Research and Development RD
berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya
yang ada
di permukaan
bumi, mengatur
kesejahteraan dan
pemerintahannya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.
Radius ruang lingkup penelaahan IPS di perguruan tinggi telah berkembang lebih jauh lagi. Pada kesempatan ini, metode pendekatan
sistem harus benar-benar ditetapkan. Metode-metode keilmuan ilmu sosial harus benar-benar diterapkan, baik pada pendekatan masalah sosial sebagai
metode diagnosanya, maupun pada penyusunan alternatif pemecahan masalah masalah yang sesuai dengan diagnosanya. Di perguruan tinggi,
pengajaran IPS harus benar-benar diterapkan untuk mempertajam daya nalar mahasiswa yang akan menjadi sarjana yang cendikiawan.
Ruang lingkup yang dipelajari dalam IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, segala gejala, masalah, dan peristiwa
tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi IPS. Kejadian-kejadian yang langsung kita jumpai di masyarakat
maupun diberitakan di radio, surat kabar, TV, dan yang ditulis dalam buku-buku pelajaran dapat dijadikan bahan untuk dipelajari dalam IPS.
Dengan demikian, sumber dan materi IPS ini dapat dikatakan tidak terbatas.
Mata pelajaran yang dapat dijadikan sumber pada pengajaran IPS yaitu geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, politik, dan sosiologi. Guru
pengajar IPS harus dapat memanfaatkan materi-materi pada mata pelajaran tersebut. Guru harus menaruh perhatian yang penuh kepada apa yang
diuraikan dan yang disajikan pada mata pelajaran yang termasuk ilmu sosial. Jika guru telah menaruh minat yang besar terhadap materi yang
diajarkannnya, maka peserta didik akan menaruh minat yang besar. Oleh karena itu, buku-buku ilmu sosial harus diminati dan disajikan sumber
pada pengajaran IPS oleh guru dan murid. Pengajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi
yang akan memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jauh kebutuhannya sendiri dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus pula mampu menggali materi-materi yang bersumber kepada masyarakat. Gejala dan masalah
yang ada di lingkungan, dijadikan perangsang untuk menarik perhatian para siswa. Tiap hal yang dirasakan sebagai suatu ketimpangan atau
kecanggungan, dapat disajikan untuk dibahas dengan siswa. Dengan demikian guru selalu memberikan makna kepada setiap benda, gejala,
periatiwa, dan masalah sebagai materi IPS. Sehingga melalui proses semacam itu, baik guru maupun peserta didik tidak akan canggung
menghadapi kenyataan sebagai bahan yang harus dibahas dan dipikirkan.