yang berhubungan dengan data yang akan diambil di lapangan. Studi literatur dapat membantu dalam memudahkan proses pengambilan data di lapangan.
3.4.2 Survei dan inventarisasi lapang
Kegiatan survei dan inventarisasi lapang ini bertujuan untuk menghasilkan data awal penelitian. Survei dilakukan dengan melihat kondisi tempat tumbuh
spesies tumbuhan pangan, kondisi umum lokasi di lapangan, kondisi TNKM, masyarakat, dan sekitarnya. Inventarisasi lapang dilakukan dengan mendata
spesies tumbuhan pangan yang ada di sekitar maupun dalam kawasan hutan TNKM. Kegiatan survei dan inventarisasi lapang ini dilakukan sebelum kegiatan
wawancara untuk mengetahui gambaran mengenai spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Dayak Kenyah sekitar TNKM. Hasil dari kegiatan
survei dan inventarisasi lapang ini akan dicocokkan dengan hasil dari kegiatan wawancara dengan kuisioner. Dengan demikian dapat ditemukan perbedaan
antara survei dan inventarisasi lapang dengan wawancara warga, perbedaan tersebut dapat ditanyakan kepada responden.
3.4.3 Wawancara dengan kuisioner
Kegiatan wawancara dengan menggunakan kuisioner dilakukan secara semi terstruktur. Responden ditentukan dengan menggunakan metode purposive
sampling dengan kriteria jenis pekerjaan utama responden. Jumlah responden sebanyak 35 orang. Wawancara ini berkaitan dengan biodata responden, spesies
tumbuhan pangan yang dimanfaatkan, bagian yang dimanfaatkan, proses pengolahan tumbuhan pangan menjadi bahan pangan, lokasi tumbuhan pangan.
Daftar pertanyaan tersaji pada Lampiran 8. Kuisioner adalah metode pengumpulan data melalui formulir yang berisi
pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada responden untuk mendapatkan jawaban dan informasi yang diperlukan peneliti Mardalis 2004.
Gambar 3 Kegiatan wawancara dengan Ketua Adat Desa Long Alango.
3.4.4 Pembuatan dan identifikasi contoh herbarium
Adapun tahapan pembuatan dan identifikasi contoh herbarium adalah sebagai berikut :
1. Spesimen tumbuhan bagian tumbuhan yang akan dijadikan herbarium seperti
daun, biji, buah dipotong sekitar 40 cm 2.
Spesimen tumbuhan diberi label gantung berukuran 3x5 cm. Label gantung berisi nomor koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen,
nama lokal spesimen, dan lokasi pengambilan spesimen. 3.
Setelah diberi label, spesimen tumbuhan disemprotkan alkohol 70 dengan menggunakan sprayer. Pastikan seluruh bagian spesimen tertutup alkohol agar
tidak membusuk. 4.
Setelah itu, spesimen dimasukan dalam lipatan kertas koran dengan rapi. Seluruh bagian spesimen harus tertutup agar memudahkan dalam tahap
pengovenan saat di laboratorium nantinya. 5.
Spesimen-spesimen yang telah tertutup kertas koran kemudian dipres. 6.
Setiap pagi atau siang hari, spesimen tersebut dijemur agar tidak tumbuh jamur.
7. Setelah sampai di laboratorium, spesimen dipres kembali, kemudian dioven
dengan suhu 55 C selama 5 hari.
8. Setelah kering, herbarium diidentifikasi nama ilmiahnya oleh salah satu staff
LIPI Herbarium Bogoriense, Bapak Ismail. 9.
Setelah diketahui nama ilmiahnya, herbarium diberi label berisikan nomor koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal
spesimen, nama ilmiah, famili, habitus, kegunaan, dan lokasi pengambilan spesimen.
10. Setelah diberi label, herbarium ditempelkan pada karton, kemudian ditutup
dengan plastik bening.
3.4.5 Pengolahan data dan analisis data