soal evaluasi ini, Dik?”. Kemudian siswa tersebut menjawab,“ini soal kelas lima ya? Jelas kok Mbak kalimatnya. Gampang ini, aku tahu jawabannya. Ini gambar
bung Tomo „kan? Aku coba isi semua, aku bisa kecuali yang tanggal-tanggal aku lupa,Mbak
.” Sedangkan siswa kedua berinisial BY yang juga siswa kelas VI saat diberi pertanyaan yang sama setelah membaca dan mengamati soal tersebut siswa
mengatakan,”iya Mbak aku paham soalnya, cuma kalau ngerjain aku nggak inget materinya „dah lupa Mbak. Tapi kalau yang ini aku bisa” siswa menunjuk
gambar tokoh bung Tomo. Kutipan-kutipan di atas berisi komentar dari siswa berinisial SR dan BY
setelah membaca dan mengamati soal evaluasi yang telah diberikan oleh peneliti. Siswa berinisial SR dan BY mengungkapkan bahwa mereka paham dengan soal
evaluasi yang diberikan oleh peneliti dan masih ingat dengan salah satu tokoh dalam materi pembelajaran yang ada di soal evaluasi tersebut. Namun siswa
berinisial BY mengungkapkan bahwa dia lupa dengan materi selain yang gambar tokoh.
Validitas tampilan face validity telah dilakukan oleh peneliti kepada dua siswa kelas VI di SD Kanisius Sengkan yaitu SR dan BY. Hasil dari face validity
yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa soal evaluasi yang digunakan dalam penelitian sudah baik dalam segi bahasa dan tampilan.
3.8.3.2 Uji Validitas Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner motivasi belajar siswa yang bertujuan untuk mengukur motivasi belajar
siswa. Peneliti bersama dengan teman-teman kelompok studi yang menetapkan variabel sama yaitu motivasi, melakukan face validity kepada dosen.
Uji validitas kepada dosen ahli dilakukan sebanyak dua kali. Uji validitas pertama, peneliti bersama teman kelompok studi telah merumuskan tiga indikator
motivasi belajar. Tiga indikator tersebut adalah 1 memiliki keinginan belajar, 2 ulet menghadapi tugas, dan 3 memiliki tujuan belajar. Tiga indikator tersebut
kami konsultasikan kepada dosen ahli dan beliau mengatakan,“ya tidak apa-apa jika kalian sudah memilih ketiga indikator ini asalkan ada sumber yang benar-
benar mengatakan seperti itu . Dan apakah ketiga indikator ini hanya dirumuskan
oleh satu tokoh saja? . Kemudian salah satu teman kelompok studi peneliti
mewakili peneliti dan teman-teman kelompok studi yang lain mengatakan: “tidak
bu, tetapi ketiga indikator yang telah kami rumuskan ini diperoleh dari pertimbangan kami setelah mengkaji teori-teori dari ketiga tokoh yaitu Keke
dalam Aritonang, Sardiman dalam Herline dan Uno karena dari ketiga tokoh tersebut terdapat kesamaan dalam merumuskan indikator motivasi belajar”.
Dosen pun mengatakan, “oke kalau memang begitu, ya sudah tidak apa-apa yang jelas ada sumber yang dapat dipercaya”.
Validitas tampilan face validity yang pertama telah peneliti dan kelompok studi lakukan kepada dosen ahli. Hasil dari face validity pertama yang telah
dilakukan oleh peneliti dan kelompok studi dapat disimpulkan bahwa indikator- indikator yang telah dirumuskan dapat digunakan karena berasal dari pendapat
para ahli yang ada di referensi tentang motivasi.
Pada uji validitas kedua, peneliti bersama kelompok studi datang kembali dan bertemu dengan dosen ahli lagi untuk menanyakan 15 pernyataan yang telah
dibuat dalam lembar kuesioner. Setelah menunjukkan pernyataan tersebut beliau mengatakan:
“saya rasa pernyataan yang telah kalian buat sudah baik, akan tetapi ada yang kurang yaitu pernyataan yang menunjukkan tentang motivasi
secara ekstrinsiknya belum ada, bagaimana jika kalian menambahinya? Agar lembar kuesioner ini dapat benar-benar mengukur motivasi siswa baik dari dalam
atau dari luar diri siswa”. Kutipan tersebut bermakna bahwa pernyataan yang ada pada lembar kuesioner mencakup motivasi baik secara intrinsik maupun
ekstrinsik. Setelah mendapat saran dari dosen pada uji validitas kedua ini, peneliti
bersama teman-teman kelompok studi membuat lima pernyataan yang dapat mewakili pernyataan motivasi ekstrinsik. Kemudian diperoleh lima pernyataan
lagi, peneliti
bersama-sama dengan
teman-teman kelompok
studi mengkonsultasikan kembali ke dosen ahli. Beliaupun mengatakan,
“hem, ya bolehlah kelima pernyataan ini bisa mewakili m
otivasi ekstrinsik”. Kutipan tersebut bagi peneliti bermakna dapat digunakannya kelima pernyataan yang
sudah peneliti dan kelompok studi ajukan ke dosen untuk digunakan dalam lembar kuesioner dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji validitas tersebut maka peneliti dan teman-teman kelompok studi yang membahas variabel yang sama yaitu motivasi belajar pada
penelitian, akhirnya menggunakan 20 pernyataan yang telah disepakati bersama
untuk diuji validitas secara empiris kepada siswa di sekolah lain. Kisi-kisi motivasi belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi untuk Validitas Empiris No.
