21
keempat.  Kuis  individu  berupa  soal  urain  yang  diberikan  pada  setiap  akhir kegiatan pembelajaran.
7. Reaksi Redoks
Menurut  kurikulum  2013  konsep  redoks  dan  tata  nama  senyawa  terdapat di kelas X semester 2 yang terdiri dari dua Kompetensi Dasar KD, yaitu:
KD 3.9 Menentukan bilangan oksidasi untuk mengindentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi serta penamaan senyawa.
KD  4.9  Membedakan  reaksi  yang  melibatkan  dan  tidak  melibatkan  perubahan bilangan oksidasi melalui percobaan.
Berdasarkan kedua Kompetensi Dasar tersebut maka materi pembelajaran dijabarkan menjadi tiga materi pembelajaran yaitu:
a. Konsep redoks
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi ada tiga  yaitu, konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan oksigen, konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan
elektron  dan  konsep  reaksi  oksidasi  reduksi  yang  melibatkan  bilangan  oksidasi Mulyanti, 2015: 85-87
1 Konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan oksigen
Reaksi  yang  berlangsung  tanpa  adanya  perpindahan  elektron  biasanya meliputi  penggabungan  atau  pemisahan  ion-ion  atau  molekul-molekul.  Reaksi-
reaksi  yang  disertai  terjadinya  perpindahan  elektron  dari  satu  atom  ke  atom  lain dikenal  sebagai  reaksi  oksidasi-reduksi  atau  disebut  dengan  reaski  redoks.
Sebagai  contoh  penggabungan  satu  atom  natrium  dengan  satu  atom  klor  yang dapat  dipandang  sebagai  hasil  perpindahan  satu  elektron  dari  atom  natrium  ke
atom klor Sastrohamidjojo, 2010: 107.
22
Contoh  reaksi  oksidasi  reduksi  dalam  kehidupan  sehari-hari  adalah pembuatan besi logam dari hematit dalam tungku sembur, reaksi kimianya dapat
dituliskan sebagai berikut: Fe
2
O
3
s + 3COg          2Fes +  3CO
2
g Pada  reaksi  di  atas  COg  mengambil  atom  O  dari  Fe
2
O
3
s  menghasilkan 3CO
2
g  dan  unsur  bebas  besi.  Istilah  oksidasi  berdasarkan  reaksi  di  atas  adalah reaksi  zatnya  yang memperoleh atom O, sedangkan reduksi adalah reaksi  zatnya
yang kehilangan atom O. COg adalah zat yang  teroksidasi dan  Fe
2
O
3
s adalah zat  yang  tereduksi.  Pengertian  oksidasi  dan  reduksi  berdasarkan    pada  transfer
atom  O  sangat  terbatas,  maka  muncul  konsep  reaksi  oksidasi  reduksi  yang  lain Petrucci dkk, 2008: 150.
2 Konsep reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan elektron
Oksidasi  adalah  pelepasan  elektron  oleh  suatu  zat,  sedangkan  reduksi adalah pengambilan elektron oleh suatu zat. Contoh reaksi oksidasi reduksi adalah
besi bereaksi dengan oksigen seperti reaksi berikut: 4Fes + 3O
2
g            2Fe
2
O
3
g Besi  yang semula sebagai  atom netral  yang bermuatan listrik  melepaskan
elektron  membentuk  ion  Fe
3+
.  Jika  oksida  besi  direduksi  menjadi  logam  besi, maka ion
Fe
3+
mengambil elektron untuk membentuk atom Fe. Reaksi pelepasan dan pengambilan elektron diasosiakan dengan istilah oksidasi dan reduksi Brady,
1999: 146. 3
Konsep reaksi oksidasi reduksi melibatkan bilangan oksidasi BO Oksidasi  menyatakan  setiap  perubahan  kimia  yang  memberikan  arti
adanya kenaikan dalam bilangan oksidasi. Reduksi menyatakan setiap penurunan
23
dalam  bilangan  oksidasi.  Dalam  oksidasi  dan  reduksi  yatu  kenaikan    dan penurunan  bilangan  oksidasi    dihasilkan  dari  perpindahan  elektron-elektron
Sastrohamidjojo, 2010: 111. Fe
2
O
3
s + 3COg           2Fes + 3CO
2
g Berdasarkan persamaan reaksi di atas, BO oksigen adalah -2 dan BO besi
mengalami perubahan. BO besi turun dari +3 pada Fe
2
O
3
s menjadi 0 pada unsur bebas  besi.  BO  karbon  naik  dari  +2  pada  COg  menjadi  +4  pada  CO
2
g.  Pada reaksi  di  atas,  BO  beberapa  unsur  meningkat  pada  proses  oksidasi  dan  BO
beberapa unsur menurun dalam proses reduksi Petrucci dkk, 2008: 151. Zat  pengoksidasi  didefinisikan  zat  yang  di  dalam  reaksi  redoks
menyebabkan  zat  lain  mengalami  oksidasi.  Zat  pereduksi  adalah  zat  yang  di dalam  reaksi  redoks  menyebabkan  zat  lain  mengalami  reduksi  Sudarmo,  2013:
153. Pada beberapa reaksi  oksidasi  reduksi terdapat  reaksi  yang disebut  reaksi
disproporsionasi  yang  artinya  zat  yang  sama  mengalami  oksidasi  dan  reduksi. Contohnya adalah dekomposisi hidrogen peroksida menghasilkan oksigen. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut: 2H
2
O
2
aq 2H
2
Ol + O
2
g Pada  persamaan  reaksi  di  atas  bilangan  oksidasi  oksigen  berubah  dari  -1
pada H
2
O
2
menjadi -2 pada H
2
O reduksi dan menjadi 0 pada O
2
oksidasi. H
2
O
2
pada reaksi di atas mengalami reduksi dan oksidasi sekaligus Petrucci dkk, 2008: 157.
b. Bilangan Oksidasi
24
Bilangan positif maupun negatif yang diberi tanda pada atom dalam sutau senyawa, agar dapat diketahui perubahnnya dalam reaksi redoks disebut bilangan
oksidasi  Brady,  1999:  148.  Semua  atom  yang  berada  dalam  unsur,  senyawa ataupun  ion  mempunyai  bilangan  oksidasi  masing-masing.  Bilangan  oksidasi
berfungsi  untuk  menyatakan  muatan  yang  dimiliki  oleh  atom  Mulyanti,  2015: 89.
Aturan-aturan untuk menentukan bilangan oksidasi, sebagai berikut: 1
Pada  unsur-unsur  yang  bebas,  setiap  zat  mempunyai  bilangan  oksidasi  0. Contohnya adalah H
2
, Na, S
8
, P
4
dan O Sastrohamidjojo, 2010 : 108. 2
Bilangan oksidasi  dari suatu  ion  yang mengandung satu  atom sama dengan muatan yang ada dalam ion. Bilangan oksidasi atom-atom pada ion Na
+
, Al
3+
dan S
2-
mempunyai bilangan oksidasi +1, +3 dan -2. 3
Jumlah semua bilangan oksidasi dari semua atom dalam senyawa adalah nol. Bilangan  oksidasi  dari  ion  yang  mengandung  banyak  atom,  jumlah  bilangan
oksidasinya  sama  dengan  jumlah  muatan  yang  ada  pada  ion  Brady,  1999: 149.
4 Bilangan  oksidasi  senyawa  kovalen  netral  ditentukan  oleh  nilai
keelektronegatifan  unsur-unsur  dalam  senyawa.  Unsur  yang  mempunyai keelektronegatifan  lebih  besar  memiliki  bilangan  oksidasi  bernilai  negatif,
sedangkan  unsur  yang  memiliki  keelektronegatifan  lebih  kecil  mempunyai bilangan oksidasi bernilai positif Mulyanti, 2015: 90.
5 Beberapa  unsur  mempunyai  bilangan  oksidasi  yang  disesuaikan  dengan
elektron valensi atau nomor golongan Mulyanti, 2015: 90. 6
Semua  bilangan  oksidasi  harus  sesuai  dengan  kekekalan  muatan.  Hal  ini
25
dapat dinyatakan dalam keadaan-keadaan berikut: a
Molekul-molekul netral, bilangan oksidasi dari semua atom jka dijumlahkan menjadi nol.
b Ion kompleks partikel-partikel bermuatan yang mengandung lebih dari satu
atom,  bilangan  oksidasi  dari  semua  atom  harus  dijumlahkan  menjadi  sama dengan muatan pada ion Sastrohamidjojo, 2010: 108-110.
c. Tata nama senyawa
1 Tata nama senyawa anorganik
a Senyawa biner dari logam dan nonlogam
Senyawa  yang  terbentuk  dari  dua  unsur,  jika  unsur  penyusunnya  dari unsur  logam  dan  nonlogam    disebut  dengan  senyawa  biner  dari  logam  dan
nonlogam.    Aturan  penamaan  senyawa  biner  dari  logam  dan  nonlogam  adalah tulis  nama  logam  tanpa  modifikasi,  kemudian  tulis  nama  nonlogam  yang
dimodifikasi  dengan  akhiran –ida.  Contohnya  adalah  MgI
3
nama  senyawanya adalah magnesium iodida Petrucci dkk, 2008: 84.
b Senyawa biner dari dua unsur nonlogam
Senyawa  biner  ini  bukan  tersusun  dari  unsur  logam  dengan  unsur nonlogam,  tetapi  tersusun  dari  senyawa  molekul.  Aturan  penamaan  senyawa  ini
adalah  tulis  nama  unsur  dengan  bilangan  oksidasi  positif  kemudian  tulis  nama unsur dengan bilangan oksidasi negatif dengan akhiran
–ida. Contohnya senyawa HCl nama senyawanya adalah hidrogen klorida Petrucci dkk, 2008: 86.
