Potensi Flora dan Fauna Kondisi Masyarakat

Selain dari substrat terrestrial dan keterkaitannya dengan florafauna, TNKM juga memiliki berbagai komunitas perairan, mulai dari sungai besar dengan aliran deras sampai anak sungai kecil atau genangan air dari hujan dan rembesan. Sungai-sungai yang berada pada ketinggian dengan kondisinya yang beranekaragam menyebabkan tingginya keragamanan amfibi dan ikan Dephut 2002b.

4.4 Potensi Flora dan Fauna

Taman Nasional Kayan Mentarang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa bernilai tinggi baik jenis langka maupun dilindungi, keanekaragaman tipe ekosistem dari hutan hujan dataran rendah sampai hutan berlumut di pegunungan tinggi. Beberapa tumbuhan yang ada antara lain pulai Alstonia scholaris, jelutung Dyera costulata, ramin Gonystylus bancanus, Agathis Agathis borneensis, kayu ulin Eusideroxylon zwageri, rengas Gluta wallichii, gaharu Aquilaria malacensis, aren Arenga pinnata, berbagai jenis anggrek, palem, dan kantong semar. Selain itu, ada beberapa jenis tumbuhan yang belum semuanya dapat diidentifikasi karena merupakan jenis tumbuhan baru di Indonesia Dephut 2006. Terdapat sekitar 100 jenis mamalia 15 jenis diantaranya endemik, 8 jenis primata dan lebih dari 310 jenis burung dengan 28 jenis diantaranya endemik Kalimantan serta telah didaftarkan oleh ICBP International Committee for Bird Protection sebagai jenis terancam punah. Beberapa jenis mamalia langka seperti macan dahan Neofelis nebulosa, beruang madu Helarctos malayanus euryspilus, lutung dahi putih Presbytis frontata frontata, dan banteng Bos javanicus lowi Dephut 2006.

4.5 Kondisi Masyarakat

Seluruh kawasan TN Kayan Mentarang dihuni sejak sekitar tiga abad yang lalu oleh kelompok masyarakat suku Dayak. Kira-kira 16.000 jiwa penduduk suku Dayak yang terdiri dari 12 kelompok bahasa yang berbeda, saat ini menghuni 50 desa di dalam dan di sekitar taman nasional. Kepadatan penduduk rata-rata 0,74 orangkm yang meliputi taman nasional dan daerah penyangga. Dalam kesehariannya, masyarakat adat suku Dayak hidup dengan peraturan adat. Terdapat 10 wilayah adat yang masing-masing dipimpin oleh lembaga adat di bawah kepemimpinan kepala adat Dephut 2002b. Masyarakat Dayak sebagian besar memiliki mata pencaharian kombinasi antara pertanian skala kecil, berburu, dan memancing, serta mengumpulkan bahan makanan, bahan bangunan, kayu bakar, dan obat-obatan dari hutan. Penduduk biasa mendapatkan uang tunai melalui kegiatan mengumpulkan dan kemudian menjual hasil-hasil hutan non kayu Dephut 2002a, 2002b. Suku Dayak di sekitar TN Kayan Mentarang terdiri dari berbagai subsuku Dayak antara lain: Kayan, Kenyah, Lundayeh, Merap, Punan, Saben, Tagel, dan lain-lain. Mereka adalah pengelola hutan yang bijak. Sistem pengelolaan yang diterapkan secara turun temurun mewariskan hutan yang dapat dinikmati oleh anak-cucu mereka Uluk et al. 2001. Suku Dayak di TN Kayan Mentarang sangat menggantungkan hidupnya pada hutan. Hidup dan hutan bagi mereka seperti ikan dan air yang menjadi satu kesatuan dan tak terpisahkan. Salah satu bentuk ketergantungan tersebut adalah pemanfaatan bahan pangan yang berasal dari hutan dan sekitarnya. Tumbuhan sebagai sumber karbohidrat yang berasal dari berbagai jenis palem dan umbi- umbian seperti nanga Eugeissona utilis, talang Arenga undulatifolia, lundai Xanthosoma sp., Colocasia gigantea, dan lain-lain Uluk et al. 2001. Selain karbohidrat, Suku Dayak sekitar TNKM memanfaatkan tumbuhan hutan sebagai asupan vitamin dari sayur dan buah-buahan. Beberapa spesies tumbuhan yang digunakan sebagai sayur antara lain: paku bala Stenoclaena palustris, paku bai Diplazium esculentum , paku pa’it Athyrium sozongonense, dan jenis lainnya. Sedangkan jenis buah yang dikonsumsi orang Dayak antara lain: dian da’un Durio oxleyanus, dian kalang Durio zibethinus, mangga Mangifera indica, nakan Artocarpus integer, dan lain sebagainya Uluk et al. 2001. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden