= 135 – 18 X≤ 135 + 18
= 117 X≤ 153
Kategori kurang baik = ̅
i
- 1,80SB
i
X≤ ̅
i
- 0,60SB
i
=135 - 1,80x30 X ≤ 3 - 0,60x30
= 135 - 54 X ≤ 135 - 18
= 81 X ≤ 117
Kategori sangat kurang baik =
≤ ̅
i
– 1,80SB
i
= X ≤ 135 - 1,80x30 = X ≤ 135 - 54
= X ≤ 81 Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 7. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor
Kriteria
X 189 Sangat Baik
153 X ≤ 189
Baik 117
X ≤ 153 Cukup
81 X ≤ 117
Kurang X ≤ 81
Sangat Kurang
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan
dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dilakukan peniliti dalam penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti
berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dijabarkan pada bab III. Peneliti melakukan analisis
kebutuhan dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan kepada seorang guru kelas IV SDN Kalasan 1 kecamatan Kalasan,
kabupaten Sleman,Yogyakarta yaitu dengan Ibu SR pada hari Sabtu, tanggal 17 mei 2014 pada pukul 12.30 WIB sampai dengan 13.00 WIB.
Wawancara tersebut
bertujuan untuk
mengetahui dan
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi. Permasalahan tersebut berkaitan dengan
pemahaman mengenai Kurikulum SD 2013 dan berkaitan dengan ketersediaannya perangkat pembelajaran yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran
yang disusun sesuai dengan upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013.
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada satu orang guru kelas IV SDN Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta pada hari Sabtu, tanggal 17 mei
2014. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran yang sesuai
dengan Kurikulum SD 2013. Berikut data hasil wawancara dengan satu orang guru SDNegeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta yang akan
dijelaskan pada setiap butir. Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai pemahaman Ibu terhadap
kurikulum SD 2013. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang penyampaiannya secara utuh
dan menyeluruh holistik dibandingkan dengan kurikulum 2006 dimana setiap pembelajaran disampaikan secara terpisah atau sendiri-
sendiri. Dalam kurikulum 2013 semunaya disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kemasan tema.
Butir pertanyaan kedua yaitu sejauh mana pemahaman Ibu terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang
mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa. Guru tersebut memberikan jawaban bahawa didalam kurikulum 2013 itu sangat berbeda dengan
kurikulum 2006. Dalam kurikulum 2006 lebih menekankan pada pemahaman pengetahuan saja sedangkan dalam kurikulum 2013 ada
empat aspek. Ada empat kompetensi inti yang dipelajari oleh siswa
yaitu kompetensi inti satu dan dua menyangkut kepribadian, kompetensi inti tiga tentang pengetahuan dan komptensi inti empat
tentang keterampilan. Jadi setiap hari setiap pembelajaran anak-anak belajar utuh mengenai keempat aspek tersebut. Diharapkan siswa itu
tidak hanya belajar atau tahu tentang pengetahuan saja tetapi siswa juga memiliki kepribadian yang baik dan juga bisa menerapkan keterampilan
didalam kehidupan sehari-hari. Butir pertanyaan ketiga sejauh mana pemahaman Ibu terkait dengan
pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa intinya semua muatan disatukan dalam
suatu kegiatan pembelajaran, dimana penyampainya tidak boleh terpisah dan bagaimana pandai-pandainya guru dalam menyampaikan
tematik integratif ini sehingga siswa tidak terbebani beberapa muatan tertentu.
Butir pertanyaan keempat sejauh mana pemahaman Ibu terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru
tersebut memberikan jawaban bahwa saintifik itu merupakan pendekatan bukan model. Dalam pendekatan saintifik ada 5 tahap 5M
yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan. Dalam penerapan 5M tersebut tidak harus urut, yang penting 5M itu ada
dalam satu pembelajaran.
Butir pertanyaan kelima Sejauh mana pemahaman Ibu terkait dengan penilaian otentik. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa
penilaian otentik adalah penilaian secara keseluruhan. Artinya setiap kali penilaan harus bisa mengukur semua aspek. Jadi keemapat aspek
mulai dari aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, spiritual harus dilakukan. Makanya ada dua jenis penilaian yaitu penilain proses dan
penilaian produk. Jadi penilaian otentik itu diharapkan setelah melakukan penilaian kita tahu sejauh mana perkembangan setiap aspek.
Butir pertanyaan keenam apakah Ibu masih memerlukan contoh- contoh rubric penilaian non tes. Guru tersebut memberikan jawaban
bahwa beliau sudah memiliki rubrik penilaan non tes. Tetapi jika diberikan lagi contoh rubrik penilaian non tes yang lebih rill atau lebih
efektif dalam pelakasanaanya kami sangat berterima kasih. Karena melihat penilaiannya yang sangat berat jika dibandingkan dengan
KTSP. Guru-guru tahu penilaian otentik itu seperti apa, tetapi penerapanya belum 100 atau belum maksimal, karena keterbatasan
SDM dan sarana prasarana yang belum memenuhi serta masalah yang paling mendasar adalah jumlah murid yang mencapai 40 murid dalam
satu kelas. Butir pertanyaan ketujuh sejauh mana pemahaman Ibu terkait
dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa setiap hari pendidikan karakter
muncul dalam kegiatan pembelajaran. Jadi diharapkan dengan adanya
kurikulum 2013 siswa mempunyai karakter yang kuat. Jadi siswa tidak hanya mempunyai pengetahuan yang kuat tetapi juga didukung dengan
adanya karakter yang kuat dalam diri siswa. Butir pertanyaan kedelapan sejauh mana pemahaman Ibuterkait
dengan jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Guru tersebut memberikan
jawaban bahwa dalam KEMENDIKBUD ada 18 karakter pilar bangsa. Tetapi beliau mengatakan dengan jujur dari kedelapan belas karakter
tersebut beliau tidak hafal apa saja karakter tersebut. Pedomannya adalah karakter itu adalah sikap yang baik, jadi ketika dalam
pemelajaran beliau tidak melihat PERMENDIKBUD sikap apa yang harus dikembangkan, yang terpenting adalah sikap baik apa yang harus
dikuasai siswa dalam pembelajaran yang tetap beliau berikan. Jadi patokannya tidak ada, yang penting sesuatu yang baik beliau anggap
sebagai karakter. Butir pertanyaan kesembilan kesulitan-kesulitan apa yang Ibu alami
dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Mengapa. Guru tesebut memberikan jawaban bahwa semua
perangkat pembelajaran kurikulum 2013 sudah dibuatkan meskipun belum sempurna. Semuanya beliau sesuaikan dengan keadaan sekolah.
Dari beberapa perangkat yang masih membuat beliau kesulitan adalah instrumen atau perangkat untuk penilian. Sampai sekarang ini sekolah
belum menemukan daftar penilaian yang sesuai. Guru – guru baru