motivasi belajar siswa yaitu ulet menghadapi tugas. Pernyataan 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 merupakan pernyataan untuk indikator ketiga motivasi belajar siswa yaitu
memiliki tujuan belajar.
3.6.2 Tes
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa 13 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang peneliti kembangkan dari Kompetensi Dasar 2.4
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Instrumen penelitian jenis tes ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS.
3.7 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. Variabel Penelitian dan Pengumpulan
Data. Tabel 4. Variabel Penelitian dan Pengumpulan Data
.
No .
Variabel Kriteria
Jenis Penilaian
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpul
an Data
1. Motivasi
Motivasi belajar
siswa yang
akan diukur terdiri
dari 3 indikator yaitu:
a. Memiliki
keinginan belajar
b. Ulet
menghadapi tugas
c. Memiliki
tujuan belajar
Non tes Lembar
kuesioner Penyebaran
Kuesioner
No .
Variabel Kriteria
Jenis Penilaian
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpul
an Data
2. Prestasi
Belajar Persentase
jumlah siswa
yang mencapai KKM
Tes dan
non tes Tes
tertulis pilihan
ganda dan
rubrik penilaian
afektif, psikomotor
dan produk. Dokumenta
si berupa tes soal
evaluasi dan penilaian
aspek afektif,
psikomotor dan produk
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa peneliti melakukan penelitian terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Peneliti
mengukur motivasi belajar siswa menggunakan lembar kuesioner yang terdiri dari 11 pernyataan yang mencakup tiga indikator motivasi yaitu keinginan belajar, ulet
menghadapi tugas dan memiliki tujuan belajar. Sedangkan pengukuran prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan soal tes berupa 13 soal pilihan ganda dan 5
soal uraian serta penilaian afektif sikap siswa saat menyimak video dan bekerja dalam kelompok diskusi dan penilaian psikomotor penampilan siswa saat
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
3.8. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan untk menguji kevalidan dan kereliabilitasan instrumen perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
Berikut tentang penjelasan tentang validitas dan reliabilitas instrumen pada penelitian ini.
3.8.1 Validitas
Mutu suatu tes selain tampak pada taraf kesukaran, taraf pembeda, tahap reliabilitas juga dapat nampak pada taraf validitas atau kesahihannya. Menurut
Masidjo 2010: 242 validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun validitas yang sering
digunakan dalam penelitian menurut Masidjo 2010:243 yaitu: validitas isi content validity yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu
tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Validitas konstruksi atau konsep construct or concept validity yaitu suatu
validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tes, atau
konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat ukur tersebut, validitas criteria criterion-related validity yaitu suatu validitas yang memperhatikan
hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau bahan pembanding.
Sugiyono 2009:129 mengatakan bahwa suatu validitas yang diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi di lapangan. Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Instrumen
perangkat pembelajaran seperti lembar kuesioner, lembar observasi, silabus, RPP dan soal evaluasi diuji dengan expert jugdement. Menurut Sugiyono 2009:125
yang dimaksud dengan expert jugdement adalah menguji instrumen dengan melakukan penyimpulan pendapat dari ahli. Expert jugdement ini dilakukan
dengan mengacu pada buku-buku referensi tentang motivasi belajar siswa lalu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Validitas instrumen soal ditempuh secara empiris dan diujikan di lapangan.
Perhitungan validitas dibantu dengan program SPSS 16. Tujuan penggunaan SPSS 16 adalah mempermudah peneliti dalam menghitung validitas tes.
3.8.2 Reliabilitas
Menurut Masidjo 2010:310 reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh mana suatu pengukuran dapat
dipercaya dan tetap sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang sama bila diteskan kepada siapa
saja atau kepada siswa dimana saja yang keadaan sekolahnya seimbang dan meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda hasilnya tetap sama.
Reliabilitas dapat diukur dari 3 kriteria yaitu keajegan tes dalam mengukur gejala yang sama dengan waktu yang berbeda stability, kemantapan seberapa
jauh tes meramalkan hasil pengukuran selanjutnya predictability. Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan secara empiris oleh peneliti setelah soal diujikan di
lapangan. Taraf reliabilitas suatu tes dapat dinyatakan dalam suatu koefisien reliabilitas. Masidjo 2010:243 menjelaskan koefisien reliabilitas dapat
dinyatakan dalam suatu bilangan dari negatif sampai 1,00. Koefisien Korelasi Reliabilitas dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Koefisien Korelasi Reliabilitas Masidjo, 2010:243 Koefisien Korelasi
Kualifikasi
0, 91-1, 00 0, 71-0, 90
0, 41-0, 70 0, 21-0, 40
Negatif-0, 20
Sangat tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah
3.8.3 Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen 3.8.3.1 Uji Validitas Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang diuji validitasnya yaitu silabus, RPP, dan soal evaluasi untuk siswa. Ada 3 jenis validitas yang digunakan oleh peneliti
untuk mengukur instrumen pembelajaran tersebut yaitu validitas isi content validity,
validitas konstruk contruct validity dan validitas tampilan face validity
. Peneliti melakukan validitas tersebut agar mengetahui sejauh mana instrumen pembelajaran dan tes yang disusun oleh peneliti benar-benar sesuai dengan
kurikulum. Pada validitas isi peneliti melakukan validasi instrumen pembelajaran kepada ahli expert judgement dalam hal ini dosen bidang studi mata pelajaran
yang diambil
oleh peneliti
dalam penelitian
sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Validitas isi atau Content validity pada instrumen pembelajaran dilakukan
peneliti kepada kepala sekolah dan guru kelas. Validitas kontruks construct validity
peneliti melakukan uji validasi instrumen pembelajaran kepada dosen, kepala sekolah dan guru kelas V. Alasan peneliti melakukan validitas kontruks
karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana instrumen pembelajaran dan tes yang disusun oleh peneliti sudah sesuai dengan suatu konsep atau kontruksi yang
seharusnya menjadi isinya. Selanjutnya validitas tampilan face validity peneliti melakukannya kepada tiga siswa yaitu siswa kelas VI untuk menilai instrumen
soal evaluasi yang berupa pilihan ganda. Peneliti memilih validitas tampilan face validity
untuk mengetahui sejauh mana suatu tes yang telah disusun oleh peneliti mampu mengukur isi tes tersebut berdasarkan pada tampilan dari tes tersebut.
Perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti kemudian diuji validitas isi content validity dan validitas kontruks contruct validity oleh
beberapa ahli yaitu dosen sebagai validator 1, kepala sekolah sebagai validator 2 dan guru sebagai validator 3. Peneliti memilih dosen, kepala sekolah dan guru
karena kemampuannya dianggap sesuai dalam bidang dan lingkup obyek yang akan diteliti oleh peneliti. Peneliti meminta bantuan kepada salah satu dosen yang
mengampu mata kuliah IPS di Universitas Sanata Dharma dengan alasan kerena beliau berlatar belakang pendidikan sarjana yang tentu paham tentang desain
pembelajaran. Validitas yang selanjutnya adalah peneliti meminta bantuan kepada kepala sekolah SD Kanisius Sengkan karena beliau salah satu kepala sekolah yang
menurut peneliti memiliki kemampuan dalam bidang pendidikan terutama di sekolah dasar dan karena beliau memiliki prestasi yang di bidang pendidikan.
Validator yang terakhir yaitu guru kelas, guru kelas yang peneliti pilih adalah guru kelas V.
Instrumen validitas desain pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu silabus, RPP dan Lembar Kerja Siswa. Skor pada setiap komponen penilaian
menggunakan skala Likert. Skor dalam Likert terdiri dari skor 1 dengan kriteria “sangat tidak baik”, skor 2 “tidak baik”, skor 3 “cukup baik”, skor 4 “baik” dan
skor 5 “sangat baik”. Dalam penilaian untuk setiap komponen pada silabus, skor dalam skala Likert yang digunakan adalah 1, 2, 4 dan 5. Peneliti tidak mengikut
sertakan skor 3 karena dianggap skor yang berada diantara tengah-tengah yang bisa dianggap ragu-ragu cukup untuk membenarkan atau menyalahkan. Peneliti
menargetkan 4 untuk dijadikan patokan dalam merevisi atau tidak merevisi baik silabus, RPP maupun Lembar Kerja Siswa yang telah dibuat. Peneliti
menargetkan rerata atau rata-rata yang didapatkan dari setiap komponen atau ahli sama dengan atau lebih dari 4. Akan tetapi jika rerata atau rata-rata skor penilaian
yang diperoleh tidak sesuai target yang ditetapkan maka peneliti akan melakukan revisi baik pada pada silabus, RPP maupun Lembar Kerja Siswa yang telah
dibuat. Komponen penilaian untuk nomor 1 yaitu tentang kelengkapan unsur-
unsur silabus, nomor 2 tentang kesesuaian antara SK, KD dan indikator, untuk nomor 3 tentang kesesuaian kegiatan pembelajaran, nomor 4 tentang kesesuaian
alokasi waktu dengan materi dan kegiatan pembelajaran, nomor 5 tentang tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan, nomor 6 tentang kesesuaian tentang
teknik yang digunakan dengan indikator dan yang terakhir nomor 7 tentang penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis buku. Hasil validitas perangkat
pembelajaran untuk silabus dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Validasi dan Penilaian Silabus
Validator Skor untuk Pernyataan
Rata- rata
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1 5
5 5
5 4
5 5
5 5
4,9 2
5 5
4 4
4 4
4 4
5 4,3
3 5
4 4
4 4
4 4
4 4
4,1 Total Skor
15 14
13 13
12 13
13 13
14 13,3
Rata-rata 5
4,6 4,3
4,3 4
4,3 4,3
4,3 4,6
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa masing-masing validator memberikan skor 4 dan 5. Penilaian ini dapat dilihat pada lampiran 8 halaman
238. Validator 1 yaitu dosen memberikan skor 5 untuk setiap pernyataan kecuali
pernyataan nomor 5. Beliau memberikan skor 4 untuk pernyataan nomor 5. Validator 2 memberikan skor 4 atau 5 untuk setipa pernyataan. Validator 3
memberikan skor 4 untuk setiap pernyataan kecuali pernyataan nomor 1. Beliau memberikan skor 5 untuk pernyataan nomor 1. Hasil rata-rata total skor untuk
setiap pernyataan dari tiga validator adalah antara 4 sampai dengan 5. Peneliti memutuskan untuk tidak melakukan revisi pada silabus karena rata-rata total skor
yang diperoleh melebihi target yang ditetapkan peneliti. Validitas untuk RPP juga divalidasi oleh dosen, kepala sekolah dan guru
yang sama dengan yang memvalidasi silabus. Penilaian RPP juga mempunyai rentang skor 1, 2, 4 dan 5 seperti rentang nilai dalam penilaian silabus. Dalam
RPP terdapat 14 komponen yang dinilai antara lain, komponen nomor 1 tentang kelengkapan unsur-unsur RPP, nomor 2 tentang kesesuaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar, nomor 3 tentang kesesuaian indikator pencapaian kompetensi dengan SK dan KD, nomor 4 tentang kesesuaian rumusan tujuan
pembelajaran dengan indikator, nomor 5 tentang kesesuaian materi ajar dengan SK dan KD, nomor 6 tentang ketepatan dalam pemilihan model atau metode,
nomor 7 tentang tingkat kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan indikator, tujuan dan model, nomor 8 tentang penilaian yang dilakukan dapat mencerminkan
indikator yang digunakan, nomor 9 tentang tingkat kecukupan sumber belajar
yang digunakan, nomor 10 tentang ketepatan pemilihan media, nomor 11 tentang lembar kerja siswa dengan kegiatan pembelajaran, nomor 12 tentang kesesuaian
materi ajar dengan materi pokok, nomor 13 tentang kelengkapan instrumen penilaian dan yang terakhir nomor 14 tentang penggunaan bahasa Indonesia dan
tata tulis baku. Peneliti juga menargetkan rerata atau rata-rata yang didapatkan dari setiap
komponen atau ahli sama dengan atau lebih dari 4 untuk validasi silabus. Akan tetapi jika rerata atau rata-rata skor penilaian yang diperoleh tidak sesuai target
yang ditetapkan maka peneliti akan melakukan revisi pada silabus. Hasil penilaian RPP dari masing-masing validator dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Validasi RPP
Validator Skor untuk Pernyataan
Rata- rata
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21
1 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5,0 2
5 5
5 5
4 4
4 5
5 4
5 4
4 5
5 4
5 4
5 5
5 4,6
3 5
4 4
4 4
4 5
4 5
4 4
4 5
5 4
5 5
4 5
4 4
4,4 Total
Skor 15 14 14 14 13 13 14 14 15 13
14 13
14 15
14 14
12 13
15 14
14 13,9
Rata-rata 5 4,6 4,6 4,6 4,3 4,3 4,6 4,6 5 4,3 4,6 4,3 4,6 5
4,6 4,6 4
4,3 5
4,6 4,6
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa penilaian dari tiga validator untuk setiap pernyataan mendapatkan skor 4 atau 5. Rata-rata skor untuk setiap
pernyataan berkisar antara 4,3 sampai dengan 5, sehingga peneliti memutuskan untuk tidak merevisi RPP karena rata-rata skor yang diperoleh melebihi target
yang ditetapkan peneliti yaitu 4. Peneliti melakukan validasi instrumen perangkat pembelajaran Lembar
Kerja Siswa ke dosen, kepala sekolah dan guru yang memvalidasi juga silabus dan RPP. Hasil perolehan skor untuk validasi lembar kerja siswa dapat dilihat pada
tabel 8.