Indikator Nomor Pernyataan
Jumlah
1. Memiliki keinginan
belajar 1, 2, 3, 4, 5
5 2.
Ulet menghadapi tugas 6, 7, 8, 9, 10
5 3.
Memiliki tujuan belajar 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18,19,20 10
Total pernyataan 20
Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa terdapat 20 pernyataan dalam kuesioner yang pernyataannya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 222-223.
Indikator motivasi yang pertama adalah memiliki keinginan belajar terdapat 5 pernyataan yaitu nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Indikator motivasi yang kedua adalah
ulet menghadapi tugas terdapat 5 pernyataan yaitu nomor 6, 7, 8, 9, dan 10. Sedangkan indikator motivasi yang ketiga adalah memiliki tujuan belajar terdapat
10 pernyataan yaitu nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Peneliti menggunakan perhitungan berdasarkan tabel 10 untuk menghitung hasil kuesioner
motivasi belajar yang diisi siswa.
Tabel. 10 Instrumen Penilaian Kuesioner Motivasi Jenis
Kriteria Penskoran
Objektif 1.
Selalu 4
2. Sering
3 3.
Kadang 2
4. Tidak pernah
1 Nilai yang diperoleh = jumlah kriteria siswa menjawab x penskoran
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa terdapat empat kriteria alternatif jawaban dalam kuesioner motivasi belajar siswa, yaitu selalu, sering,
kadang dan tidak pernah. Penskorannya yaitu jika siswa menjawab selalu, maka
siswa mendapat skor 4. Jika siswa menjawab sering, maka siswa mendapat skor 3. Jika siswa menjawab kadang, maka siswa mendapat skor 2 dan jika siswa
menjawab tidak pernah, maka siswa mendapat skor 1. Peneliti melakukan validitas empiris kepada siswa kelas V SD N
Adisucipto 1. Setelah mendapatkan hasil dari validitas empiris, peneliti melakukan validasi kuesioner tersebut dengan menggunakan bantuan program
komputer yang bernama SPSS 16 dengan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson.
Penggunaan program SPSS dapat menghasilkan tingkat keakuratan hasil perhitungan dan mempercepat proses penghitungan. Hasil penghitungan validitas
dan reliabilitas kuesioner yang telah dilakukan di SD N Adisucipto1 dengan program SPSS dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 245.
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 7 halaman 245 tentang hasil penghitungan kuesioner dengan program SPSS, dapat diketahui bahwa dari 20
pernyataan ada 11 pernyataan yang valid. Peneliti mengetahui kevalidan suatu item yaitu dengan melihat hasil pearson correlation pada tabel output SPSS 16
tersebut. Jika pada nomor item hasil pearson correlation terdapat tanda asterix yang disebut sebagai correlation is significant at the 0,05 level 2-tailed atau
tanda asterix yang disebut sebagai correlation is significant at the 0,01 level 2-tailed
dapat diketahui bahwa item tersebut valid. Correlation is significant at the 0,5 level
2-tailed berarti tingkat signifikannya adalah 5 dan suatu soal dikatakan valid jika hasil pearson correlation lebih kecil dari 0,05. Begitu juga
dengan Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed yang berarti tingkat signifikannya adalah 1 dan suatu soal dikatakan valid jika hasil pearson
correlation lebih kecil dari 0,01. Peneliti juga menghitung reliabilitas kuesioner
setelah menghitung validitas dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil
reliabilitas tersebut dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha Based on
Standardized Items
N of Items .927
.916 11
Berdasarkan tabel 11 perhitungan uji reliabilitas kuesioner diperoleh hasil 0,927 sehingga termasuk dalam kualifikasi reliabilitas “sangat tinggi” karena
berada pada koefisien korelasi 0,091 –1,00 yaitu diperoleh hasil perhitungan
sebesar 0,927. Peneliti memutuskan menggunakan 11 pernyataan untuk mengukur motivasi belajar siswa karena dari hasil uji coba 20 pernyataan dan perhitungan
validitas diperoleh 11 pernyataan yang valid. Kisi-kisi pernyataan kuesioner dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Kisi-Kisi Kuesioner Hasil Validitas Empiris No.
Indikator Nomor Pernyataan
Sebelum Validasi
Setelah Validasi
1. Memiliki keinginan belajar
1, 2, 3, 4, 5 1, 3
2. Ulet menghadapi tugas
6, 7, 8, 9, 10 6, 7, 10
3. Memiliki tujuan belajar
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20
Total pernyataan 20 11
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa terdapat 11 pernyataan yang valid. Pernyataan-pernyataan tersebut sudah mewakili ketiga indikator motivasi
belajar siswa yaitu 1 memiliki keinginan belajar, 2 ulet menghadapi tugas dan 3
memiliki tujuan belajar. Peneliti menggunakan 11 pernyataan yang valid untuk menguji motivasi belajar siswa pada subjek penelitian.
3.8.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal