Soal Tes Instrumen Pengumpulan Data
67 validitas dalam SPSS 20 menggunakan menu analyze – correlate –
bivariate. Ketentuan pengambilan keputusan dengan menggunakan batasan r
tabel
dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan r
hitung
r
tabel
maka instrumen dinyatakan valid. Jika nilai korelasi kurang dari batasan yang ditentukan r
hitung
r
tabel
maka instrumen dinyatakan tidak valid Priyatno, 2013: 20. Hasil uji coba soal
terhadap validitas soal dapat dibaca pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda
No. Pearson
Correlation Kategori
1 .462
Valid 2
.296 Tidak Valid
3 .
a
Tidak Valid 4
.414 Valid
5 .414
Valid 6
.438 Valid
7 .399
Valid 8
.425 Valid
9 .399
Valid 10
.113 Tidak Valid
11 .456
Valid 12
.583 Valid
13 .452
Valid 14
.
a
Tidak Valid 15
.397 Valid
16 .432
Valid 17
.011 Tidak Valid
18 .421
Valid 19
.661 Valid
20 .482
Valid
No. Pearson
Correlation Kategori
21 .525
Valid 22
.443 Valid
23 .433
Valid 24
.277 Tidak Valid
25 .205
Tidak Valid 26
.265 TIdak Valid
27 .255
Tidak Valid 28
.179 Tidak Valid
29 -
.156 Tidak Valid
30 .456
Valid 31
.444 Valid
32 .035
Tidak Valid 33
.410 Valid
34 .434
Valid 35
.515 Valid
36 .686
Valid 37
.502 Valid
38 .169
Tidak Valid 39
.817 Valid
40 .239
Tidak Valid
68 Berdasarkan hasil penghitungan validitas menggunakan bantuan
program SPSS 20, diperoleh item atau soal yang valid sebanyak 26 butir soal. Soal yang dinyatakan valid yaitu soal nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
13, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 30,31, 33, 34, 35, 36, 37, dan 39. Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, soal yang valid sudah memenuhi
semua indikator . Rekapitulasi data validitas, taraf kesukaran, dan daya beda
soal dapat dibaca pada lampiran 15. 3.7.4.1.2 Reliabilitas Tes
Menurut Arikunto 2013: 100, reliabilitas adalah keajegan atau konsistensi dari sebuah instrumen. Suatu tes memiliki reliabilitas tinggi apabila
ketika tes tersebut diujikan kembali akan mempunyai hasil yang sama atau konsisten. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan pada kelas IV SD Negeri
Kemandungan 03 dengan tujuan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian. Pengujian reliabilitas dengan menerapkan cronbachs alpha pada
program SPSS versi 20. Menurut Sekaran 1992 dalam Priyatno 2010: 96 “reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan
diatas 0,8 adalah baik”. Hasil penghitungan reliabilitas instrumen hasil belajar dapat dibaca pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil Reliabilitas Soal Uji Coba
Cronbachs Alpha N of Items
,876 26
Berdasarkan Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0,876 lebih besar dari 0,6. Disimpulkan bahwa instrumen soal uji
69 coba reliabel. Berdasarkan penghitungan reliabilitas menghasilkan nilai lebih dari
0,8 maka termasuk kategori baik. 3.7.4.1.3
Taraf Kesukaran Witherington 1967 dalam Sudijono 2009: 371 menjelaskan bahwa
angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesulitan item dikenal dengan istilah angka indeks kesukaran item. Sudijono2009: 371 menambahkan
dalam dunia evaluasi hasil belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P yang besarnya 0,00 sampai dengan 1,0. Berdasarkan rumus yang dikemukakan Du Bois
dalam Sudijono 2009: 372, nilai P didapatkan dari rumus berikut.
Keterangan: P
= indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria yang digunakan yaitu makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut, begitu pula sebaliknya. Kriteria indeks kesulitan soal itu dapat dibaca pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kategori Indeks Taraf Kesukaran.
Rentang Indeks Kategori
0-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
70 Arikunto, 2013: 225
Penghitungan dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007. Penghitungan menghasilkan 5 soal dengan kategori mudah, 19 soal dengan
kategori sedang, dan 2 soal dengan kategori sukar. Hasil perhitungan terhadap taraf kesukaran terdapat ada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran
Kategor i
Nomor Soal ∑
Sukar 4, 34
2 Sedang 1, 5, 7, 9, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 30, 35,
36, 37, 39 19
Mudah 6, 8, 13, 20, 33
5
Jumlah 26
Soal yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai komposisi yang dibaca berdasarkan tingkat kesukarannya yaitu 1 soal sukar, 7 soal sedang dan 2
soal mudah dengan jumlah 10 soal pada setiap siklusnya. Soal yang dipilih sebanyak 20 soal dan memenuhi semua indikator soal yang dibuat peneliti
sebelumnya. 3.7.4.1.4
Daya Pembeda Sudijono 2009: 385 menjelaskan bahwa daya pembeda item adalah
kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan mendiskriminasi antar siswa. Daya pembeda membedakan butir item
berdasarkan siswa yang pandai dengan siswa yang kemampuannya rendah. Indeks
71 dikriminasi item itu umumnya dengan lambang D.perhitungan untuk menentukan
besarnya D, dapat menggunakan rumus berikut.
Keterangan: J
= jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto, 2013: 228.
Keputusan daya pembeda soal dapat diketahui melalui klasifiskasi daya beda. Klasifikasi daya beda dapat dibaca pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Beda Soal.
Rentang Kategori
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
0,70-1,00 Baik Sekali
Negatif Semuanya Tidak
baik Arikunto, 2013: 232.
Penghitungan dapat dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007. Jumlah soal yang di uji daya beda soalnya sejumlah soal yang valid yaitu 26
72 butir soal. Penghitungan menghasilkan 14 soal dengan kategori baik dan 12 soal
dengan kategori cukup. Hasil Rekapitulasi daya pembeda soal terdapat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Daya Beda
No Nomor Butir Soal
Jumlah Klasifikasi 1
- Baik Sekali
2 5, 9, 11, 12, 18, 19, 20,21 30, 31, 33, 36, 37, 39 14
Baik
3 1, 4, 6, 7, 8, 13, 15,16 22, 23, 34, 35,
12 Cukup
4
- Jelek