67 kimia peserta didik hanya sedikit, namun kemampuan menuliskan materi yang
akan dijelaskan kelas X MIA 3 mengalami peningkatan dari pada kelas X MIA 4. Kelas X MIA 3 memiliki skor sebanyak 90 dan kelas X MIA 4 turun menjadi
72. Pada pertemuan kedua, kemampuan membaca materi pelajaran merupakan indikator aktivitas belajar kimia yang paling rendah.
Pertemuan ketiga, aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3 dan X MIA 4 tidak memiliki perbedaan yang sangat besar. Aktivitas belajar kimia kelas X MIA 3
lebih besar dari pada kelas X MIA 4. Hal ini dikarenakan, kemampuan bertukar pendapat dan kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada anggota
kelompok peserta didik kelas X MIA 3 mengalami peningkatan yang signifikan sedangkan kelas X MIA 4 mengalami peningkatan namun tidak signifikan. Hal ini
dikarenakan kelas X MIA 4 mengalami kesulitan dalam materi tata nama senyawa, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam kemampuan lisan
kemampuan bertukar pendapat dan kepercayaan diri dalam memberikan penjelasan kepada anggota kelompok. Aktivitas belajar kimia peserta didik yang
paling rendah dari setiap pertemuan adalah kemampuan peserta didik membaca materi pelajaran. Peserta didik akan membaca materi pelajaran ketika disuruh oleh
pendidik atau hanya saat mengerjakan LKPD. Tidak semua peserta didik mau untuk membaca sebelum kegaiatan pembelajaran meskipun sudah ditegur oleh
pendidik.
3. Perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV Hipotesis alternatif ketiga adalah ada perbedaan aktivitas belajar kimia
peserta didik kelas XMIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model pembelajaran kooperatif Jigsaw IV di SMA Negeri 1 Mertoyudan tahun ajaran 20162017.
Berdasarkan perhitungan uji-t sama subjek menunjukkan ada perbedaan aktivitas
68 belajar kimia peserta didik kelas X MIA 4 sebelum dan sesudah mengikuti model
pembelajaran kooperatif Jigsaw IV di SMA Negeri 1 Mertoyudan tahun ajaran 20162017.
Aktivitas belajar kimia peserta didik kelas Jigsaw IV mengalami peningkatan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan peserta didik merasa
senang dengan kegiatan pembelajaran. Peserta didik nyaman dengan kegiatan pembelajaran sehingga tidak enggan untuk melakukan aktivitas belajar. Selain itu
peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran karena kelompok asal dibentuk sendiri oleh peserta didik. Peserta didik tidak merasa takut dengan pendidik.
Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar kimia peserta didik adalah antusias untuk mengikuti kegiatan diskusi dan tdak merasa malu untuk
bertanya dengan pendidik atau pun antar teman. Peserta didik dalam kelas ini juga saling membantu anggota kelompok yang lain untuk memahami materi pelajaran.
Menurut Turkmen 2015, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV merupakan model kooperatif pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik saling berinteraksi dengan peserta didik yang lain dalam kegiatan, kegiatan pembelajaran lebih efektif dan peserta didik lebih
tertarik dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran ini sesuai untuk materi pelajaran sains pada semua tingkat sekolah.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar kimia peserta didik ada dua yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor fisiologis dan
faktor psikologis. Faktor fisiologis meliputi keadaan fisik dan keadaan jasmani, sedangkan faktor psikologis meliputi perhatian, tanggapan, dan ingatan. Keadaan
fisik meliputi pancaindera yang berfungsi dengan baik atau tidak. Keadaan jasmani dalam belajar digambarkan dengan segar atau tidaknya tubuh peserta
69 didik. Kondisi jasmani peserta didik bisa mengalami kelelahan dikarenakan
bermain saat istirahat atau kegiatan fisik lainnya. Kondisi peserta didik yang mengalami kelelahan ditandai dengan menguap di dalam kelas, sehingga peserta
didik tidak konsentrasi dalam belajar. Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik adalah faktor psikologis. Hal ini dikarenakan
aktivitas belajar melibatkan faktor perhatian, ingatan, dan tanggapan. Aktivitas yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan memperhatikan
penjelasan materi, kegiatan bertanya, kegiatan menanggapi, kegiatan mengulang materi pelajaran dan kegiatan memecahkan masalah Maradona, 2016.
Hambatan yang didapat pendidik pada kelas Jigsaw IV pada pertemuan ketiga peserta didik kelihatan kelelahan dan merasa bosan. Hal ini, dikarenakan
jadwal pelajaran kelas Jigsaw IV selalu siang yakni jam 13.00 WIB. Selain itu, kondisi kelas sangat panas dan setiap pergantian jam peserta didik harus pindah
kelas rolling class peserta sudah kelelahan sehingga kegiatan diskusi pada pertemuan terakhir peserta didik kurang aktif.
Menurut Lestari 2015 peserta didik pada umumnya akan lebih konsentrasi, fokus dan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung pada pagi hari. Pagi hari
peserta didik masih segar sehingga peserta didik lebih berminat untuk belajar. Belajar pada waktu siang hari, peserta didik sudah banyak yang mengalami
kelelahan karena aktivitas di pagi hari. Peserta didik cenderung mengantuk dan kurang berminat untuk belajar, tetapi tidak semua peserta didik yang terpengaruh
pada perbedaan waktu belajar. Beberapa peserta didik lebih suka belajar pada waktu siang dan sore hari.
4. Perbedaan aktivitas belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah