motivasi belajar, dapat memberikan penjelasan yang lebih baik dan lengkap terhadap sesuatu permasalahan, memudahkan untuk mengulang
pelajaran, mengadakan latihan dan mengukur kemampuan, karena multimedia memberikan peluang kepada peserta didik untuk berinteraksi
untuk berinteraksi dengan program pembelajaran. Oleh karena itu, kehadiran multimedia dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat.
4. Prinsip-prinsip Desain Multimedia
Prinsip-prinsip multimedia menurut Richard E. Mayer 2009:93,
adalah sebagai berikut:
a. Prinsip multimedia
Murid-murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar- gambar daripada kata-kata saja.
b. Prinsip kedekatan ruang
Murid-murid dapat belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar- gambar terkait disajikan saling berdekatan daripada saat disajikan saling
berjauhan dalam halaman atau layar. c.
Prinsip keterdekatan waktu Murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-
gambar terkait disajikan secara simultan dari pada bergantian. d.
Prinsip koherensi Murid-murid dapat belajar lebih baik jika materi ekstra
disisihkan daripada dimasukkan. Prinsip ini dijabarkan menjadi tiga versi yang saling melengkapi, yaitu
1 Pembelajaran siswa akan tertanggu jika kata-kata dan gambar- gambar menarik, namun tidak relevan, ditambahkan ke presentasi
multimedia. 2
Pembelajaran murid akan terganggu apabila suara dan musik menarik, namun tidak relevan ditambahkan ke presentasi
multimedia. 3
Pembelajaran murid meningkat jika kata-kata, yang tidak diperlukan disingkirkan dari presentasi multimedia.
e. Prinsip modalitas
Murid dapat belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animsi dan teks on-sreen, yakni, murid-murid dapat belajar lebih
baik ketika kata-kata yang ada di dalam pesan multimedia disajikan sebagai teks yang terucapkan daripada teks yang tercetak.
f. Prinsip redundansi
Murid dapat belajar lebih baik lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi, narasi dan teks.
g. Prinsip perbedaan individu
Pengaruh desain lebih kuat bagi murid-murid berpengetahuan rendah daripada murid-murid berpengetahuan tinggi, dan bagi murid-
murid dengan kemampuan spatial tinggi daripada spatial rendah.
5. Pendekatan PAKEMATIK
PAKEMATIK singkatan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan komunikasi.
PAKEMATIK merupakan pengembangan strategi pembelajaran PAKEM Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Perbedaan
antara PAKEMATIK dan PAKEM hanya terletak pada pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran untuk mendukung proses Pembelajaran Aktif
Active Learning dengan tujuan utama meningkatkan kualitas pembelajaran. Jadi, kunci utamanya adalah pada pembelajaran aktifnya
bukan pada pengetahuan teknis mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK karena perangkat TIK hanya akan menjadi media
pendukung pembelajaran. Menurut Rosdijati 1997:1 active learning adalah nama suatu
pendekatan untuk mendidik para siswa dengan memberikan peran yang lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Unsur umum di dalam
pendekatan ini adalah bahwa guru dipindahkan peran kedudukannya, dari yang paling berperan di depan suatu kelas dan mempresentasikan materi
pelajaran, menjadi para siswalah yang berada pada posisi pengajaran diri mereka sendiri, dan guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di
dalam proses itu. Rusman 1991:11 memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif seperti pembelajaran berpasang-pasangan, berdiskusi, bermain peran, debat, studi kasus, terlibat aktif dalam kerja kelompok, atau membuat