Tabel 8. Validasi Lembar Kerja Siswa Validator
Skor untuk Pernyataan Rata-
rata 1
2 3
4 5
6 7
8
1 5
5 5
5 5
5 5
5 5,0
2 4
4 5
4 4
4 5
5 4,4
3 2
4 4
4 4
4 2
2 3,3
Total Skor
11 13
14 13
13 13
12 12
12,6 Rata-rata
3,6 4,3
4,6 4,3
4,3 4,3
4 4
Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa penilaian dari tiga validator untuk setiap pernyataan mendapatkan skor 4 atau 5, kecuali penilaian dari
validator 3 yaitu guru. Beliau memberikan skor 2 untuk pernyataan 1, 7 dan 8. Pernyataan nomor 1 adalah kelengkapan unsur-unsur LKS, pernyataan nomor 7
adalah tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi dan pernyataan nomor 8 adalah tampilan LKS indah dan menarik. Rata-rata skor untuk setiap pernyataan berkisar
antara 3,6 sampai dengan 4,6, sehingga peneliti memutuskan untuk tidak merevisi lembar kerja siswa karena rata-rata skor yang diperoleh melebihi target yang
ditetapkan peneliti yaitu 4. Peneliti juga melakukan validitas tampilan face validity selain melakukan
uji validitas isi content validity dan validitas konstruk construct validity. Face validity
hanya dilakukan terhadap soal evaluasi yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian. Peneliti melakukan face validity kepada dua siswa kelas VI di
SD Kanisius Sengkan. Hal ini dengan pertimbangan bahwa siswa kelas VI sudah pernah menerima materi yang terdapat pada soal evaluasi tersebut. Berdasarkan
face validity terhadap siswa berinisial SR yang telah membaca dan mengamati
soal evaluasi tersebut kemudian siswa ditanya, “apakah kamu mudah memahami
soal evaluasi ini, Dik?”. Kemudian siswa tersebut menjawab,“ini soal kelas lima ya? Jelas kok Mbak kalimatnya. Gampang ini, aku tahu jawabannya. Ini gambar
bung Tomo „kan? Aku coba isi semua, aku bisa kecuali yang tanggal-tanggal aku lupa,Mbak
.” Sedangkan siswa kedua berinisial BY yang juga siswa kelas VI saat diberi pertanyaan yang sama setelah membaca dan mengamati soal tersebut siswa
mengatakan,”iya Mbak aku paham soalnya, cuma kalau ngerjain aku nggak inget materinya „dah lupa Mbak. Tapi kalau yang ini aku bisa” siswa menunjuk
gambar tokoh bung Tomo. Kutipan-kutipan di atas berisi komentar dari siswa berinisial SR dan BY
setelah membaca dan mengamati soal evaluasi yang telah diberikan oleh peneliti. Siswa berinisial SR dan BY mengungkapkan bahwa mereka paham dengan soal
evaluasi yang diberikan oleh peneliti dan masih ingat dengan salah satu tokoh dalam materi pembelajaran yang ada di soal evaluasi tersebut. Namun siswa
berinisial BY mengungkapkan bahwa dia lupa dengan materi selain yang gambar tokoh.
Validitas tampilan face validity telah dilakukan oleh peneliti kepada dua siswa kelas VI di SD Kanisius Sengkan yaitu SR dan BY. Hasil dari face validity
yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa soal evaluasi yang digunakan dalam penelitian sudah baik dalam segi bahasa dan tampilan.
3.8.3.2 Uji Validitas Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner motivasi belajar siswa yang bertujuan untuk mengukur motivasi belajar
siswa. Peneliti bersama dengan teman-teman kelompok studi yang menetapkan variabel sama yaitu motivasi, melakukan face validity kepada dosen.
Uji validitas kepada dosen ahli dilakukan sebanyak dua kali. Uji validitas pertama, peneliti bersama teman kelompok studi telah merumuskan tiga indikator
motivasi belajar. Tiga indikator tersebut adalah 1 memiliki keinginan belajar, 2 ulet menghadapi tugas, dan 3 memiliki tujuan belajar. Tiga indikator tersebut
kami konsultasikan kepada dosen ahli dan beliau mengatakan,“ya tidak apa-apa jika kalian sudah memilih ketiga indikator ini asalkan ada sumber yang benar-
benar mengatakan seperti itu . Dan apakah ketiga indikator ini hanya dirumuskan
oleh satu tokoh saja? . Kemudian salah satu teman kelompok studi peneliti
mewakili peneliti dan teman-teman kelompok studi yang lain mengatakan: “tidak
bu, tetapi ketiga indikator yang telah kami rumuskan ini diperoleh dari pertimbangan kami setelah mengkaji teori-teori dari ketiga tokoh yaitu Keke
dalam Aritonang, Sardiman dalam Herline dan Uno karena dari ketiga tokoh tersebut terdapat kesamaan dalam merumuskan indikator motivasi belajar”.
Dosen pun mengatakan, “oke kalau memang begitu, ya sudah tidak apa-apa yang jelas ada sumber yang dapat dipercaya”.
Validitas tampilan face validity yang pertama telah peneliti dan kelompok studi lakukan kepada dosen ahli. Hasil dari face validity pertama yang telah
dilakukan oleh peneliti dan kelompok studi dapat disimpulkan bahwa indikator- indikator yang telah dirumuskan dapat digunakan karena berasal dari pendapat
para ahli yang ada di referensi tentang motivasi.
Pada uji validitas kedua, peneliti bersama kelompok studi datang kembali dan bertemu dengan dosen ahli lagi untuk menanyakan 15 pernyataan yang telah
dibuat dalam lembar kuesioner. Setelah menunjukkan pernyataan tersebut beliau mengatakan:
“saya rasa pernyataan yang telah kalian buat sudah baik, akan tetapi ada yang kurang yaitu pernyataan yang menunjukkan tentang motivasi
secara ekstrinsiknya belum ada, bagaimana jika kalian menambahinya? Agar lembar kuesioner ini dapat benar-benar mengukur motivasi siswa baik dari dalam
atau dari luar diri siswa”. Kutipan tersebut bermakna bahwa pernyataan yang ada pada lembar kuesioner mencakup motivasi baik secara intrinsik maupun
ekstrinsik. Setelah mendapat saran dari dosen pada uji validitas kedua ini, peneliti
bersama teman-teman kelompok studi membuat lima pernyataan yang dapat mewakili pernyataan motivasi ekstrinsik. Kemudian diperoleh lima pernyataan
lagi, peneliti
bersama-sama dengan
teman-teman kelompok
studi mengkonsultasikan kembali ke dosen ahli. Beliaupun mengatakan,
“hem, ya bolehlah kelima pernyataan ini bisa mewakili m
otivasi ekstrinsik”. Kutipan tersebut bagi peneliti bermakna dapat digunakannya kelima pernyataan yang
sudah peneliti dan kelompok studi ajukan ke dosen untuk digunakan dalam lembar kuesioner dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji validitas tersebut maka peneliti dan teman-teman kelompok studi yang membahas variabel yang sama yaitu motivasi belajar pada
penelitian, akhirnya menggunakan 20 pernyataan yang telah disepakati bersama
untuk diuji validitas secara empiris kepada siswa di sekolah lain. Kisi-kisi motivasi belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi untuk Validitas Empiris No.
Indikator Nomor Pernyataan
Jumlah
1. Memiliki keinginan
belajar 1, 2, 3, 4, 5
5 2.
Ulet menghadapi tugas 6, 7, 8, 9, 10
5 3.
Memiliki tujuan belajar 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18,19,20 10
Total pernyataan 20
Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa terdapat 20 pernyataan dalam kuesioner yang pernyataannya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 222-223.
Indikator motivasi yang pertama adalah memiliki keinginan belajar terdapat 5 pernyataan yaitu nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Indikator motivasi yang kedua adalah
ulet menghadapi tugas terdapat 5 pernyataan yaitu nomor 6, 7, 8, 9, dan 10. Sedangkan indikator motivasi yang ketiga adalah memiliki tujuan belajar terdapat
10 pernyataan yaitu nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Peneliti menggunakan perhitungan berdasarkan tabel 10 untuk menghitung hasil kuesioner
motivasi belajar yang diisi siswa.
Tabel. 10 Instrumen Penilaian Kuesioner Motivasi Jenis
Kriteria Penskoran
Objektif 1.
Selalu 4
2. Sering
3 3.
Kadang 2
4. Tidak pernah
1 Nilai yang diperoleh = jumlah kriteria siswa menjawab x penskoran
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa terdapat empat kriteria alternatif jawaban dalam kuesioner motivasi belajar siswa, yaitu selalu, sering,
kadang dan tidak pernah. Penskorannya yaitu jika siswa menjawab selalu, maka
siswa mendapat skor 4. Jika siswa menjawab sering, maka siswa mendapat skor 3. Jika siswa menjawab kadang, maka siswa mendapat skor 2 dan jika siswa
menjawab tidak pernah, maka siswa mendapat skor 1. Peneliti melakukan validitas empiris kepada siswa kelas V SD N
Adisucipto 1. Setelah mendapatkan hasil dari validitas empiris, peneliti melakukan validasi kuesioner tersebut dengan menggunakan bantuan program
komputer yang bernama SPSS 16 dengan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson.
Penggunaan program SPSS dapat menghasilkan tingkat keakuratan hasil perhitungan dan mempercepat proses penghitungan. Hasil penghitungan validitas
dan reliabilitas kuesioner yang telah dilakukan di SD N Adisucipto1 dengan program SPSS dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 245.
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 7 halaman 245 tentang hasil penghitungan kuesioner dengan program SPSS, dapat diketahui bahwa dari 20
pernyataan ada 11 pernyataan yang valid. Peneliti mengetahui kevalidan suatu item yaitu dengan melihat hasil pearson correlation pada tabel output SPSS 16
tersebut. Jika pada nomor item hasil pearson correlation terdapat tanda asterix yang disebut sebagai correlation is significant at the 0,05 level 2-tailed atau
tanda asterix yang disebut sebagai correlation is significant at the 0,01 level 2-tailed
dapat diketahui bahwa item tersebut valid. Correlation is significant at the 0,5 level
2-tailed berarti tingkat signifikannya adalah 5 dan suatu soal dikatakan valid jika hasil pearson correlation lebih kecil dari 0,05. Begitu juga
dengan Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed yang berarti tingkat signifikannya adalah 1 dan suatu soal dikatakan valid jika hasil pearson
correlation lebih kecil dari 0,01. Peneliti juga menghitung reliabilitas kuesioner
setelah menghitung validitas dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil
reliabilitas tersebut dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha Based on
Standardized Items
N of Items .927
.916 11
Berdasarkan tabel 11 perhitungan uji reliabilitas kuesioner diperoleh hasil 0,927 sehingga termasuk dalam kualifikasi reliabilitas “sangat tinggi” karena
berada pada koefisien korelasi 0,091 –1,00 yaitu diperoleh hasil perhitungan
sebesar 0,927. Peneliti memutuskan menggunakan 11 pernyataan untuk mengukur motivasi belajar siswa karena dari hasil uji coba 20 pernyataan dan perhitungan
validitas diperoleh 11 pernyataan yang valid. Kisi-kisi pernyataan kuesioner dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Kisi-Kisi Kuesioner Hasil Validitas Empiris No.
Indikator Nomor Pernyataan
Sebelum Validasi
Setelah Validasi
1. Memiliki keinginan belajar
1, 2, 3, 4, 5 1, 3
2. Ulet menghadapi tugas
6, 7, 8, 9, 10 6, 7, 10
3. Memiliki tujuan belajar
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20
Total pernyataan 20 11
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa terdapat 11 pernyataan yang valid. Pernyataan-pernyataan tersebut sudah mewakili ketiga indikator motivasi
belajar siswa yaitu 1 memiliki keinginan belajar, 2 ulet menghadapi tugas dan 3
memiliki tujuan belajar. Peneliti menggunakan 11 pernyataan yang valid untuk menguji motivasi belajar siswa pada subjek penelitian.
3.8.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal
Instrumen soal yang digunakan peneliti adalah 40 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Peneliti melakukan uji validitas empiris terhadap soal yang telah
dibuat pada kelas VI SD Kanisius Sengkan yang berjumlah 30 siswa. Peneliti melakukan uji validitas empiris di kelas VI dengan pertimbangan kelas VI sudah
pernah mempelajari materi di kelas V yang akan diteliti. Kisi-kisi 40 soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 13 dan kisi-kisi soal uraian dapat dilihat pada tabel
13.
Tabel 13. Kisi-kisi Soal Evaluasi untuk Validitas Empiris Bentuk
Soal Indikator
Nomor Soal Pilihan
Ganda Uraian
Objektif Menjelaskan latar
belakang terjadinya
peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. 18, 35
1 Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam
peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. 1, 9, 23
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
12, 33 Menjelaskan
latar belakang
terjadinya peristiwa Ambarawa.
40 2
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Ambarawa.
2, 22, 31 Menceritakan urutan rangkaian terjadinya
peristiwa Ambarawa. 10, 11, 24
Menjelaskan latar
belakang terjadinya
peristiwa Bandung Lautan Api. 26, 28
3 Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat
dalam peristiwa Bandung Lautan Api. 6, 7, 13
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.
3, 37 Menjelaskan
latar belakang
terjadinya peristiwa Medan Area.
27, 32 Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat 4, 39
4
Bentuk Soal
Indikator Nomor Soal
Pilihan Ganda
Uraian
dalam peristiwa Medan Area. Menceritakan urutan rangkaian terjadinya
peristiwa Medan Area. 25, 38
Menyebutkan isi Perjanjian Linggarjati. 5, 8
Menyebutkan 1
satu tokoh
penting kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa
Perjanjian Linggarjati. 14, 21
5
Menyebutkan latar
belakang terjadinya
Agresi Militer Belanda I. 20, 34
Menjelaskan urutan peristiwa terjadinya Agresi Militer Belanda I.
16, 29, 36 Menyebutkan
1 satu
tokoh penting
kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa Perjanjian Renville.
17, 30
Menyebutkan peranan dari tokoh penting kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa
Perjanjian Linggarjati. 15, 19
Total 40
5
Peneliti melakukan perhitungan skor hasil uji validitas empiris. Validitas soal tersebut dilakukan sama seperti kuesioner yaitu dengan menggunakan
program SPSS 16 dengan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal evaluasi tersebut. Hasil perhitungan
program SPSS 16 dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 246-247. Berdasarkan hasil perhitungan validasi menggunakan SPSS 16 yang ada
pada lampiran 7 halaman 246-247 mengenai hasil validitas soal evaluasi dapat diketahui bahwa dari 45 soal evaluasi yang terdiri dari 40 soal pilihan ganda dan 5
soal uraian terdapat 40 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang valid. Cara peneliti mengetahui kevalidan soal tersebut adalah dengan melihat hasil person
correlation pada tabel SPSS 16 tersebut. Jika pada nomor soal hasil person
correlation terdapat tanda asterix yang disebut sebagai correlation is
significant at the 0,05 level 2-tailed atau tanda asterix yang disebut
sebagai correlation is significant at the 0,01 level 2-tailed berarti nomor soal tersebut valid. Correlation is significant at the 0,5 level 2-tailed berarti tingkat
signifikannya adalah 5 dan suatu soal dikatakan valid jika hasil Pearson Correlation
lebih kecil dari 0,05. Begitu pula dengan Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed
yang berarti tingkat signifikannya adalah 1 dan suatu soal dikatakan valid jika hasil Person Correlation lebih kecil dari 0.01. Selain itu,
peneliti juga menentukan kevalidan soal dengan membandingkan r tabel dengan r hitung. Adapun r tabel yang dituntut untuk N=32 adalah 0,349 Sugiyono, 2009.
Ada pula cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kevalidan soal tersebut dengan melihat hasil significant2-tailed lebih kecil dari 0,05 dan 0,01.
Setelah mengetahui 13 soal pilihan ganda 5 soal uraian yang valid, peneliti menghitung reliabilitas soal tersebut dengan SPSS 16. Hasil reliabilitas 13 soal
pilihan ganda dan 5 soal uraian yang valid tersebut dapat dilihat pada tabel 14 dan tabel 15.
Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Pilihan Ganda Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.814 13
Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa perhitungan reliabilitas 13 soal pilihan ganda yang telah valid diperoleh hasil perhitungan reliabilitasnya
yaitu 0,814. Hasil perhitungan reliabilitas 0,814 termasuk dalam kualifikasi reliabilitas “tinggi” karena berada pada koefisien korelasi reliabilitas antara 0,71-
0,90. Berdasarkan kualifikasi tersebut peneliti memutuskan untuk menggunakan 13 soal pilihan ganda yang telah valid dan reliabel.
Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Uraian Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.766 6
Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa perhitungan reliabilitas 5soal uraian yang telah valid diperoleh hasil perhitungan reliabilitasnya yaitu 0,766.
Hasil perhitungan reliabilitas 0,766 termasuk dalam kualifikasi reliabilitas “tinggi” karena berada pada koefisien korelasi reliabilitas antara 0,71-0,90.
Berdasarkan kualifikasi tersebut peneliti memutuskan untuk menggunakan 5 soal uraian yang telah valid dan reliabel.
Berdasarkan hasil uji coba dan perhitungan validitas soal evaluasi tersebut dari 45 soal evaluasi diperoleh 13 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang valid.
Peneliti dapat menggunakan 18 soal tersebut untuk melakukan evaluasi siswa di akhir pertemuan. Peneliti menggunakan 18 soal karena indikator yang telah
dirumuskan oleh peneliti telah terwakili dari soal tersebut. Peneliti menyusun 18 soal evaluasi yang valid sesuai dengan indikator belajar ke dalam kisi-kisi seperti
pada tabel 16.
Tabel 16. Kisi-kisi Soal Evaluasi
Bentuk Soal
Indikator Nomor Soal
Pilihan Ganda
Uraian Objektif Menjelaskan latar belakang terjadinya
peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. 1
Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
1
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
2
Menjelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Ambarawa.
2
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Ambarawa.
3
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya peristiwa Ambarawa.
4
Menjelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.
3
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Bandung Lautan Api.
5
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.
6
Menjelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Medan Area.
7
Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Medan Area.
4
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya peristiwa Medan Area.
8
Menyebutkan isi Perjanjian Linggarjati. 9
Menyebutkan 1 satu tokoh penting kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa
5
Bentuk Soal
Indikator Nomor Soal
Pilihan Ganda
Uraian
Perjanjian Linggarjati. Menyebutkan latar belakang terjadinya
Agresi Militer Belanda I. 10
Menjelaskan urutan peristiwa terjadinya Agresi Militer Belanda I.
11
Menyebutkan 1 satu tokoh penting kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa
Perjanjian Renville. 12
Menyebutkan peranan dari tokoh penting kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa
Perjanjian Linggarjati. 13
Total 40
5
3.8.4 Indeks Kesukaran IK Soal
Indeks Kesukaran IK suatu item dapat diketahui dari banyak siswa yang menjawab benar. Taraf Kesukaran suatu item dinyatakan dalam suatu bilangan
indeks yang disebut indeks kesukaran, yang sering disebut IK. Indeks Kesukaran adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang
diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh sari suatu item Masidjo, 2010: 189. Untuk menghitung bilangan indeks kesukaran suatu item
dipergunakan rumus sebagai berikut : IK =
al SkorMaksim
N B
Keterangan Rumus:
IK =
Indeks Kesukaran B
= Jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari
suatu item N
= Kelompok siswa
Skor Maksimal =
Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari suatu item
N × Skor Maksimal = Jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh
siswa dari suatu item Setelah diperoleh indeks kesukaran dari setiap item dalam suatu tes diharapkan
dapat diketahui taraf kesukaran item-item yang bersangkutan. Untuk memperoleh gambaran item tentang taraf kesukaran suatu item dapat dipergunakan kualifikasi
IK Masidjo, 2010: 189 pada tabel 17.
Tabel 17. Kualifikasi IK IK
– IK Kualifikasi IK
0,81 – 1,00
Mudah Sekali MS 0.61
– 0,80 Mudah Md
0,41 – 0,60
SedangCukup SdC 0,21
– 0,40 Sukar Sk
0,00 – 0,20
Sukar Sekali SS Peneliti juga menghitung indeks kesukaran 45 soal evaluasi yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya. Perhitungan taraf kesukaran 40 soal pilihan ganda ada pada lampiran 7 halaman 243
dan taraf kesukaran 5 soal uraian ada pada lampiran 7 halaman 244 dan kisi-kisi indeks kesukaran 45 soal evaluasi
tersebut dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18. Kisi-kisi IK Item Soal Bentuk
Soal Indikator
Nomor Soal Kriteria
Pilihan Ganda
Uraian MS Md C Sk SS Objektif Menjelaskan
latar belakang terjadinya
peristiwa 10
1 √
Bentuk Soal
Indikator Nomor Soal
Kriteria Pilihan
Ganda Uraian MS Md C Sk SS
November 1945 di Surabaya.
Menyebutkan tokoh- tokoh
yang ada
dalam peristiwa 10 November 1945 di
Surabaya. 1
√
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya
peristiwa 10
November 1945 di Surabaya.
2 √
Menjelaskan latar
belakang terjadinya peristiwa Ambarawa.
2 √
Menyebutkan tokoh- tokoh yang terlibat
dalam peristiwa
Ambarawa. 3
√
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya
peristiwa Ambarawa. 4
√ Menjelaskan
latar belakang terjadinya
peristiwa Bandung
Lautan Api. 3
√
Menyebutkan tokoh- tokoh yang terlibat
dalam peristiwa
Bandung Lautan Api. 5
√
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya
peristiwa Bandung
Lautan Api. 6
√
Menjelaskan latar
belakang terjadinya peristiwa
Medan 7
√
Bentuk Soal
Indikator Nomor Soal
Kriteria Pilihan
Ganda Uraian MS Md C Sk SS
Area. Menyebutkan tokoh-
tokoh yang terlibat dalam
peristiwa Medan Area.
4 √
Menceritakan urutan rangkaian terjadinya
peristiwa Medan
Area. 8
√
Menyebutkan isi
Perjanjian Linggarjati.
9 √
Menyebutkan 1
satu tokoh penting kemerdekaan
Indonesia dalam
peristiwa Perjanjian Linggarjati.
5 √
Menyebutkan latar
belakang terjadinya Agresi
Militer Belanda I.
10 √
Menjelaskan urutan peristiwa terjadinya
Agresi Militer
Belanda I. 11
√
Menyebutkan 1
satu tokoh penting kemerdekaan
Indonesia dalam
peristiwa Perjanjian Renville.
