap akhir yaitu tahap penutup, setelah menjelaskan langkah-langkah menyusun paragraf deskripsi melalui media kartu kunci, pada akhir siklus guru mengadakan tes, yaitu siswa diberi tugas membuat paragraf deskripsi. Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa dalam menulis


(55)

paragraf deskrips. Setelah selesai, guru menyuruh siswa menukarkan hasil tulisannya dengan teman sebangku, kemudian guru menyuruh mengoreksi. Dalam proses mengoreksi, guru memberikan panduan kepada siswa mengenai hal-hal apa saja yang harus mereka perhatikan dalam mengoreksi hasil pekerjaan temannya pada akhir proses kegiatan, guru menyuruh siswa untuk merevisi hasil paragraf deskripsi yang telah dibuat sebelumnya. Guru beserta siswa merefleksikan pembelajaran yang telah berlangsung tadi, guru dan siswa bertanya jawab tentangb hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis paragraf deskripsi, guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat paragraf deskripsidi rumah, guru menutup pembelajaran.

3.1.1.3 Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian ini adalah menulis terhadap kegiatan siswa selama penelitian berlangsung. Penulis mengikuti kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai adalah hasil paragaraf deskripsi serta perilaku dan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagi lembar jurnal kepada siswa untuk mengetahui kesan, tanggapan, dan saran siswa terhadap materi, cara mengajar, dan media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya.

3.1.1.4 Refleksi

Setelah pelaksanaan tindakan, penulis melakukan analisis terhadap hasil tes, hasil observasi, hasil jurnal, dan hasil wawancara yang telah dilakukan.


(56)

Analisis ini bertujuan mengetahui, (a) kelebihan dan kekurangan media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran siklus I, (b) tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Refleksi pada siklus I dilkukan untuk mengubah strategi pembelajaran pada siklus II.

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, perlu dilakukan kegiatan untuk memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilaksanakan. Langkah-langkah pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I perbedaannya terletak pada sasaran untuk melakukan perbaikan tindakan siklus sebelunnya. Proses penelitian pada siklus II ini diuraikan sebagai berikut.

3.1.2.1 Perencanaan

Perencanaan tahap ini diharapkan pembelajaran yang telah direvisi dan disempurnakan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menulis deskripsi. Dalam tahap ini, guru mengganti model yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga menyiapkan soal tes dan kriteria penilaiannya, lembar observasi, lembar jurnal, lembar wawancara, contoh paragraf deskripsi, serta dokumentasi. Setelah itu guru berkoordinasi dengan guru mata pelajaran dan dosen pembimbing tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II ini.


(57)

3.1.2.2 Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda pada tindakan siklus I ada beberapa perubahan tindakan antara lain sebelum siswa menulis paragraf deskripsi. Dijelaskan terlebih dahulu kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I, waktu pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa diberi arahan dan bimbingan agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis paragraf deskripsi pada siklus II akan lebih baik. Guru memberikan media kartu kunci yang berbeda dengan siklus I pada masing-masing kelompok. Setelah guru menyuruh siswa untuk membuat paragraf deskripsi sesuai dengan kartu kunci yang didapat. Setelah selesai, guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dikoreksi. Pada akhir kegiatan siswa disuruh merefisi hasil pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya.

3.1.2.3 Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II diharapkan adanya peningkatan hasil tes dan perubahan perilaku siswa. Sasaran observasi meliputi (1) kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, (2) siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, (3) perilaku siswa saat pembelajaran

menulis paragraf deskripsi melalui model group investigation berbantuan media

kartu kunci berlangsung, (4) siswa mengerjakan tugas menulis paragraf deskripsi dengan baik. Jadi, pengamatan yang dilakukan pada siklus II sama dengan pengamatan yang dilakukan pada siklus I. Begitu juga poin pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Hal ini karena proses pengamatan sudah dianggap lebih


(58)

menekankan pada aktifitas proses pembelajaran, yaitu aktifitas siswa dan respon siswa teknik yang diberikan guru.

3.1.2.4 Refleksi

Refleksi pada siklus ini bertujuan untuk merefleksikan hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I, untuk menentukan kemajuan yang telah dicapai siswa selama proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang mungkin masih muncul pada siklus II. Selain itu

untuk mengetahui keefektifan penggunaan model grop investigation berbantuan

kartu kunci sebagai model pembelajaran menulis paragraf deskripsi, serta mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Adapun hal-hal yang dijadikan bahan refleksi meliputi: (1) data yang berasal dari uji kompetensi menulis paragraf deskripsi ketika pembelajaran

melalui model grop investigation berbantuan media kartu kunci, (3) data dari

lembar observasi perilaku siswa, (4) kesan dan saran guru terhadap proses pembelajaran, (5) hasil dokumentasi foto, dan (6) efektivitas rencana pembelajaran yang digunakan. Refleksi pada siklus II ini merupakan koreksi atau renungan akhir dalam penelitian ini. Segala kendala atau kelemahan-kelemahan mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi yang dirasakan mulai dari perencanaan sampai hasil akhir pada siklus I telah diatasi pada siklus II.


(59)

3.2 Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, subjek penelitiannya yaitu keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XB SMA N 2 Blora tahun ajaran 2011/2012. Peneliti memilih kelas ini sebagai subjek penelitian dengan alasan :

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa kelas XB SMA N 2 Blora masih terdapat siswa yang belum mampu menulis paragraf deskripsi dengan baik dan siswa kurang antusias dan cenderung membuat gaduh jika diberi pelajaran menulis sehingga hasil dari pembelajaran menulis paragraf deskripsi kurang memuaskan. Selain itu juga terdapat siswa yang masih lemah dalam menulis paragraf deskripsi. Selain itu berdasarkan hasil keterangan yang diperoleh dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, kelas ini masih rendah pemilihan kosa katanya khususnya keterampilan menulis paragraf deskripsi, kemudian kurangnya latihan menulis paragraf deskripsi juga mempengaruhi hasil menulis siswa.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan menjadi titik perhatian, yaitu variabel keterampilan menulis paragraf deskripsi dan variabel


(60)

3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi

Keterampilan menulis yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf deskripsi. Keterampilan menulis paragraf deskripsi yang dimaksud adalah kemampuan mendeskripsikan atau menggambarkan suatu tempat atau objek. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menulis paragraf deskripsi yaitu memusatkan uraian pada objek, imajinasi, ketrlibatan aspek panca indera, kesesuaian isi dengan judul, pilihan kata dan keefektifan kalimat, ejaan dan tanda baca, pengembangan paragraf, kerapian tulisan.

3.3.2 Variabel Penggunaan Model Group Investigation Berbantuan Media Kartu Kunci

Model group Investigation dalam penelitian ini merupakan model

pembelajaran yang digunakan untuk menulis paragraf deskripsi melalui media kartu kunci sebagai sarana penunjang belajar mengajar yang dapat memberikan pengalaman konkrit kepada siswa.

Paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri: 1) menggambarkan atau melukiskan sesuatu, 2) penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan pancaindera, 3) membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Variabel model group investigation atau kelompok penyelidik adalah cara

yang baik untuk belajar kelompok. Siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Penggunaan


(61)

media kartu kunci dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Penggunaan media kartu kunci merupakan strategi peningkatan kemampuan menulis siswa, agar siswa menuangkan dan mengorganisasikan pikiran, ide, dan gagasannya ke dalam bentuk paragraf deskripsi.

Media kartu kunci ini merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan penelitian yaitu akan terjadi peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA N 2 Blora.

3.4 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen tersebut adalah tes dan nontes, berikut uraian tentang kedua instrumen tersebut.

3.4.1 Instrumen Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah perintah kepada siswa untuk membuka sebuah amplop yang diberikan oleh guru dan membuka amplop tersebut. Di dalam amplop tersebut terdapat kata kunci. Setelah itu siswa diminta membuat paragraf deskripsi sesuai dengan apa yang mereka tangkap mengenai kata yang terdapat pada kartu kunci.

Ada delapan aspek untuk dijadikan kriteria penilaian dalam membuat paragraf deskripsi yaitu memusatkan uraian pada objek, imajinasi, keterlibatan aspek panca indera, kesesuaian isi dengan judul, pemilihan kata dan keefektifan kalimat, kesesuaian isi dengan judul, ejaan dan tanda baca, pengembangan


(62)

paragraf, kerapian tulisan. Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian hasil paragraf deskripsi, peneliti perlu menggunkan tabel dalam membuat skor penilaian. Skor penilaian tes tertulis yaitu menulis paragraf deskripsi, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Daftar Skor Penilaian

No Aspek Penilaian Skor Maksimal

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Memusatkan uraian pada objek Imajinasi

Keterlibatan aspek pancaindera Kesesuaian isi dengan judul

Pemilihan kata dan keefektifan kalimat Ejaan dan tanda baca

Pengembangan paragraf Kerapian tulisan 16 16 16 8 8 12 16 8

Jumlah 100

Aspek-aspek yang dinilai dengan rentang skor dan kategori penilaian dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kriteria Penilaian Paragraf Deskripsi

No Aspek Kategori Kriteria

1. Memusatkan uraian

pada objek

Sangat baik Memusatkan uraian pada hal-hal


(63)

Baik

Cukup

Kurang

tulisan.

