Tinjauan Psikologis-Pedagogis Penerapan pembelajaran aktif

Apa dan Mengapa Strategi Pembelajaran Aktif | 257 Dalam konteks inilah, kehadiran Pembelajaran aktif diharapkan dapat mendorong pendidikguru agar semakin kreatif dalam memilih dan menerapkan strategi, metode, dan teknik mengajar. Sehingga secara psikologis-pedagogis, pembelajaran aktif secara nyata memiliki relevansi dalam kerangka mewujudkan proses belajar yang memberdayakan peserta didik.

3. Landasan Teologis-Relijius Islami

Disamping landasan yuridis formal dan pedagogis-psikologis tersebut, sesungguhnya ada landasan teologis-relijius Islami yang harus kita pedomani yakni nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ayat al-Qur’an, dan Hadits Nabi saw yang banyak menuntut pendidikguru mu’addib murobbi untuk senantiasa melakukan perubahan, berkreasi, dan berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tugas jihad fisabilillah, li i’lai kalimatillah melalui dunia pendidikan. Di antara ayat al-Quran yang mendukung penerapan strategi pembelajaran aktif adalah antara lain QS. Al-Nahl: 125. Dalam ayat tersebut diisyaratkan, bahwa dalam menyampaikan pesan atau materi digunakan banyak metode. Dengan variasi metode, seorang pendidik dapat dengan mudah memahamkan materi pelajaran kepada peserta didik. Sementara hadits Rasul SAW yang mendukung pelaksanaan pembelajran aktif di antaranya adalah HR. Muslim dan Al-Bukhari yang berarti, “mudahkanlah, dan jangan engkau persulit; gembirakanlah, dan jangan engkau takut-takuti”. Hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik tersebut secara jelas mengisyaratkan, bahwa membuat mudah pemahaman dan kondisi menyenangkan merupakan dua prinsip yang harus ada dalam proses pembelajaran. Guru tidak boleh hanya memberikan penjelasan, namun siswa secara aktif dilibatkan dalam proses yang terlingkup dalam observing, questioning, experimenting, associating, dan communicating. Dengan lima kegiatan tersebut, peserta didik jauh dari suasana kelas yang menakutkan dan menegangkan. Sebaliknya, kondisi pembelajaran harus dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, dan mengasyikkan. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN AKTIF Pembelajaran aktif memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada eksplorasi informasi dan pembangunan konsep oleh peserta didik 2. Atmosfer pembelajaran mendukungkondusif proses pembelajaran. Guru mengembangkan keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan oleh guru. 3. Peserta didik juga merasa nyaman mengemukakan pendapat atau menanggapi pendapat orang lain karena lebih banyak berinteraksi antar peserta didik. 258 | Modul Fikih 4. Peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan mengerjakan berbagai hal membaca, melihat, mendengar, melakukan eksperimen dan berdiskusi yang berkaitan dengan materi pembelajaran 5. Peserta didik dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kooperatif yang membutuhkan tanggung jawab individual sekaligus ketergantungan positif antar anggota kelompok 6. Peserta didik dirangsang untuk menggunakan kemampuan berfikir kritis, analisa dan evaluasi. 7. Peserta didik terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Dalam perkembangan penerapan strategi pembelajaran aktif, ditemukan beberapa istilah yang berasosiasi dengan SPA antara lain: pendekatan saintifik, problem vase learning, project based learning, CTL Contextual Teaching and Learning, dan discovery – inquiry Learning. Berbagai strategi tersebut secara substansial memiliki kesamaan tujuan dan bersifat saling melengkapi antara satu strategi dengan lainnya, meskipun secara istilah menjelma dengan nama yang berbeda. Dalam konteks relevansinya dengan penerapan pembelajaran aktif, paparan selanjutnya adalah penjelasan ringkas mengenai pendekatan saintifik, problem based learning, project based learning, discovery dan inquiry learning. Beberapa istilah tersebut secara substansial menjelaskan bahwa pembelajaran harus mengaktifkan peserta didik dalam proses. Di sisi yang dapat dipahami dari beberapa pendekatan dan model pembelajaran tersebut, bahwa SPA memiliki sifat yang fleksibel dan dapat dimodifikasi sesuai karakteristik mata pelajaran dan standar kompetensi yang ditetapkan pada setiap jenjang pendidikan.Selanjutnya akan dibahas macam-macam pendekatan pembelajaran yang mendukung penerapan strategi pembelajaran aktif – kreatif. PENDEKATAN SAINTIFIK SCIENTIFIC APPROACH Pendekatan saintifik merupakan sebuah kegiatan pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah yang biasa dilakukan para ilmuan dalam melakukan penelitiannya. Setiap penelitian diawali dengan pengamatan, merumuskan pertanyaan menemukan permasalahan, untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan uji coba atau eksperimen, dilanjutkan