12 √
Menyebutkan peranan dari tokoh
penting kemerdekaan Indonesia
dalam peristiwa Perjanjian
13 √
Bentuk Soal
Indikator Nomor Soal
Kriteria Pilihan
Ganda Uraian MS Md C Sk SS
Linggarjati.
Total 40
5
3.9 Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data dari hasil observasi langsung terhadap siswa dan data hasil prestasi belajar siswa.
3.9.1 Analisis Data Motivasi Siswa
Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Kanisius Sengkan pada mata pelajaran IPS yang harus dilampaui adalah 68. Media audio-visual pada pembelajaran IPS
di kelas VB SD Kanisius Sengkan digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi belajar siswa pada siklus I. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat
melalui 3 indikator yang telah ditetapkan. Indikator 1 adalah memiliki keinginan belajar, indikator 2 ulet menghadapi tugas dan indikator 3 adalah memiliki tujuan
belajar. Terdapat 11 pernyataan dalam kuesioner motivasi tersebut dan masing- masing pernyataan terdapat 4 alternatif jawaban. Jawaban siswa dihitung
berdasarkan kriteria pada tabel 19.
Tabel 19. Kriteria Perhitungan Kuesioner Jenis
Kriteria Penskoran
Objektif a.
Jika siswa menjawab tidak pernah
Skor = × 1 b.
Jika siswa menjawab kadang Skor = × 2
c. Jika siswa menjawab sering
Skor = × 3 d.
Jika siswa mejawab selalu Skor = × 4
Nilai yang diperoleh = jumlah kriteria siswa menjawab × penskoran Berdasarkan tabel 19 tentang kriteria perhitungan jawaban kuesioner siswa
maka hasilnya akan dihitung dengan menggunkan model acuan Penilaian Acuan
Patokan PAP tipe I. Peneliti telah menetapkan suatu batas penguasaan bahan pengajaran atau kompetensi minimal yang dianggap dapat meluluskan passing
skor dari keseluruhan bahan yakni 65 yang diberi nilai cukup. Dengan kata lain
passing score prestasi belajar yang dituntut sebesar 65 dari total skor yang
seharusnya dicapai, lalu diberi nilai cukup. Jadi, passing score terletak pada presentil 65. Tuntutan pada presentil 65 juga sering disebut presentil maksimal.
Disebut presentil maksimal karena passing score pada presentil 65 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang sangat tinggi, yang berarti
bahwa tuntutan ketiga syarat dan keadaan belajar siswa termasuk pada tingkat
tinggi Masidjo, 2010:153. Untuk nilai-nilai di atas dan di bawah cukup
diperhitungkan berdasarkan tabel 20.
Tabel 20. Acuan PAP tipe 1 Tingkat penguasaan
kompetensi Nilai huruf
Keterangan
90-100 A
Sangat Termotivasi 80-89
B Termotivasi
65-79 C
Cukup Termotivasi 55-64
D Kurang Termotivasi
Dibawah 55 E
Sangat Kurang Termotivasi
Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui bahwa siswa dikatakan termotivasi jika tingkat penguasaan kompetensi siswa berada pada 65-100 atau siswa
dikatakan termotivasi jika siswa mendapat skor minimal C atau cukup termotivasi. Ketiga indikator motivasi belajar masing-masing dihitung sebagai
berikut:
A. Indikator 1: Memiliki Keinginan Belajar
Dalam lembar kuesioner terdapat 2 pernyataan yang mewakili indikator pertama tentang memiliki keinginan belajar. Perhitungan pada indikator ini dapat
dilihat pada tabel 21.
Tabel 21. Perhitungan Indikator 1
Skor maksimal 2 pernyataan × jawaban selalu 4 = 8
Skor minimal 2 pernyataan × jawaban tidak pernah 1 =
2 Range
8 – 2 = 6
Dari tabel 21 dapat diketahui bahwa range pada indikator 1 adalah 6. Dari range tersebut akan dicari batas nilai untuk penggolongan motivasi belajar siswa.
Batas nilai tersebut dicari berdasarkan PAP Tipe 1 . Batas nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 22.
Tabel 22. Batas Nilai Indikator 1
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Skor yang
Diperoleh Siswa
Nilai Huruf
Keterangan
90 × 6 = 5,4 6-8
A Sangat Termotivasi
80 × 6 = 4,8 5
B Termotivasi
65 × 6 = 3,9 4
C Cukup Termotivasi
55 × 6 = 3,3 3
D Kurang Termotivasi
Dibawah 55 Dibawah
3 E
Sangat Kurang Termotivasi
Dari tabel 22 dapat diketahui bahwa pada indikator 1 memiliki keinginan belajar, siswa dikatakan termotivasi jika mendapat skor minimal 4. Pada kondisi
awal hanya ada 43,75 atau 14 dari 32 siswa yang termotivasi. Target pencapaian pada indikator 1 adalah 50 atau minimal 16 dari 32 siswa yang termotivasi.
Persentase siswa pada indikator 1 tentang memiliki tujuan belajar dapat dihitung sebagai berikut:
Persentase siswa yang memiliki tujuan belajar: =
ruhsiswa jumlahselu
i termotivas
ayangcukup jumlahsisw
× 100
B. Indikator 2: Ulet Menghadapi Tugas
Dalam lembar kuesioner terdapat 3 pernyataan yang mewakili indikator kedua motivasi belajar siswa yaitu ulet menghadapi tugas. Perhitungan pada
indikator ini dapat dilihat pada tabel 23.
Tabel 23. Perhitungan Indikator 2
Skor maksimal 3 pernyataan × jawaban selalu 4 = 12
Skor minimal 3 pernyataan × jawaban tidak pernah 1
= 3 Range
12 – 3= 9
Dari tabel 23 dapat diketahui bahwa range pada indikator 2 adalah 9. Dari range tersebut akan dicari batas nilai untuk penggolongan motivasi belajar siswa.
Batas nilai tersebut dicari berdasarkan PAP Tipe I . Batas nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 24.
Tabel 24. Batas Nilai Indikator 2 Tingkat Penguasaan
Kompetensi Skor yang
Diperoleh Siswa
Nilai Huruf
Keterangan
90 × 9 = 8,1 8-12
A Sangat Termotivasi
80 × 9 = 7,2 7
B Termotivasi
65 × 9 = 5,8 6
C Cukup Termotivasi
55 × 9 = 4,9 5
D Kurang Termotivasi
Dibawah 55 Dibawah 5
E Sangat Kurang
Termotivasi
Dari tabel 24 dapat diketahui bahwa pada indikator 2 ulet menghadapi tugas, siswa dikatakan termotivasi jika mendapat skor minimal 6. Pada kondisi awal
hanya ada 53,12 atau 17 dari 32 siswa yang termotivasi. Target pencapaian pada indikator 1adalah 60 atau minimal 19 dari 32 siswa yang termotivasi. Persentase
siswa pada indikator 2 tentang ulet menghadapi tugas dapat dihitung sebagai berikut:
Persentase siswa yang ulet menghadapi tugas: =
ruhsiswa jumlahselu
i termotivas
ayangcukup jumlahsisw
× 100 C.
Indikator 3: Memiliki Tujuan Belajar Dalam lembar kuesioner terdapat 6 pernyataan yang mewakili indikator
ketiga motivasi belajar siswa yaitu meniliki tujuan belajar, oleh karena itu perhitungan pada indikator ini dapat dilihat pada tabel 25.
Tabel 25. Perhitungan Indikator 3
Skor Maksimal 6 pernyataan × jawaban selalu 4 = 24
Skor minimal 6 pernyataan × jawaban tidak pernah 1 = 6
Range 24
– 6 = 18 Dari tabel 25 dapat diketahui bahwa range pada indikator 3 adalah 18. Dari
range tersebut akan dicari batas nilai untuk penggolongan motivasi belajar siswa. Batas nilai tersebut dicari berdasarkan PAP Tipe I . Batas nilai tersebut dapat
dilihat pada tabel 26.
Tabel 26. Batas Nilai Indikator 3 Tingkat Penguasaan
Kompetensi Skor yang
Diperoleh Siswa
Nilai Huruf
Keterangan
90 × 18 = 16,2 16-24
A Sangat Termotivasi
80 × 18 = 14,4 14-15
B Termotivasi
65 × 18 = 11,7 12-13
C Cukup Termotivasi
55 × 18 = 9,9 10-11
D Kurang Termotivasi
Dibawah 55 Dibawah 10
E Sangat Kurang
Termotivasi Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa pada indikator 3 motivasi belajar
siswa yaitu memiliki tujuan belajar, siswa dikatakan termotivasi jika mendapat skor minimal 12. Pada kondisi awal hanya ada 50 atau 16 dari 32 siswa yang
termotivasi. Target pencapaian pada indikator 3 adalah 60 atau minimal 19 dari 32 siswa yang termotivasi. Persentase siswa pada indikator 3 motivasi belajar
siswa yaitu ulet menghadapi tugas dapat dihitung sebagai berikut:
= ruhsiswa
jumlahselu i
termotivas ayangcukup
Jumlahsisw × 100
3.9.2 Analisis Data Prestasi
Tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa menggunakan tes dengan bentuk soal objektif dalam pilihan ganda dan non tes yang bentuknya
afektif, psikomotor dan produk. Berikut ini adalah cara menganalisis atau menghitung hasil belajar siswa.
3.9.2.1 Tes
1. Analisis data prestasi berupa 13 soal pilihan ganda dan 5 uraian. Hasil belajar siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Yamin, 2005: 160:
Skor =
N B
× 100 Keterangan:
B = Jumlah soal yang dijawab benar N = Jumlah seluruh butir soal
2. Siswa yang mencapai nilai KKM. Nilai KKM mata pelajaran IPS yang telah
ditentukan di SD Kanisius Sengkan adalah 68. Persentase siswa KKM =
a JumlahSisw
KM aMencapaiK
JumlahSisw
× 100 3.
Peneliti membandingkan tingkat prestasi belajar pada kondisi awal dengan kondisi akhir dengan menggunakan rata-rata siswa yang mencapai KKM.
Prestasi belajar dikatakan berhasil jika memenuhi target yang telah ditentukan yaitu sebesar 70 siswa mencapai nilai KKM dari kondisi awal prestasi
belajar siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 50.
3.9.2.2 Non Tes
1. Penyekoran Rubrik Penilaian Afektif menggunakan penilaian seperti
dibawah ini: Nilai afektif =
9 han
SkorPerole
× 100 2.
Penskoran Rubrik Penilaian Psikomotor menggunakan penilaian seperti di bawah ini:
Nilai psikomotorik =
6 han
SkorPerole
× 100 3.
Penghitungan nilai akhir siswa: Nilai akhir =
3 tif
NilaiKogni motor
NilaiPsiko if
NilaiAfekt
3.8 Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian akan dilakukan pada tahun 2013 dengan pemetaan sebagai berikut:
Tabel 27. Jadwal Penelitian No.
Kegiatan Tahun 2013
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Ags
1. Penyusunan proposal
2. Pengajuan proposal
3. Penyusunan rancangan
penelitian 4.
Pelaksanaan penelitian 5.
Pembuatan laporan hasil penelitian
6. Ujian skripsi
7. Revisi
74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini, ada dua hal yang diuraikan oleh peneliti. Dua hal tersebut adalah hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya. Berikut
penjelasan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini:
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 April 2013 dan 22 April 2013. Penelitian dilaksanakan 2 kali pertemuan dalam satu siklus. Data penelitian
diperoleh melalui siklus pertama yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun hasil penelitian dapat peneliti uraikan
sebagai berikut:
4.1.1 Paparan Kegiatan Siklus I
Siklus I ini dilaksanakan melalui empat tahap berikut:
4.1.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi permintaan ijin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Sengkan.
Permintaan ijin tersebut dilakukan peneliti pada bulan September 2012. Setelah kepala sekolah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian, peneliti menemui
guru IPS kelas V untuk berdiskusi menentukan waktu untuk pengumpulan data awal dengan wawancara, observasi dan dokumentasi data nilai. Pengumpulan data
awal ini berlangsung mulai tanggal 20 September 2013.