Sedikit melibatkan objek yang berkaitan dengan objek yang ditulis. Dalam tulisan melibatkan objek lain yang tidak berhubungan dengan objek tulisan.

Uraian terpusat pada hal-hal yang tidak berhubungan dengan objek tulisan.

2. Imajinasi Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Dapat mengolah ide dengan sangat baik sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang ditulis.

Dapat mengolah ide dengan baik sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang ditulis.

Pengolahan idenya dengan baik sehingga pembaca dapat melihat dan merasakan hal-hal yang ditulis. Pengolahan idenya kurang hanya menceritakan objek tetapitidak menunjukkan.


(64)

3. Keterlibatan aspek pancaindera Sangat baik Baik Cukup Kurang

Melibatkan indera pengelihatan, pendengaran, dan perasaan. Melihat indera pengelihatan, dan perasaan.

Hanya melibatkan indera pengelihatan.

Tidak melibatkan indera dalam penulisan.

4. Kesesuaian judul

dengan isi

Sangat baik

Baik

Cukup Kurang

Menarik, singkat, jelas,

menggambarkan isi, berupa frase. Singkat, jelas, menggambarkan isi berupa frase.

Jelas, menggambarkan isi, berupa frase.

Menggambarkan isi, berupa frase.

5. Pemilihan kata dan

keefektifan kalimat

Sangat baik Baik Cukup Kurang

Memiliki kesatuan, kehematan,

penekanan, kelogisan

Memiliki kesatuan, penekanan,

kelogisan

Memiliki penekanan, kelogisan Memiliki kelogisan

6. Ejaan dan tanda

baca

Sangat baik Jumlah kesalahan antara 1 sampai


(65)

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah kesalahan antara 11 sampai 30.

Jumlah kesalahan antara 31 sampai 50.

Semua penggunaan ejaan dan tanda baca salah.

7. Pengembangan

paragraf

Sangant baik Baik

Cukup

Kurang

Kohesi, koherensi, kecakapan, logika penyajian

Koherensi, kecakapan, logika penyajian

Kecakapan, logika penyajian Logika penyajian

8. Kerapian tulisan Sangant baik

Baik

Cukup

Kurang

Tulisan jelas dan tidak ada coretan Tulisan terbaca dan ada coretan antara 1 sampai 3

Tulisan terbaca dan ada coretan antara 3 sampai 6

Tulisan sulit dibaca dan ada coretan lebih dari 6

Dari pedoman penilaian di atas, guru dapat mengetahui keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa berhasil mencapai kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang.


(66)

Tabel 3. Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi

No Nilai Keberhasilan

1. 2. 3. 4.

85-100 70-84 55-69 0-54

Sangat baik Baik Cukup kurang

Pada tabel tiga dapat diketahui bahwa hasil penilaian menulis paragraf deskripsi siswa, kategori sangat baik memiliki skor 85-100, kategori baik skornya antara 70-84, kategori cukup memiliki skor 55-69, dan yang termasuk kategori kurang memiliki skor 0-54.

3.4.2 Instrumen Nontes

Alat pengumpulan data berupa nontes digunakan untuk mengamati perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media kartu kunci. Bentuk instrumen data yang berupa nontes adalah lembar junal, pengamatan dan pedoman wawancara. Aspek-aspek nontes yang diamati dan yang akan diungkapkan pada siklus I maupun siklus II penelitian ini yaitu.

3.4.2.1 Jurnal

Jurnal adalah bagaimana merekam, mencatat, merespon tertulis terhadap pengalaman yang dimiliki oleh peneliti selama pelaksanaan tindakan. Aspek yang diamati meliputi ungkapan siswa tentang sikap dan tingkah laku siswa pada saat


(1)

Lampiran 20

LEMBAR JURNAL GURU SIKLUS II

1. Bagaimanakah kesiapan siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi?

Dari pengamatan yang dilakukan oleh guru (peneliti) pada keadaan ini, siwa terlihat siap dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

2. Bagaimanakah respon siswa terhadap contoh paragraf deskripsi?

Dari pengamatan yang dilakukan oleh guru (peneliti) siswa terlihat senang dengan adanya contoh tersebut.

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap model group investigation berbantuan media kartu kunci?