dengan penalaran, dan akhirnya mengkomunikasikan hasil temuan dengan membuat laporan. Adopsi pendekatan saintifik ke dalam proses permbelajaran, secara sederhana dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran harus mencakup lima langkah sebagaimana yang biasa dilakukan seorang ilmuwan. secara detail, keaktifan siswa dapat ditemukan dalam lima langkah kegiatan proses pembelajaran yang berbasis pada kurikulum 2013 yang mengembangkan Observing, Questioning, Experimenting, Associating, Commucating. Lima hal ini dapat dijabarkan dalam indikator berikut: Observing. Observingmemiliki indikator: Melihat, Membaca, Mendengar, Mencermati, Memperhatikan tayangan, Menyimak Tanpa dan dengan Alat. Contoh: Apa dan Mengapa Strategi Pembelajaran Aktif | 259 Peserta didik memperhatikan tayangan mencermati pelafalan huruf hijaiyah untuk mata pelajaran al-Quran. a Questioning. Questioningmemiliki indikator: Menanya, Memberi umpan balik, dan Mengungkapkan. Dialog mendalam secara klasikal untuk mengungkap bagaimana melafalkan huruf hijaiyah berdasarkan hasil pengamatan terhadap tutortayangan video.Dalam kegiatan ini peserta didik melakukan tanya jawab tentang pelafalan huruf hijaiyah yang berkaitan dengan: 1 Bagaimana melafalkan huruf yang mudah diucapkan? 2 Bagaimana cara melafalkan huruf yang makhrajnya berdekatan? 3 Bagaimana cara melafalkan huruf hijaiyah dengan harakatnya? b Experimenting memiliki indikator: berpikir kritis, mendiskusikan, dan mengeksperimen. Dalam kegiatan experimenting, peserta didik melakukan kegiatan : 1 Melafalkan huruf hijaiyah secara berulang sampai pengucapannya benar secara individu,kelompok maupun klasikal, 2 Melafalkan huruf hijaiyah berharakat secara berulang sampai pengucapannya benar secara individu,kelompok maupun klasikal, 3 Mendemonstrasikan pelafalan huruf hijaiyah secara berulang sampai pengucapannya benar, baik secara individu, kelompok maupun klasikal. c Associating. Associatingmemiliki indikator: menghubungkan dengan materi lain, dan membuat rumusan. Dalam kegiatan associating, peserta didik melakukan kegiatan: 1 Menentukankarakteristik pelafalan huruf hijaiyah dan harakatnya mata pelajaran al-Quran 2 Mengidentifikasi huruf hijaiyah dari tingkat yang paling mudah dan sukar mata pelajaran al-Quran 3 Membuat klasifikasi pelafalan huruf-huruf hijaiyah d Communicating. Communicatingmemiliki indikator: mempresentasikan, mendialogkan, dan menyimpulkan. Dalam kegiatan ini, peserta didik melakukan kegiatan, semisal: 1 Menirukan pelafalan huruf per-huruf sesuai makhraj, secara klasikal, kelompok maupun individual 2 Mendemonstrasikan pelafalan huruf hijaiyah dengan baik dan benar 3 Mengevaluasi demonstrasi pelafalan huruf hijaiyah 4 Membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru PROBLEM BASED LEARNING PBL Pembelajaran didahului dengan mengajukan permasalahan kepada mahasiswa, kemudian mereka diarahkan untuk melakukan penelitian kelompok. Dosen membantu kelompok mendapatkan informasi yang tepat dan menata laporan hasil penelitian untuk disampaikan kepada seluruh kelas. Terakhir, mahasiswa dipandu untuk melakukan refleksi, analisis, dan evaluasi proses dan hasil penelitian mereka. 260 | Modul Fikih Contoh langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah: 1 Guru memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2 Guru membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain -lain. 3 Guru mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4 Guru membantu mahasiswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5 Guru membantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. PROJECT BASED LEARNING Project based learning atau disebut juga dengan Project based working adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk barang atau jasa, melalui proses produksi pekerjaan yang sesungguhnya. Barrows Tamblyn 1980 mendefiniskan “…the learning which result from the process of working towards the understanding of, or resolution of, a problem”. Singkatnya, PBL adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan penyelesaian masalah. Pelaksanaan Model Pembelajaran adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Guru menyampaikan strategi pembelajaran dengan pendekatan project work, Guru menyampaikan alternatif judulnama produkjasa yang dapat dipilih peserta, Guru menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi yang akan dipelajari oleh peserta didik dalam setiap judulnama produkjasa, Guru menyusun dan menetapkan pedoman penilaian kompetensi sesuai dengan judul project work, dan Guru memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik dengan memanfaatkan lembar bimbingan. Adapun model pembelajaran berbasis proyek ini kegiatan bagi peserta didik adalah: Peserta didik memilih salah satu judulnama produkjasa,