24 Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, akan membutuhkan bantuan dari guru. Demi terciptanya pembelajaran
yang optimal, siswa yang membutuhkan bantuan tersebut, akan berupaya dengan berbagai cara agar siswa dapat menguasai mata
pelajaran.Siswa mendapatkan kesempatan salah satunya melalui guru.Sebesar 80 , yaitu 24 dari 30 siswa yang berupaya bertanya
kepada guru atau meminta pendapat guru. 25
Keaktifan yang diperoleh selama pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share TPS Berdasarkan kuesioner yang diberikan, nomor butir yang
mengacu pada indikator ini adalah nomor 1dan 2. Seluruh siswa yaitu 30 siswa atau 100 siswa setuju bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
26 Manfaat yang didapatkan selama pembelajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS
Sebanyak 96,67 yaitu 29 dari 30 siswa setuju bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki manfaat dalam proses
pembelajaran akuntansi. 27
Kendala yang dialami selama proses pembelajaran Akuntansi menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share TPS Siswa
dengan berbagai
karakter, memiliki
metode pembelajaran yang berbeda-beda pula. Peneliti ingin mengetahui
siswa yang memiliki kendala dalam proses pembelajaran menggunakan model pembeljaran kooperatif tipe TPS. Sebanyak
70 atau 21 siswa dari 30 siswa kurang setuju adanya kendala dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada
pembelajaran Akuntansi kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1
Yogyakarta.Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Observasi dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1
Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi tersebut, ditemukan adanya permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu rendahnya Keaktifan Belajar
Siswa. Guru juga menggunakan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.Siswa membutuhkan adanya inovasi baru dalam proses
pembelajaran salah satunya dalam penggunaan metode pembelajaran.Oleh karena itu, solusi yang dipilih adalah dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share.materi yang digunakan pada saat penelitian adalah Kompetensi Dasar Pencatatan transaksi dalam Jurnal Khusus.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ini terdiri dari tiga aktivitas utama yaitu think berpikir mandiri, pair berpasangan, dan
share berbagi. Pada aktivitas think, siswa diminta untuk berpikir mandiri. Mandiri dalam berpikir, membaca maupun mengerjakan soal.Menurut Agus
Suprijono 2014:91, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta
didik. Pada aktivitas pair, siswa diminta untuk bepasangan dan berdiskusi
dengan pasangan tersebut. Pasangan dibentuk secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa, supaya dapat bekerjasama dengan kemampuan yang
dimiliki masing – masing siswa.Siswa berpasangan untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan guru. Pada aktivitas shareberbagi, siswa diminta untuk berbagi atau
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Dalam kegiatan
ini terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian secara integratif yang akibatnya peserta didik dapat menemukan struktur dari
pengetahuan yang dipelajarinya Agus Suprijono, 2014:91 Guru mengawali proses pembelajaran dengan menyampaikan materi
pengantar Kompetensi Dasar Pencatatan Transaksi dalam Jurnal Khusus. Metode awal yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah dan tanya
jawab sebelum dilanjutkan dengan Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share.
Pada siklus I, proses pembelajaran belum optimal, dikarenakan siswa belum terlalu paham mengenai tipe TPS. Karenanya, siswa belum optimal
dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan TPS ini. Hal ini ditunjukkan pada kenyataan di lapangan, bahwa terdapat beberapa siswa yang
berdiskusi dengan pasangan ketika aktivitas think, berdiskusi dengan teman pasangan lain ketika aktivitas share.
Kurang optimalnya proses pembelajaran pada siklus I menjadikan bahan refleksi pada siklus II. Pada siklus II. Keaktifan Belajar Siswa mengalami
peningkatan sebesar 6,39 , yakni dari 88,33 menjadi 94,72 . Setiap indikator Keaktifan Belajar Siswa mengalami peningkatan, tidak ada
peningkatan pada indikator siswa menyelesaikan tugas dengan pasangannya karena sudah mencapai 100 pada kedua siklus. Peningkatan yang terjadi
adalah pada indikator siswa mengeksplorasi kemampuannya sendiri think, sebesar 5,6 dari 94,4 menjadi 100 , siswa membahas tugas dengan
pasangannya pair 6,7 yakni sebesar 91,1 menjadi 97,8 , siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya share sebesar 3,3 dari 86,7
menjadi 90 , Siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat kepada guru atau teman sebanyak 14,5 dari 73,3 menjadi 87,8 , siswa mencatat materi
yang dipelajari, 8,9 yakni dari 90 menjadi 98.9 , pada indikator siswa memperhatikan penjelasan pasangan lain atau guru sebesar 3,4 dari 93,3
menjadi 96,7 dan siswa menjawab pertanyaan guru atau teman juga mengalami peningkatan 8,9 , yaitu dari 77,8 menjadi 86,7 .
Data mengenai peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X Akt 2 SMK Negeri 1 Yogyakarta pada saat Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS dapat dilihat padatabel 6 berikut ini. Tabel 6. Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Sharepada siklus I dan siklus II No
Indikator yang diamati Siklus I
Siklus II Peningkatan 1.
Siswa mengeksplorasi
kemampuannya sendiri think. 94,4
100 5,6
2. Siswa membahas tugas dengan
pasangannya pair. 91,1
97,8 6,7
3. Siswa
menyelesaikan tugas
dengan pasangannya . 100
100 4.
Siswa menyampaikan
hasil diskusi kelompoknya share.
86,7 90
3,3 5.
Siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat kepada guru atau
teman. 73,3
87,8 14,5
6. Siswa mencatat materi yang
dipelajari. 90
98,9 8,9
7. Siswa
memperhatikan penjelasan pasangan lain atau
guru. 93,3
96,7 3,4
8. Siswa menjawab pertanyaan
guru atau teman. 77,8
86,7 8,9
Rata-rata keaktifan belajar siswa 88,33
94,72 6,39
Berdasarkan tabeldi atas, Keaktifan Belajar Siswa Kelas X Akt 2 SMK Negeri 1 Yogyakarta mengalami peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat
melalui grafik sebagai berikut:
Gambar 3. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I dan II Berdasarkan Indikator yang Diamati
20 40
60 80
100 120
1 2
3 4
5 6
7 8
P er
se n
tas e
P en
cap aian
Indikator Keaktifan Belajar Siswa yang Diamati
Siklus I Siklus II