Dari pengamatan yang dilakukan oleh guru (peneliti) siswa terlihat senang. Karena memudahkan siswa dalam menuangkan ide dan membuat kerangka paragraf deskripsi.

4. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dalam pembelajaran dalam menulis paragraf deskripsi?

Dari pengamatan yang dilakukan guru (peneliti) ada beberapa yang aktif dalam menemukan karakteristik paragraf deskripsi. Hal ini terlihat dari keaktifan mereka saat dimintai pendapat tentang hakikat paragraf deskripsi.

5. Bagaimanakah situasi atau suasana kelas ketika pembelajaran menulis paragraf deskripsi berlangsung?


(2)

siswa terlihat aktif dalam mengikutu proses pembelajaran, dan hampir semua siswa dengan tenang membuat paragraf deskripsi sehingga kelas terlihat sangat kondusif.


(3)

Lampiran 21

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I

Nomor Responden

Aspek Pengamatan

a b c d e f Jmlh Keterangan

1 3 2 2 3 1 3 14 a) Perhatian siswa

terhadap

penjelasan guru. b) Siswa aktif dalam

kegiatan tanya jawab dengan guru.

c) Siswa antusias dalam

memperhatikan media

pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

d) Siswa aktif dalam kegiatan menulis paragraf deskripsi. e) Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes f) Pembelajaran menyenangkan

2 3 3 2 2 2 3 15

3 2 3 2 3 3 2 15

4 3 2 3 3 3 2 16

5 2 3 3 2 3 1 14

6 3 2 3 2 2 3 15

7 2 2 2 2 1 3 12

8 3 3 2 3 3 2 16

9 3 3 2 3 3 2 16

10 3 3 3 4 3 3 19

11 3 3 3 4 2 2 17

12 2 3 3 3 3 3 17

13 2 3 2 3 2 2 14

14 2 3 3 3 2 1 14

15 3 3 2 3 2 3 16

16 3 2 3 2 3 3 16

17 2 3 2 2 2 3 14


(4)

Kategori Penilaian Sangat baik : 4 Baik : 3 Cukup : 2 Kurang :1

20 3 3 4 4 3 3 20

Jumlah 53 55 51 59 49 50 317 Rata-rata 2.6

5 2.7

5 2.5

5 2.9

5 2.4

5


(5)

Lampiran 22

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II

Nomor

Responden a b c d e f Jmlh Keterangan

1 2 4 4 3 4 4 21 a) Perhatian siswa

penuh terhadap penjelasan guru. b) Siswa aktif dalam

kegiatan tanya jawab dengan guru.

c) Siswa antusias dan serius dalam memperhatikan media pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

d) Siswa aktif dalam kegiatan menulis paragraf deskripsi. e) Siswa bersemangat

dalam mengerjakan tes.

f) Pembelajaran menyenangkan. Kategori Penilaian Sangat baik : 4 Baik : 3 Cukup :2

2 2 4 4 3 3 4 20

3 4 3 4 4 3 3 21

4 4 4 3 4 4 3 22

5 4 3 3 4 4 3 21

6 3 3 4 3 3 4 20

7 3 4 4 4 4 4 23

8 3 4 4 4 3 3 21

9 3 4 3 4 4 3 21

10 4 4 4 4 3 2 21

11 4 3 4 4 4 3 22

12 3 4 4 4 4 2 21

13 4 4 3 4 3 4 22

14 4 4 4 4 3 3 22

15 3 3 4 3 4 2 19

16 3 4 3 4 4 3 21

17 4 4 3 4 4 3 21


(6)

20 4 4 3 3 3 3 20

Jumlah 69 75 73 74 69 61 421


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA KELAS IV A SD ISLAM HIDAYATULLAH

5 16 215

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Pembelajaran Berpikir Berbicara Menulis melalui Media Foto Jurnalistik pada Siswa Kelas X.2 SMA N 1 Welahan Jepara

0 17 273

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi TumbuhanBinatang dengan Media Benda Asli melalui Teknik Bermain Kartu Bergambar pada Siswa Kelas II SD Negeri Kunden I Blora Tahun Ajaran 20102011

0 8 148

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 1 15

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 3 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

1 4 15

(ABSTRAK) Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Tumbuhan/Binatang dengan Media Benda Asli melalui Teknik Bermain Kartu Bergambar pada Siswa Kelas II SD Negeri Kunden I Blora Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERDISKUSI MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 2 MUNTILAN MAGELANG.

0 1 196

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI MELALUI MEDIA POSTER OLEH SISWA SMA

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA SD

1 3 10