Penamaan  senyawa  biner  dari  dua  unsur  nonlogam  dapat  menggunakan sistem  awalan  dalam  bahasa  Yunani  untuk  menunjukkan  jumlah  atom  setiap
macam  unsur  dalam  satu  molekul  zat.  Awalan  beserta  artinya  adalah  sebagai berikut:
26
mono- : satu
heksa- : enam
di- : dua
hepta- : tujuh
tri- : tiga
okta- : delapan
tetra- : empat
nona- : sembilan
penta- : lima
deka- : sepuluh
Contohnya  adalah  NO
2
nama  senyawanya  adalah  nitrogen  dioksida Brady, 1999: 156.
c Ion poliatomik
Ion  poliatomik  merupakan  ion  yang  tersusun  dari  dua  atau  lebih  atom. beberapa aturan penamaan ion poliatomik adalah sebagai berikut:
Beberapa anion poliatomik penamaannya diakhiri –ida. Contohnya adalah
OH
-
nama  ionnya  adalah  ion  hidrosida.  Akhiran  yang  lazim  adalah –it  dan –at,
dan beberapa berawalan hipo-  atau per-. Nonlogam  seperti  Cl,  N,  P  dan  S  membentuk  deret  anion  okso  yang
mengandung  jumlah  oksigen  berbeda.  Penamaanya  terkait  dengan  bilangan oksidasi  atom  nonlogam  yang  mengikat  atom  O,  dimulai  dari  hipo-  hingga  per-,
berdasarkan meningkatnya bilangan oksidasi nonlogam atau meningkatnya jumlah atom oksigen, berikut adalah urutannya:
Hipo
----
it
-----
it
-----
at per
------
at Semua anion oksi dari Cl, Br, dan I membawa muatan -1 Petrucci dkk, 2008: 87.
d Asam dan basa
Asam  adalah  zat  jika  dilarutkan  dalam  air  menghasilkan  ion  hidrogen. Penamaan senyawa asam diawali dengan kata asam kemudian diikuti nama anion
27
dengan akhiran –ida. Contonhya,  HF nama senyawanya adalah asam fluorida Sri
Mulyanti, 2015: 29. Basa adalah zat jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida. Ion
hidroksida  berikatan  dengan  kation  logam  terutama  golongan  alkali,  alkali  tanah dan  logam  alumunium.  Penamaan  senyawa  basa  adalah  nama  logam  diikuti
dengan  nama  hidroksida.  Contohnya,  NaOH  nama  senyawanya  adalah  natrium hidroksida Mulyanti, 2015: 30.
2 Tata nama senyawa organik
Semua  senyawa  organik  mengandung  atom  karbon,  hampir  semua mengandung  hidrogen,  oksigen,  nitrogen  atau  sulfur.  Terdapat  banyak  senyawa
organik  di  alam  dan  molekulnya  juga  rumit,  nama  senyawa  organik  juga  rumit. Penamaan senyawa organik dapat menggunakan nama umum dan nama sitematik
Petrucci dkk, 2008: 90. a
Hidrokarbon Hidrokarbon  merupakan  senyawa  hanya  yang  mengandung  atom  karbon
dan hidrogen. Hidrokarbon dikelompokkan menjadi tiga yaitu: alkana, alkena dan alkuna.  Alkana  adalah  hidrokarbon  yang  hanya  mengandung  ikatan  tunggal.
Contohnya adalah metana CH
4
, etana C
2
H
6
dan propana C
3
H
8
. Alkena adalah hidrokarbon  yang  mengandung  ikatan  rangkap  dua.  Contohnya  adalah  etuna
C
2
H
4
dan propena C
3
H
6
Petrucci dkk, 2008: 91. b
Alkohol Senyawa  hidrokarbon  yang  mengandung  gugus  hidroksil  Petrucci  dkk,
2008:  97.  Contohnya  adalah  CH
3
OH  metanol  dan  C
5
H
5
OH  etanol  Unggul Sudarmo, 2013: 186.
28
c Asam karboksilat
Senyawa hidrokarbon  yang mengandung gugus karboksilat Petrucci dkk, 2008:  97.  Contohnya  adalah  CH
3
COOH  asam  etanoat  atau  asam  asetat  dan HCOOH asam metanoat Sudarmo, 2013: 186.
B. Penelitian yang Relevan