BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
5.1.1 Komposisi jenis kelamin
Dari keseluruhan jumlah responden yang diwawancarai 35 orang, dapat diketahui bahwa komposisi jenis kelamin sebanyak 25 orang laki-laki 71 dan
10 orang perempuan 29 Gambar 5. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,
perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh besar terhadap pembagian kerja responden. Dari 35 responden yang telah diwawancarai, baik laki-laki maupun
perempuan sama-sama berperan dalam mengerjakan kegiatan mereka sehari-hari. Sebagai contoh bertani, baik laki-laki maupun perempuan memiliki peran yang
sama dalam kegiatan seperti mencangkul, merumput, menanam, mencari kayu api, dan kegiatan bertani lainnya, bahkan untuk kegiatan berburu pun sebenarnya
perempuan boleh melakukannya, akan tetapi di Desa Long Alango tidak terdapat perempuan yang ikut berburu. Pemburu yang berjenis kelamin perempuan ini ada
di Desa Long Kemuat sebelah Desa Long Alango. Untuk kegiatan berkebun pun mereka memiliki peran yang sama mulai dari persiapan lahan hingga pemanenan.
Seperti Simatauw et al. 2001 menyebutkan bahwa masyarakat Dayak di Kalimantan merupakan masyarakat yang egaliter. Di beberapa suku, laki-laki dan
perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam pengelolaan sumberdaya alam.
Gambar 5 Komposisi penduduk Desa Long Alango.
71 29
Laki-laki Perempuan
Dalam urusan desa seperti acara pertemuanrapat desa, pemimpin seperti kepala desa, ketua adat, ketua BPTU Badan Pengelola
Tana’ Ulen, dan pemimpin lainnya tetap menjadi kewajiban laki-laki. Badan Pengelola
Tana’ Ulen merupakan suatu badan yang mengelola semua hal yang berhubungan dengan
Tana’ Ulen. Tana’ Ulen merupakan suatu wilayah yang dikeramatkan. Tana’ Ulen ini berada di zona tradisional TNKM karena wilayah ini telah dimanfaatkan
oleh penduduk sekitar sebelum dibentuknya taman nasional. Perempuan-perempuan Desa Long Alango mengurus anak dan urusan
rumah tangga, mereka juga memiliki perkumpulan ibu-ibu PKK untuk menjalin kekeluargaan. Ibu-ibu PKK ini selain mengadakan pertemuan rutin, mereka juga
sering membuat kerajinan khas dayak seperti saung, belanyat, tikar, dan anyaman lainnya yang nantinya akan dijual ke pendatangturis atau mereka gunakan sendiri.
Sedangkan untuk acara kerja bakti membangun desa, antara laki-laki dan perempuan bekerja sama tanpa membedakan gender. Contohnya saja kerja bakti
dalam perbaikan bandara pesawat lokal Susi Air dan MAF semua orang bekerja sama baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga orang tua
yang masih kuat.
a b
Gambar 6 Kerja bakti pelebaran bandara: a perempuan; b laki-laki.
5.1.2 Komposisi kelas umur